4 alasan Kaum wahabi sangat membenci Gololongan Ahlusunnah Wal Jama'ah (Aswaja)
1. AJARANNYA
Ajaran Wahabi ini selalu mengatakan Ajarannya mengikuti Al-Qur'an dan As-sunnah. Selalu mengikuti apa yang difirmankan Oleh Allah di dalam Al-Qur'an dan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW di dalam hadits shohih. Mereka mengaku berpegang teguh kepada Firman Allah Ta'alaa dan Sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Jargon ajaran mereka adalah "Kembali kepada Al-Qur'an dan Hadist Shohih, Tinggalkan Bid'ah" mereka menisbatkan diri mereka dalam ajaran yang suci nan benar ini karena menganggap ajaran di luar dari faham wahabi itu salah semua. maka jangan heran jika kaum wahabi ini selalu menganggap dirinya paling benar dalam beriman (bertauhid) dan beramal sholeh.
Padahal Kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits shohih ini sebenarnya kembali kepada terjemahan AL-Qur'an dan hadits saja, tidak pernah namanya memahaminya dengan tafsiran para Ulama. Buktinya, mereka mengimani ayat Mutasyabihat secara dzohir, secara terjemahan saja. Mereka mempercayai Allah memiliki tangan, memiliki kaki, wajah, memiliki kursi dilangit, bertempat tinggal di Arsy. Jikalah kita mengatakan pemahaman mereka ini seperti pemahaman Mujassimah, lalu mereka akan membantah dengan mengatakan. "Itu Rasulullah SAW sendiri yang berbicara bukan saya, itu sabda Rasul bukan saya, saya hanya mengikuti apa yang Rasulullah SAW sabdakan di dalam haditsnya".
Padahal hadits yang dibaca secara terjemahan saja tanpa tafsiran yang baik. Jadi kalau kita mengatakan mereka membacanya menurut terjemahannya saja tidak salah bukan? dan tentunya ini bukanlah fitnah.
2. PENDIRINYA
Karena pendirinyalah yang mendoktrin para pengikutnya sedemikian rupa. Pendiri daripada ajaran ini adalah Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Najd Saudi Arabia yang lahir tahun 1703 M, ajaran beliau ini mengaku untuk memurnikan Tauhid, karena 600 tahun sebelumnya para penduduk di Arab melakukan perbuatan syirik selama ini (sungguh fitnah yang keji terhadap Aswaja), dan pendirinya ini mengatakan syirik, khurafat dan lain sebagainya kepada penduduk Mekkah pada saat itu. Jadi jangan heran jika dakwah pendirinya ini selalu ditolak di daerah tempat tinggalnya bahkan ditentang oleh kakak kandungnya sendiri yaitu Syaikh Sulaiman Abdul wahab, hingga membuat buku tentang adiknya akan ajaran kesesatan adiknya tersebut, dalam kitab : Ash-Shawaiq AlIlahiyyah fi Radd ‘alal Wahhabiyyah, yang dicetak pada tahun 1328 H.
3. PENGIKUTNYA
Karena pendirinya dan ulamanya ini mengajarkan ajaran yang demikian. maka jangan heran jikalah para pengikutnya dari dahulu hingga saat ini mereka suka mengatakan "Bid'ah, Sesat, Syirik, Khurafat, Musyrik dan lain sebagainya", wajar saja, karena pendirinya saja seperti itu. Dan jangan heran pula jikalah para pengikutnya ini sangat benci dengan kaum muslimin yang bergolongan Ahlusunnah Wal Jama'ah (Madzab Syafi'i, Hanbali, Hanafi dan Maliki) hingga sampai saat ini.
Jika Aswaja melakukan amalan tahlilan, maulidan, tabarukkan, yasinan, dzikiran, shalawatan dan amalan-amalan lainnya yang mereka tidak amalkan dan kerjakan. Jangan heran, jika lisan mereka itu akan mengatakan "Bid'ah, Sesat, Syirik, Khurafat, Musyrik dan lain sebagainya " .
Itulah lisan mereka, itulah akhlak mereka kepada sesama muslim yang tak sefahaman dengan ajarannya. Itu karena menganggap ajaran mereka paling suci akan ketauhidan dan amalan. Dan menganggap dirinya paling benar dan lainnya adalah salah.
Ajaran mereka ini, ulamanya selalu memberitahu kepada para jama'ahnya untuk menghafal 1 hadits saja, yaitu :
"kullu bid'atin dholalah wa kullu dholalah finnar"
Yang artinya :
"Setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu masuk neraka”.
Dari amalan tahlilan, tabaruk, yasinan dan lain sebagainya, mereka hanya menggunakan 1 hadist saja dalam menyesatkan. Yaitu hadits di atas. Sungguh miris bukan?
Jama'ahnya belajar 1 hadits saja sudah bisa menyesatkan seluruh amalan Ahlusunnah? hanya terpaku hadits tersebut. Dan yang lebih parahnya lagi, mereka yang suka menyesatkan ini adalah yang tidak hafal Al-Qu'ran, tidak hafal 1 hadits-pun, tidak faham tafsiran, Ilmu tajwid, tidak berbahasa arab, tidak memahami arab gundul dan mereka sendiri tidak tahu makna dari kata "Kullu" (hadits yang selalu mereka bawakan), mereka ini mengatakan seluruh bid'ah sesat, tapi mereka sendiri membagi bahwasannya ada Bid'ah Dunia dan Agama.
Sungguh aneh bukan? Pernyataannya itu ternyata kontradiktif dengan apa yang mereka pelajari dari hadits di atas. Mereka mengatakan seluruh bid'ah sesat, tapi mereka sendiri mengatakan bid'ah itu terbagi menjadi beberapa. Sedangkan ketika Aswaja membagi pula bid'ahnya yang ada hasanah, langsung ngamuk-ngamuk dan mencak-mencak. ketika kita mengatakan, "Katanya semua bid'ah sesat, kok dibagi menjadi bid'ah dunia dan agama juga ajaranmu?". Lalu mereka akan menjelaskan, "Begini bla..bla..blaa. "
Wahabi boleh membagi bid'ah, sedangkan kita (aswaja) tidak boleh membagi bid'ah. Lucu bukan? memang sangat benar-benar menganggap ajarannya paling benar sendiri dan yang lain salah, berarti tidak salah kalau wahabi ini menganggap paling benar sendiri ajarannya? Bukan fitnah kan?
4. KELUAR PENGAJIAN
Di setiap pengajiannya mereka diajarkan masalah khilafiyah dengan rasa penuh kebencian, jadi jangan heran jikalah para jama'ahnya setiap baru keluar majelis. Mereka akan merasa paling benar, merasa paling nyunnah, merasa paling baik. Jika ada orang yang melakukan bid'ah (dari penglihatannya) maka jangan heran lisan mereka itu akan mencaci-maki saudara seimannya yang melakukan perbuatan tersebut. Keluar pengajian itu seharusnya mendapatkan ilmu lalu berakhlak baik, ini ko sebaliknya? Aneh bukan?
Itulah ke empat sebab kenapa Kaum wahabi sangat membenci Ahlsunnah Wal Jama'ah. Jadi jangan heran jikalah mereka sangat membenci kita. Karena kita sendiri dianggap sebagai pelaku bid'ah, syirik, khurafat, musyrik dan lain sebagainya.
La hawla wa la quwwata illah billah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar