Oleh: Hafid Karmi Al Julaniy
*Pengkaji di Forum Kajian Kitab Kuning Aswaja (FK3A) Jawa Barat, Peneliti di Muntada al-Tsaqafah al-Islamiyyah Wil. Jawa Barat, dan Cucu dari Ulama NU di Jampang Tengah Sukabumi yang Juga Merupakan Pejuang Kemerdekaan
Orang menyangka saya ini pendatang baru di jagat media sosial (medsos), padahal saya adalah pengamat yang setia mengikuti perkembangan dunia Islam. Saya ini dari kampung, “ndeso” kalau kata Kaesang. Tapi cara pandang-ku “ngota” insyaAllah. Meski tak punya TV, tapi saya punya akun medsos. Ba’da memanjatkan syukur kepada Allah yang Maha Ghafur, mari bershalawat kepada Habibana wa Nabiyana Kangjeng Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Tak lupa mohon perkenannya mengirimkan al-Fatihah untuk Mbah-ku rahimahullahu ta’ala yang telah mengajarkan saya ngaji Tafsir Jalalain di Masjid Kecil di Pelosok Kampung Sana. Mbah-ku itu bukan hanya tokoh di lingkungan NU, tapi juga salah satu pejuang kemerdekaan dan merasakan perlawanan terhadap penjajah. Al-Fatihah…
Kembali ke judul; Rahasia Mengapa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ditembak? Judulnya serem karena saya lihat judul-judul tulisan sebelumnya yang saya baca juga serem-serem; “Obituari HTI”, “Syahidnya HTI”, HTI Dibunuh”, Kader HTI Dihabisi”, dll pokoknya tema kematian semua. Saya juga buat judul yang kekinian-lah, tapi tidak beraroma kematian, sebab boleh jadi HTI itu mati suri, atau tiba-tiba bangkit dari kubur seperti kisah di salah satu majalah yang yangan populer waktu sama sekolah dulu.
Sebelumnya, saya ini kutip dulu pendapat salah satu pejabat negara ini, q"Kami meminta kepada seluruh pihak, agar bisa menyampaikan dan mengingatkan saudara-saudara kita yang sebelumnya telah terasuki ajaran dari HTI ini agar dapat kembali ke ajaran Islam yang benar," ujar Soedarmo Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di salah satu media online terpercaya.
Saya benar-benar terkejut, apa gerangan dengan ajaran HTI? Jangan-jangan ajaran setan yang bisa merasuki tubuh manusia dan membuat kesurupan. Setelah saya membaca buku-buku HT(I) mulai Nizham al-Islam sampai dengan al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah Juz III dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, kok tidak ditemukan ajaran setan ya. Semuanya adalah ajaran Islam. Semuanya ada dalam kitab-kitab klasik masa lampau. Ini saya yang bodoh atau bapak itu yang kurang belajar?
Saat saya membaca Ilmu Tafsirnya HT, kok rasanya Aswaja banget, apalagi ketika bahas ta’wil ayat mutasyabihat, Asy’ari banget. Ketika baca ilmu haditsnya, seakan saya sedang muraja’ah Muqaddimah Ibnu Shalah atau Tadrib al-Rawi-nya al-Suyuthi. Saat saya tengok ushul fiqihnya, kok rasa al-Ghazali dalam al-Mustasfa dan al-Amidi dalam al-Ihkam ya. Ketika menyelami kitab tashawwufnya, Min Muqawwimat al-Nafsiyyah al-Islamiyyah serasa baca kitab Riyadh al-Shalihin dengan tambahan aroma pergerakan. Kitab al-Daulah al-Islamiyyah juga rasa Tarikh al-Khulafa-nya al-Suyuthi dengan tambahan motivasi untuk mendirikan kembali. Sistem ekonomi, politik, pemerintahan hingga pidana, rasa-rasanya saya tidak menemukan ajaran yang menyimpang. Selaras dengan pendapat ulama masa lalu atau bahkan melengkapinya. Baca dan rasakan saja, karena rasa tak pernah bohong, bukan?
Lantas apa itu ajaran HTI yang dianggap membahayakan hingga akhirnya HTI ditembak? Tak lain adalah Khilafah. Lah khilafah kan ajaran Islam, bukan ajaran setan. Saya tidak habis pikir mengapa begitu takut dengan khilafah? Dari sinilah jawaban atas pertanyaan diatas mulai terjawab. HTI ditembak karena membuat kesalahan yang sangat fatal menurut penguasa. "Kesalahan" HTI itu satu, yaitu karena mendakwahkan Islam yang apa adanya dari A sampai Z, mulai aqidah, syariah hingga khilafah. Itu saja.
Mengapa khilafah dianggap berbahaya bagi mereka yang tak menghendaki Islam bangkit? Karena khilafah akan menjadi simpul yang merekatkan simpul lainnya yang sekarang sudah terurai. Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ngadauh,
لتُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ، عُرْوَةً عُر ْوَةً، فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ، تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا، وَأَوَّلُهُنّ نَقْضًا الْحُكْمُ، وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ.
Artinya: "Sungguh simpul-simpul Islam akan terurai satu persatu, setiap kali satu simpul terlepas manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya, dan simpul yang pertama lepas adalah al-hukm (pemerintahan) dan yang terakhir adalah shalat"
Hadits ini diriwayatkan dalam kitab Musnad Ahmad (21655); Shahih Ibnu Hibban (6715), al-Mustadrak al-Hakim (Juz 4, hlm 92); al-Mu’jam al-Kabir al-Thabarani (7486); Musnad Syamiyyin al-Thabarani (1602); Syu’abul Iman Al-Baihaqi (5277); al-Sunnah li Abi Bakrin al-Khalali (1349); al-Sunnah li Abdillah bin Ahmad (juz 1, hlm 356).
Terurainya ajaran Islam itu secara bertahap dan kontinyu sebagaimana dinyatakan Imam al-Munawi ketika mengutip dari Abul Baqa’ bahwa ia berkata: dengan i'rab nashab karena sebagai haal (keadaan), perkiraan maknanya: terurai secara berurutan, yang awal sebagaimana perkataan mereka (orang arab): masuklah yang awal dan yang awal, maksudnya satu demi satu (al-Munawi, Faidhul Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir juz 5 hlm. 263).
Ajaran pertama di dalam Islam yang mengalami penyimpangan hingga akhirnya lenyap. Hal ini juga selaras dengan apa yang dijelaskan Imam al-Shan’ani dalam menjelaskan fase kekusaan di dunia ini: digantinya hukum-hukum Islam dengan hukum-hukum thaghut (al-Shan’ani, al-Tanwir Syarh Jami’ al-Shaghir, juz 9 hlm. 33).
Adapun yang lepas terakhir adalah shalat, yaitu ketika orang sudah menyepelekan shalat dan kalaupun ada yang shalat mereka tidak ikhlas. Sebagaimana disebutkan al-Imam al-Munawi: hingga orang-orang desa dan juga banyak dari orang-orang kota yang tidak segera shalat (hingga keluar waktu shalat), dan diantara mereka shalat dengan riya’ dan pura-pura (al-Munawi, Faidhul Qadir, juz 5 hlm. 263).
Sekarang saya makin mengerti mengapa HTI ditembak, karena HTI inginkan khilafah tegak kembali. Padahal khilafah itu (sebagai ajaran Islam) sudah dilepaskan sejak lama. Mereka ingin semua simpul ajaran Islam lepas tak terkecuali termasuk shalat. Kalau sampai khilafah hadir kembali, maka ia akan merajut kembali simpul-simpul ajaran Islam yang lain. Hari ini kita sedang ditimpa musibah besar ketika simpul-simpul Islam telah terlepas oleh kaum muslimin karena usaha orang kafir yang tidak ridha terhadap dinul Islam. Usaha HTI untuk mengembalikan simpul pertama yang dilepas yaitu al-hukm (pemerintahan) akan menjadi sebab terikat kembali simpul lainnya.
Bersabar dan istiqamahlah saudaraku. Mari kita bershalawat kepada kanjeng Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam…
26 Juli 2017
Di Tatar Pasundan, saat kesedihan sedang melanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar