Rabu, 29 November 2017

SEMANGAT PARA PEJUANG ISLAM

Gentarkan saja musuhmu, karena :
• Musuh tidak akan gentar jika engkau hanya duduk bersila mencukupkan diri dengan ilmu saja.
• Musuh tidak akan gentar jika engkau hanya menjadi ahli ibadah yang tidak menghiraukan keadaan saudaramu.
• Musuh tidak akan gentar jika engkau hanya mengajak manusia pada pendapatmu dan berlisan tajam pada yang di luar kelompokmu.
• Musuh tidak akan gentar jika engkau hanya mendakwahi manusia ke tauhid menurut tafsiranmu, yaitu "tauhid" yang menjadikan lisanmu tajam terhadap ulama dan ahli kiblat.

Musuhmu akan gentar :
• Ketika kalian mulai bersatu, merangkul satu sama lain serta tidak merasa diri paling benar.
• Ketika umat Islam kembali mendidik generasinya seperti didikan salafussholeh, yaitu didikan yang akan menghasilkan manusia-manusia seperti Khalid bin Walid, Qa'qa', Mutsanna, Shalahuddin Al Ayyubi, Sultan Al Fatih, Khairuddin Barbarosa, Zombie dan lainnya.
• Ketika umat Islam sudah mulai bersatu menggalang kekuatan untuk kembali membangun khilafah yang telah runtuh pada tahun 1924 lalu.
• Ketika umat Islam mengikuti sifat salafussholeh yang Allah gambarkan dalam surat Al Fath ayat 29, bahwa mereka keras terhadap orang kafir dan lembut terhadap orang mukmin, bukan sebaliknya.

Tanyakan pada sejarah tentang :
• Kejayaan umat Islam dahulu, apakah ia tercapai hanya mencukupkan diri dengan mengkaji kitab saja?
• Pahlawan mujahid yang "menjadikan" khilafah Islam menjadi bangsa terkuat pada masanya, apakah cukup dengan menghadiri ta'lim saja kemudian suka menyalahkan yang lainnya?

Jikalau seandainya kita mau insaf, sungguh jawabannya adalah bahwa mereka dididik untuk mempunyai ghirah terhadap agamanya. Tertanam dalam diri mereka jiwa perjuangan dan pantang mundur, bukan jiwa "Saluli" yaitu pengikut Abdullah bin Ubay bin Salul yang suka berpaling dari medan juang serta menggembosi perjuangan kaum muslimin. Hanya saja jika hati sudah tertutup dengan fanatik buta maka sulit menerima kebenaran dari yang lainnya.

Hadanallaahu wa iyyaakum
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)".
(Al-Anfaal: 60).

🌼🌼🌼🌻🌻🌻
• Apakah anda pernah melaksanakan ibadah Haji?
dalam ibadah haji, lebih kurang 3 juta orang dari berbagai negara berkumpul di Arafah Mekah pada waktu yang hampir bersamaan.

Sebuah fenomena perkumpulan manusia terbanyak dalam waktu bersamaan berkumpul di satu titik. Dan sangat sulit terjadi dibelahan bumi mana pun. Kini fenomena itu terpecahkan, dengan sebuah gerakan bernama Aksi Bela Islam yang terjadi pada 2 Desember 2016 tahun kemarin di Jakarta. Dihadiri oleh lebih kurang 7 juta orang dari berbagai pelosok Nusantara. Peristiwa tersebut berhasil mencetak sebuah sejarah Shalat Jum'at terbesar dan Tabligh Akbar terbesar sepanjang sejarah umat islam. Serta telah menggores catatan indah tentang demonstrasi terdamai dan terbersih sepanjang sejarah manusia.

Akankah peristiwa bersejarah tersebut terulang kembali pada tanggal 2 Desember 2017 besok, Umat Islam Indonesia akan kembali berkumpul dan melaksanakan Tabligh Akbar serta melakukan 5 rangkaian shalat (Subuh, Dhuha, Dzuhur, Ashar, Magrib) dengan kehadiran jamaah terbesar sepanjang sejarah?

Anda ingin merasakan nikmatnya menjadi bagian sejarah :
• Shalat Subuh berjamaah terbesar sepanjang masa?
• Shalat Dhuha dengan kumpulan umat islam terbesar sepanjang masa?
• Shalat Dzuhur berjamaah terbesar sepanjang masa?*
• Shalat Ashar berjamaah terbesar sepanjang masa?
• Shalat Maghrib berjamaah terbesar sepanjang masa?
• Bagian dari Tabligh Akbar terbesar sepanjang masa?

Jika jawabannya adalah iya, maka mari kita rapatkan barisan untuk kembali datang pada reuni Akbar dan ramaikan kembali peristiwa 2 Desember (gerakan 212) untuk kebangkitan umat Islam.

🌼🌼🌼🌻🌻🌻🌺🌺🌺
Istiqomah dalam membela agama terhina, membela negara tertindas dan membela sesama yang terdzolimi 😢
Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar!!!

Untuk mengenang kembali darimana Gerakan 212 ini berasal dan kemana tujuan kita bergerak:

AL MAIDAH, INDONESIA DAN POSISI KITA : Sebuah Pertarungan Keimanan dan Pengkhianatan

• AL MAIDAH 50
Di mulai dengan penegasan Allah atas kebenaran hukum Islam :
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin."

• AL MAIDAH 51
Dilanjutkan dengan peringatan Allah tentang komitmen keislaman seorang mukmin
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."

• AL MAIDAH 52
Adanya sekelompok orang munafik yang mengkhianati Allah
"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."

• AL MAIDAH 53
Kesaksian mukmin atas pengkhianatan gerombolan munafikun bahwa mereka akan binasa
"Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?" Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi."

• AL MAIDAH 54
Peringatan Allah agar mukmin tetap istiqomah dalam perjuangan Islam :
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui."

• AL MAIDAH 55
Janji pertolongan Allah atas orang-orang beriman. "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)."

• AL MAIDAH 56
Janji Allah bagi kemenangan pejuang Islam.
"Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang."

• AL MAIDAH 57
Penekanan Allah atas larangan memilih pemimpin yang menista agama Islam
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."

• AL MAIDAH 58
Penekanan Allah atas sifat pembangkang dan bodoh kaum kafir dan munafik
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal".

• AL MAIDAH 59
Pentingnya terus dakwah dan berjuang, meskipun ditentang : Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik."

• AL MAIDAH 60
Pentingnya ketegasan mengingatkan akan siksa Allah bagi para pembangkang agama .
"Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus."

Selalu Istiqomah dalam membela agama terhina, membela negara tertindas dan membela sesama yang terdzolimi 😢
Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar!!!

TES KESEHATAN SYARAF

• Anda berusia di bawah 55 Tahun ?
• Apakah Syaraf Anda Masih Berfungsi Normal ?
Diharapkan TIDAK menggunakan kursor atau pun jari, cukup mata Anda...

1. Temukan huruf "C" di bawah ini. Jangan gunakan bantuan cursor.

OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOCOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO

2. Jika Anda telah menemukan huruf "C", sekarang temukan angka "6" di bawah ini...

9999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999699999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999

3. Sekarang temukan huruf "N" di bawah ini... (Ini Agak Sulit.)

MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMNMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

4. Sekarang temukan huruf "O" di bawah ini...  (Ini Agak Lebih Sulit.)
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQOQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ

5. Sekarang Temukan Huruf "I" di bawah ini...  (Ini Lebih Sulit.)

LLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLILLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL

Note :
Ini Bukan Gurauan!
Jika Anda bisa melewati 5 test ini, maka Anda bisa Batalkan Rencana Kunjungan ke ahli Neuroligi. Otak Anda masih baik dan jauh dari penyakit Alzheimer. For your info, Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif... Selamat bagi Anda yang Lulus test ini...
SHARE jika bermanfaat🙏🏼🌹

PASCA JOKOWI 2017... (XV)

By Sri-Bintang Pamungkas

Indonesia kalah dulu dari Zimbabwe. Negara kecil di tengah Selatan Afrika yang konon juga menjadi sasaran investasi infrastruktur puluhan ribu Cina Imigran RRC itu, rakyatnya kelihatannya sudah sepakat untuk segera MENGGUSUR Presidennya, Robert Mugabe.

Zimbabwe, nama baru bagi Rodhesia, dari bahasa setempat, berarti tempat di mana penduduknya tinggal di rumah berbentuk elips yang disebut _House of Stone_... Sekalipun tak ada bahan tembok yang dipakai untuk membangunnya, selain dahan dan daun-daunan. Itu di jaman dulu...

Entah apa yang diperselisihkan negara yang selama 38 tahun ini tenang saja di bawah kepemimpinan Robert Mugabe. Mungkin karena usia Bob yang sudah lanjut, 94 tahun. Begitu lanjutnya, sampai-sampai pikun... Pidatonya beberapa waktu lalu salah-salah, sekalipun dengan mengutip pidato tahun-tahun sebelumnya. Rakyat tahu, dan mulai tidak percaya...

Seperti Soeharto, Mugabe pun disebut diktator. Tapi tidak ada berita, bahwa dia kejam atau korupsi. Dia adalah Ketua Partai Zanu PF, partai yang berkuasa. Isterinya yang cantik dan masih muda, Grace, 52 tahun, adalah Ketua Perempuan Zanu PF, dirancang suaminya menjadi Perdana Menteri. Dipecatnya pula Wakil Presiden, Emmerson Mnangagwa, bulan silam, sehingga menambah pergolakan Anti Mugabe.

Tapi tuntutan mundur paling kuat datangnya dari Perhimpunan Veteran Perang. Mungkin termasuk para Veteran Perang ketika Perang Kemerdekaan melawan Inggris dulu. Pasca Kemerdekaan, Rhodesia Utara menjadi Zambia, dan Rhodesia Selatan menjadi Zimbabwe. Ibukota Salisbury mungkin menjadi Harare sekarang.

Yang paling menarik adalah Tentara Aktif Zimbabwe sekarang ini... Kelihatannya mereka sangat bijak. Para Jenderal militer Zimbabwe berusaha agar tidak terjadi pergolakan. Mereka mengatakan telah mengambil alih kekuasaan minggu lalu, tapi tetap memberi ruang kepada Mugabe. Mugabe minggu lalu pun masih bebas menyampaikan pidatonya dalam acara Wisuda di Universitas Harare.

Panglima Angkatan Perang Zimbabwe sangat _low profile_, tidak ingin disorot televisi dan tidak mau bikin pernyataan politik. Kantor Berita Aljazeera pun tidak pernah menyebut namanya..., selain Pimpinan Militer. Sangat beda dari Indonesia...

Si Panglima Zimbabwe, bahkan mengatakan _"Terserah kepada Presiden."_ Mungkin maksudnya, kalau mundur, ya OK... kalau mau berlanjut, OK juga. Yang jelas, situasi negara tenang, aman dan terkendali. Tidak ada pula Polisi bertingkah macam-macam... seperti di Indonesia. Polri mengadakan latihan perang di Bali dengan menghadapi Kelompok Islam yang dikesankan sebagai Teroris. Sialan!

Tetapi, mungkin Angkatan Perang Zimbabwe juga melihat situasi sejarang, dan mulai berpihak kepada rakyat. Pimpinan Oposisi berani mengancam mau melakukan CABUT MANDAT, atau _impeachment_ kepada Mugabe, kalau tidak mundur Senin ini.  Senin sekarang masih menjelang tengah hari di sana. Ada suara mereka mau mencalonkan mantan Wakil Presiden menjadi penggantinya.

Impeachment terhadap Mugabe berarti menyeretnya ke Pengadilan. Tetapi Mugabe menjawab, akan mundur Desember nanti dalam Kongres Partai Zanu PF. Sedang pihak Partai mengatakan sudah memecat, Mugabe dan isterinya, Grace, dari kepengurusan Partai. Berita terakhir mengatakan, pihak militer telah menahan Mugabe di rumahnya, sebagai tahanan rumah. Tetapi semuanya berlangsung serba tenang. Memang suasana ribut, tapi tidak ada kerusuhan.

Bagi Rakyat, Oposisi, Militer dan Mugabe sendiri, mungkin Desember adalah bulan baik bagi terjadinya transisi kekuasaan, sekiranya Senin ini Mugabe tidak jadi DIDONGKEL. Sekarang atau nanti, kalau Mugabe MUNDUR, dia akan digantikan mantan Wakil Presiden Mnangagwa dan dibentuk Pemerintah Transisi sebelum ada Pemilu dan Pilpres.

Bagaimana dengan Indonesia?! Suara yang mengatakan Jokowi Pengkhianat Bangsa sudah menggema di seluruh Tanah Air. Sampai sekarang diperkirakan dua juta Cina Migran RRC sudah masuk Indonesia. Sebagian dari mereka diduga adalah militer Cina yang menyamar menjadi buruh bangunan dan lain-lain. Dengan kesepakatan Manila dalam pertemuan Asean kemarin dengan sukacitanya Jokowi ikut tandatangan... Dia bermaksud melindungi Cina-Cina Migran RRC itu.... Membiarkan Siti Aisyah yang dituduh Kualalumpur membunuh Kim Yong Nam, saudara ipar Jim Yong Un. Dan membiarkan rbuan TKI-TKW di Saudi, Hongkong dan lain-lain tanpa jaminan perlindungan dari RI.

Apa yang ditunggu rakyat Indonesia tidak jelas. Para profesional Alumni Universitas-universitas sudah mulai bersemangat menolak Proyek Reklamasi Mafia-mafia Cina. Yang Meikarta belum... mungkin sebentar lagi. Sedang para Mahasiswa yang pernah menorehkan sejarah pada 1966/67 dan 1997/98 kelihatannya masih menunggu momentum.

Mudah-mudahan tidak terlalu lama. Jangan seperti politisi-politisi Gombal kita yang mau menunggu 2019... saat imigran Cina RRC mencapai angka 5 juta. Para politisi yang nama dan ambisinya selangit itu lebih suka berjudi dengan jabatan dan kekuasaan daripada menyelamatkan Rakyat, Bangsa dan Negara sekarang. Sedang kwalitas mereka pun masih dipertanyakan. Mereka abai terhadap bahaya _proxy-war_ Cina RRC yang sudah lama berjalan. Begitu, kok mau menjadi pemimpin...

Lalu para Ulama yang pernah bangga setahun lalu bisa mengerahkan 7 jutaan masa Islam, juga mau mengulang dengan tujuan Re-Uni di Monas... Kalau di Monas, tidak mungkin menjatuhkan Jokowi. Minta Jokowi TURUN saja tidak... Padahal sudah puluhan kali Jokowi tidak pernah ada di Istana. Artinya, para Ulama cuma mau show of force atau bertamasya untuk diri sendiri. Bahkan mereka yang mau menjatuhkan Jokowi pun disebutnya "menunggangi para Ulama"... persis seperti kata-kata Tito. Ulama sekarang memang beda dari Ulama 1949.

TNI juga takut... mungkin berharap jabatan di 2019, daripada tuduhan kudeta. Tentulah mereka tidak beda dari Wiranto, SBY dan Prabowo... mereka berkhianat terhadap TNI Soedirman. Dan tentu terhadap Rakyat, Bangsa dan Negara... dan Agama juga! Panglima Zimbabwe pasti tidak melakukan kudeta... mereka akan mengembalikan kekuasaan kepada orang Sipil. Hebat!

Jadi, apa yang bisa dilakukan?! Mudah-mudahan Allah memberi jalan, jalan lurus yang seperti pernah diberikan kepada umat terdahulu yang diberi nikmat, bukan jalannya mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Amin!

Tidak mungkin Sri Mulyani berhasil. Dia sendiri tahu itu... Dengan pajak-pajak recehan yang tidak bisa menolong Republik, Sri akan kecapaian sendiri. Padahal dengan menodong James Riady untuk tidak melanjutkan Meikarta, dan Mafia-Mafia Pengembang lain, Sri bisa mendapat puluhan trilyun. Kekayaan Negara dan BUMN-BUMN yang sudah di tangan saja tidak dipelihara, bahkan mau dijuali. Sedang, sudah tahu itu infrastruktur yang dibangun dengan duit Cina RRC pasti bukan menjadi milik kita. Berharap Pungguk di Bulan, Merpati yang sudah di Tangan dilepaskan. Semoga kekacauan ekonomi segera terjadi.

Lalu para aktivis sedang giat mengejar Setyo Novanto, yang menghilang secara misterius seperti Ahok, dengan berbagai analisisnya. Ada 5.9 trilyun yang dikorup Setnov bersama anggota-anggota DPR dalam Proyek E-KTP. Mereka lupa, SBY dulu dengan mudah merampok 6.7 trilyun uang negara untuk menyelamatkan Bank Ecek-ecek Century. Bung, ketahuilah Setnov, KPK, LBP dan lain-lain itu adalah wayangannya Jokowi. Maka, sasarannya jangan ke mana-mana, kecuali hanya satu: Mr. Jokowi himself!!

@SBP
20/11/17

Source : Chirpstory
Baca artikel SBP berikutnya Pasca Jokowi 2017...XVI
Baca juga artikel SBP sebelumnya Pasca Jokowi 2017...(XIV)

Selasa, 28 November 2017

SAMBUT BULAN MAULUD DENGAN SHOLAWAT

📃 📎 ** 🕋
•════w═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═w═══•

​✿❁࿐❁✿​ @Deden Heryana/ HackCrackCarder/ KidsZonk

*بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ*

_"Bismillaahirrahmaanirrahiim"_
🌈 📝📝📝📝📝📝📝📝📝📝

🕋Ingat sejenak...🙂🙂🙂

💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓
💞الّلهُمَّ صَلِّ💞
   🍓عَلَى سَيِّدِنَا🍓
             💞مُحَمَّدٍ 💞
                 🍓وَعَلَى آلِهِ 🍓
                    💞وَصَحْبِهِ💞َ
                🍓أَجْمَعْيْنَ🍓

Kirimkan ke semua kontak Anda insyaa Allah akan membuat beribu-ribu dan bahkan berjuta-juta orang bershalawat atas Junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Senin, 27 November 2017

PASCA JOKOWI 2017...XII

By Sri Bintang Pamungkas

Sekarang sudah masuk September... bulan depan Oktober, Anis-Sandi dilantik. Tapi sejak Mei lalu mereka menang dari Ahok-Djarot, belum ada tanda-tanda mereka punya Program yang jelas. Ada janji-janji, tapi mungkin janji-tinggal-janji. Di Dunia Tinju, ada yang dikenal slow starter... mungkin Anis-Sandi salahsatunya...

Ya, apa boleh buat... daripada mendapat Cina-Mendring! Akibatnya memang riskan... Pertama, Mafia-mafia Cina seperti mendapat angin untuk "silahkan berbuat", termasuk kalau "mau negosiasi"... masih ada waktu sampai 20 Oktober. Juga bagi Djarot... u/ melanjutkan Program Ahok yang belum selesai...

Sekiranya Anis-Sandi sedikit ofensif, belum tentu MA memenangkan Pulau G... Begitu, lho! Tapi tidak apalah... dari 17 Pulau menjadi 3 Pulau, termasuk C dan D dari Jokowi, tidak akan membikin Podomoro dan Sedayu menjadi bangun... mereka sekarat. Hampir dipastikan mereka batal melanjutkan reklamasi! Sebaiknya Anis-Sandi juga tidak termakan suap!

Tapi masih banyak pekerjaan lain, selain menenggelamkan pulau-pulau Giant Sea Wall mimpi gilanya Jokowi itu. Pertama adalah soal kemacetan Jakarta. Temenku dari Jerman bilang, kalau di negara maju, bekerja itu "From 9 To 5"... seperti Dolly Parton bilang... tapi di Jakarta "From 5 To 9"... Kok bisa hidup ya, di Indonesia...

Trans-Jakarta gagal di tangan Ahok. Dia bukan Mass Rapid Bus... waktunya tidak jelas... rutenya ngawur... tidak efisien... sehingga tidak menarik bagi penumpang mobil pribadi! Padahal tracknya sudah khusus... pakai pembatas beton... yang merusak jalannya orang lain... dan bikin macet.

Di Frankfurt tidak perlu pembatas, sehingga kendaraan lain masih bisa bermanuver... Hidupkan pula bis-bis biasa, yang digabung menjadi SATU USAHA BIS Trans-Jakarta, dengan sistim monopoli dan penggajian tetap... bukan setoran terbanyak. Sudah sering ke luar negeri, tapi banyak yang cuma MENIRU SPT MONYET PUN GAK BISA...

Anis-Sandi harus MENJEBOL pembatas beton! Di Dishub ada Industri Beton Pembatas yang menjadi GAJI EXTRA orang-orang Dishub dan pabrik-pabrik semen-semen Cina. Juga BONGKAR Beton Pembatas Jalur Lambat dan Cepat... yang tidak perlu... Sekali masuk terjebak kemacetan... dan menghabiskan anggaran. Biarkan jalan lebar-lebar dengan 4-5 jalur!

Yang penting dibuat adalah Jalan Samping... Kota dibangun dengan Super Block... tiap satu block ada 4-5 bangunan, lalu ada jalan samping. Dengan cara itu, akan terbuka wilayah-wilayah baru untuk Penghunian dan Pusat Bisnis! Silahkan membangun di sana!

Lalu jalan-jalan Layang ditambah... dan Lampu lalu lintas menjadi tidak perlu. Lha sudah ada jalan layang, kok lampu merah-hijau-kuning masih dipasang terus... Dasar goblog! Bahkan ada jalan layang, tapi orang dilarang masuk... persis di depan Mabes Polri...!

Tempat-tempat parkir harus dibangun... bisa Parking Lot, bisa Parking Ramp. Dilarang parkir di pinggir jalan... Toko-toko kecil digabung menjadi satu bangunan besar bertingkat... maka akan tersedia banyak lahan u/ parkir dan jalan samping. Lantai satu dan dua untuk usaha-usaha kecil dan bengkel-bengkel. Warung-warung Tegal, Warung-warung Kejut, Tenda-tenda Sore dan Orang-orang Asongan ditaruh y/ usaha di situ... trotoir hanya untuk orang jalan!

Dari mana biayanya? Dari Pemda DKI dan masyarakat. Anis-Sandi mencanangkan Program Tahun Tata Kota Nasional 30 tahun lewat Perda... Siapa pun Gubernurnya harus menjalankan ini... dan bisa ditiru u/ seluruh Indonesia. Setelah 30 tahun akan jelas wajah Jakarta dan kota-kota di Indonesia berubah menjadi seperti di Eropa.... Tanpa ini, 100 tahun lagi Jakarta tetap akan seperti sekarang, bahkan TAMBAH RUSAK!

Pembiayaan dibagi menjadi 10 tahunan. Siapa pribadi dan pengusaha yang mau membongkar dan membangun sesuai program dibantu 60% oleh Pemda... 10 tahun kedua, dibantu 30%... 10 tahun ke tiga, tidak dibantu! Tidak perlu ada pulau-pulau Reklamasi... tidak perlu ada Meikarta... tidak perlu ada pikiran Cina Berambisi Menjajah NKRI. Mari membangun Indonesia bersama! NKRI bukan milik James Riady, TW, Aguan, Eka Tjipta... bukan pula milik Ciputra dll.

Dan Anis-Sandi jangan lupa, membikin rumah untuk Ribuan Kepala Keluarga yang rumahnya DIGUSUR dan DIHANCURKAN Ahok. Tahun 90an, saat Jembatan Layang menuju Pluit dibangun Radinal Muchtar, Soeharto sadar belum bisa membangun perumahan untuk warga DKI... mungkin mereka korban urbanisasi. Sehingga Soeharto membiarkan warga tinggal di bawah kolong Jembatan, antara lain, di Kalijodo. Bersama dengan warga Kampung Pulo, Luar Batang dll, Kalijodo DIHANCURKAN Ahok dan Djarot... dan Jokowi diam saja. Maka adalah tanggungjawab Anis-Sandi untuk membangunkan rumah-rumah bagi mereka yang tergusur: RUMAH, bukan Rusunawa! Karena mereka PRIBUMI yang BERHAK atas Rumah Tapak dan BEBAS dari PBB. Ini bukan soal RAS, bukan pula soal Yang KUAT harus MENANG. Tapi ini adalah soal KEPEMILIKAN REPUBLIK. Siapa yang menjadi Pemilik Republik ini harus boleh mempunyai hak-hak istimewa yang TIDAK SEWENANG-WENANG. sedang yang lain-lain, Asing dan Aseng, boleh dan punya hak, tapi harus tahu diri dan TIDAK MENGINJAK KEPALA. Di mana-mana di Dunia begitu...! Imigran harus tahu diri, minoritas harus tahu diri.... jangan ingin punya hak sama atau lebih.... dan semua harus Pancasilais!

Juga Anis-Sandi. Pikiran ini bernaksud mengingatkan mereka, untuk jangan sampai disuap Mafia-mafia Asing dan Aseng, yang pasti siap MENGGANAS!

@SBP

[16:53, 9/2/2017]

Source : chirpstory
Baca juga artikel berikutnya Pasca Jokowi 2017...XIII
Bava artikel sebelumnya Pasca Jokowi 2017...XI

PASCA JOKOWI 2017...(XIV)

By Sri Bintang Pamungkas

Pada hakekatnya Jokowi sudah gagal dalam menjalankan Negara. Dia ada atau tidak ada, tidak menjadi soal... Rakyat, Bangsa dan NKRI tetap bisa berjalan sendiri. Kalau ada yang berpikir, Menteri Keuangan menolak membayarkan uang gaji bulanan untuk para PNS dan TNI-Polri serta para pejabat Negara yang diangkat berdasarkan Undang-Undang dengan alasan tak ada Presiden, atau tak ada uang, silahkan saja kalau berani... Demikian pula, kalau para buruh dan pegawai/tenaga kerja swasta tidak dibayar gaji bulanannya oleh para Pengusahanya, karena Negara tidak ada yang memimpin, silahkan juga. Mereka, termasuk para Taipan itu, juga tidak akan berani...

Tentu menjadi lebih baik kalau seorang Presiden RI baru bisa dipilih. Pasti masyarakat akan menggeliat bangkit dan bergerak untuk memungkinkan seorang Pemimpin baru muncul, baik untuk sementara maupun sesudahnya menjadi tetap. Sebagai pemilik absah NKRI, rakyat pasti bisa...dan pasti menang! NKRI tidak akan hilang karena ulah beberapa pengkhianat yang kebetulan sedang berkuasa...

Tak mampu berperannya Jokowi menjalankan Negara sebenarnya sudah beberapa waktu terlihat nyata. Mundurnya Jokowi hanya sekedar formalitas agar menjadi resmi. Berbagai kerusakan sudah diperbuatnya, seperti pertentangan dan perpecahan di antara kelompok-kelompok masyarakat... diawali soal Ahok dan Komunis, terus Penistaan Agama dan Cina RRC, terakhir soal NU-Garut... Tidak ada satu pun pemimpin di dunia ini yang sengaja menciptakan perpecahan di kalangan masyarakat, seperti yang dilakukan oleh Jokowi.

Sebagai sebuah Negara dengan penduduk 250 juta, nomor 4 terbesar di dunia, perekonomian Negara, pada hakekatnya sudah hancur. Mengambil perumpamaan, seperti situasi 1967 atau 1998, pilihan Jokowi hanya dua: 1) Mundur Teratur... atau 2) Dijatuhkan. Mungkin saja Jokowi masih berharap mendapat bantuan dari RRC atau suatu Negara Barat... Tetapi mereka membutuhkan TRUST... kepercayaan... yang tidak lagi dipunyai Jokowi. Ekonom asing sudah banyak yang menertawakan Jokowinomics-nya!

Kalaulah terjadi, seperti pada Soekarno dan Soeharto, lambat atau cepat Jokowi harus kembali menghadapi dua Opsi di atas. Rakyat Indonesia tidak ingin terjebak lagi oleh Bantuan Asing macam LoI yang pernah diberikan oleh IMF (1997-2002), yang justru dijadikan alasan oleh Barat dan para Mafia Cina Indonesia, untuk merampok RI habis.

Dalam waktu dua bulan yang masih tersisa ini, sebelum tahun berganti, situasi hancurnya Ekonomi Indonesia akan semakin tampak. Sepertinya Sri Mulyani berhasrat mau menjuali BUMN-BUMN kita agar bisa bertahan... Siapa yang mau membeli, kecuali dengan murah-meriah?! Tentu bukan orang-orang dalam Negeri... Sekalipun Taipan, selain duitnya sudah terkuras untuk proyek-proyek macam Reklamasi yang mangkrak dan Rumah Hantu Meikarta..., mereka juga takut dengan kebijakan pemimpin baru Pasca Jokowi.

Di dalam suasana depresi, apalagi menjelang Tahun Baru, dengan harga minyak dunia yang sedang bergerak menuju 70 DPB dan defisit APBN Saudi yang sudah mencapai 10% dari GDP, Sri Mulyani masih juga mau menegakkan benang basah, dengan meningkatkan pendapatan Negara dari pajak dan bukan pajak dari masyarakat. Justru yang seharusnya dilakukan Si Sri adalah mengurangi beban masyarakat, agar mampu bernafas menyelamatkan bisnisnya. Dan selanjutnya bisa menghasilkan output yang lebih besar di kemudian hari. Tentu di samping itu harus ada usaha-usaha lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menyediakan barang dan jasa. Tapi, sudah hampir dipastikan Sri Mulyani gagal membikin perekonomian Indonesia bangkit...

Mungkin saja beberapa Pebisnis Asing tertarik untuk membeli beberapa Fasilitas, seperti Pelabuhan Udara, Pertamina, atau Tambang Migas dan Minerba... tapi mereka juga khawatir tentang risiko situasi Pasca Jokowi. Tentu dalam pikiran mereka, Pemimpin baru Pasca Jokowi bisa membatalkan semua perjanjian dan jual-beli yang merugikan Indonesia... dengan alasan itu dilakukan oleh Rezim masa lalu yang dijatuhkan.Termasuk utang-utang luar negeri yang dibuat Jokowi dan sebelumnya pun bisa dibatalkan, karena jumlahnya sudah sampai pada tingkat yang membahayakan, dibuat secara ngawur, dan merugikan Negara. Sementara itu, waktu Jokowi pun habis. Demikian pula para Menteri dan Pejabat Tinggi di Rezimnya, termasuk para Wakil Rakyat, sudah tidak tahan untuk tidak merampok kekayaan Negara... selagi sempat.

Sudah tidak ada lagi rasa percaya, apalagi suka kepada Jokowi. Mungkin masih ada beberapa yang kasihan kepada Jokowi, berharap sesuatu yang ajaib terjadi, dan beberapa ribu Wong Sala yang masih ingin melihat pesta pernikahan anaknya yang konon Hedonis dengan 8,000 undangan. Mantan Menpan bilang itu haknya Jokowi... Mestinya juga hak Rakyat untuk berpendapat lain. Selebihnya dari mereka yang mendukung mencibir Jokowi. Aura Kerakyatan yang dulu dibuat-buat dengan berbagai cara, seperti blusukan dan lain-lain seperti orang kesurupan, sudah hilang...

Dua bulan ke depan yang menentukan ini memang menjadi taruhan. Persis seperti jaman menjelang Mei 1998. Panglima TNI membawa para pimpinan TNI meninggalkan Jakarta, pada saat Jakarta terbakar, sekalipun Maret itu Soeharto terpilih lagi untuk ke tujuh kalinya... Bahkan sebagian dari para Menterinya pun memutuskan mengundurkan diri. Dua bulan ke depan ini, semua itu bisa terjadi.

Tidak dipungkiri, bahwa RRC adalah mitra baik Jokowi, atau sebaliknya. Mitra dalam artian hubungan yang tidak wajar karena bisa merupakan kejahatan yang bisa membahayakan keselamatan Rakyat, Bangsa dan Negara. Mereka datang beramai-ramai sebagai pekerja, bisa jutaan jumlahnya, lalu menetap dengan KTP WNI, dan tidak mau balik.

Yang sangat mengkhawatirkan adalah ketika Jokowi menjadi kalap, lalu main bumi hangus. Kapolri Tito yang menjadi karibnya sudah lama kalap. Semua orang yang berseberangan dengan Jokowi ditangkapinya... Bukan hukum yang mau ditegakkan, tapi hukuman. Bisa saja Jokowi kalap, lalu membikin porak-poranda Republik. Menurut Wong Sala, Barji-Barbeh... kalau satu kalah, semuanya harus kalah! Jokowi bersedia mundur, asal NKRI hancur-hancuran. Mirip seperti Wiranto ketika meninggalkan Timor-Timur... Karena itu Wiranto tidak berani keluar negeri, kecuali ingin ditangkap. Bisa saja Jokowi memberi komando kepada Cina-cina RRC yang sudah masuk untuk bikin kerusuhan di mana-mana sambil angkat senjata... Bisa saja waktu itu komando sudah mau dibuat saat Gatot ke AS... untung saja Gatot diperingatkan untuk tidak pergi...

@SBP
9/11/17

Source Chirpstory
Baca juga artikel berikutnya Pasca Jokowi 2017...(XV)
Baca artikel sebelumnya Pasca Jokowi 2017...(XIII)

PASCA JOKOWI 2017...(XIII)

By Sri Bintang Pamungkas

Sebenarnyalah Jokowi sekarang ada dalam posisi tersudut. Semenjak mitranya Basuki "Ahok" Purnama jatuh dua kali, kalah Pilkada dan menjadi Terpidana, Xi Jinping tidak lagi mempedulikannya. Apalagi sesudah Ahok masuk bui, sekalipun entah sembunyi di mana..., Jokowi ada dalam situasi "runcing tanduk"... Apa saja yang diperbuatnya, masyarakat menanggapinya negatip... blusukan pakai sepeda motor... meresmikan becak-ayu khas Solo... atau apa pun! Masyarakat menganggap Jokowi adalah masalah, bukan yang lain...

Memang awalnya Luhut tidak peduli Ahok tersungkur... Bahkan dia beruntung bisa menggantikannya! Maka Luhut pun mencabut Moratorium Reklamasi, seakan pernah belajar Teknik Kelautan... dan dengan mencatut nama ITB. Tetapi setelah seribuan Alumni ITB menolak Reklamasi 17 Pulau, Luhut mulai terhenyak. Dan sesudah hampir semua perguruan tinggi dari Sabang sampai Merauke ikut menolak, termasuk UI, ITS, IPB, Unpad, UGM, Unsyah, Unhas, Unpati dan Uncen, Luhut mulai menoleh ke kiri dan ke kanan.

Ketika kemudian Anies-Sandi mengatakan: "Sudah final! Kami hentikan!", maka tidak ada yang bisa dikatakan Luhut, kecuali: "Silahkan saja... Saya tidak punya kepentingan!".

Yang kemudian pingsan adalah Jokowi... Dia kehilangan sandaran. Akhirnya Jokowi terpaksa ikut arus: "Saya juga tidak pernah kasih ijin...!" Sekalipun Pak Joko lupa, pernah menandatangani Pergub, tanpa membaca isinya, tentang "Aturan Perijinan"... Sambil terus berpikir, bagaimana menyelamatkan diri.

Joko pun menengok ke kiri dan kanan. Masih banyak "akal bulus" yang masih bisa dibuatnya. Ahokers dan Jokowers masih cukup banyak... Juga pengkhianat-pengkhianat kecil... dan yang terus-menerus menyembunyikan Ahok, orang bilang "wereng coklat", pun tetap terus bersiaga! Dan masih bisa terus menangkapi para aktivis Pribumi yang melawan Rezim untuk membikin mereka jera. Yang penting bagi Joko sekarang bagaimana bisa memasuki 2018 tanpa tersandung, sambil terus blusukan mencari muka.

Menko Maritim memang serba bisa... Sekarang dia mengurusi juga bisnis properti... bukan cuma satu-dua gedung, tapi sebuah kota... kota modern. Kemarin meresmikan pemasangan puncak dua Menara Meikarta, sebuah China Town yang disiapkan untuk para Hoa-Kiauw seantero dunia... Meikarta dirancang pula menjadi semacam refugee camp bagi para pengungsi kerusuhan semacam Mei 98, sewaktu-waktu terjadi lagi. Tapi sekaligus juga dilengkapi dengan persenjataan seperti sebuah benteng dan tempat latihan militer..., maka siaplah dia menjadi Fort Meikarta...

Maka Jokowi tidak terlalu berkecil hati... Sekiranya waktu terus berpihak kepadanya, banyak hal bisa dibikin. Fort Meikarta
masih bisa terus berjalan... Reklamasi 17 Pulau pun baru dihentikan... belum sampai dihancurkan atau ditenggelamkan. Yang sekarang ada masih bisa "dinegosiasikan". Apalagi kalau Anies-Sandi setuju dengan "referendum", maka Reklamasi 17 Pulau masih punya harapan untuk dilanjutkan... Chinese uber Alles masih bisa dipertahankan. Sekarang tinggal bagaimana "akal bulusnya" Wong Sala...!

Hanya satu-dua yang mengkhawatirkan Jokowi. Yaitu, kalau para Mafia Cina ini kehabisan cash flow, dan membayang rasa takut pada risiko terburuk... terusir dari Indonesia... Kekhawatiran kalah, lalu berbalik melawan segala kekacauan yang dibuat Joko-Ahok selama tiga tahun ini... khususnya para Cina WNI yang mau hidup tenang, damai dan berdampingan dengan Pribumi, Orang Indonesia Asli. Terjungkalnya Ahok memang membikin bayang-bayang ketakutan kepada mereka.

Lalu ekonomi juga memburuk... Gembar-gembor tentang Cina bakal menguasai Indonesia dan mengusir Pribumi lewat duet Joko-Ahok ternyata ilusi. Dengan memburuknya ekonomi, selain cash flow macet, kerusuhan Mei dan Jakarta terbakar juga mulai membayang. Donald Trump pun sudah curiga, tidak akan menerima suaka lagi Cina-cina dari Indonesia. Bahkan yang sudah tinggal di AS pun dituduh menipu, dan dihukum untuk pulang... pulang ke mana?! Indonesia jelas lebih baik daripada RRC... Tapi...

Ratusan trilyun sudah telanjur diinvestasikan untuk persiapan menampung dan menggaji saudara-saudara mereka sesama Cina dari RRC. Terutama tersedot di Reklamasi 17 Pulau, Fort Meikarta Kereta Api Cepat Cina, Tol Laut, Proyek-proyek Industri, dan lain-lain infrastruktur, termasuk apartemen dan rumah-rumah susun untuk tempat tinggal Cina-cina Asing itu, menyediakan KTP Aspal, Paspor, menyuap pejabat, dll. Ternyata Indonesia masih belum bisa dikuasai... seperti janji Joko-Ahok. Bahkan Jokowi sendiri bisa jatuh setiap saat... mengikuti Ahok. Para Menteri dan Wakil Rakyatnya pun sudah siap-siap hengkang... terlihat dari semakin meningkatnya perampokan terhadap uang Negara...

Sehingga, sebetulnya, kekuasaan Rezim Joko-Jeka dan para Mafia Taipan Cina ini sudah seperti "telor di ujung tanduk". Kalau Anies-Sandi segera menyatakan 17 Pulau Reklamasi akan ditenggelamkan dengan biaya para Mafia Pengembang, maka habislah sudah penguasaan mereka atas Nusantara. Seperti bangkrutnya VOC pada 1799... Pribumi menjadi Tuan di Negeri sendiri segera terwujud!

@SBP
5/11/17

Source : Chirpstory
Baca juga artikel berikutnya Pasca Jokowi 2017...(XIV)
Baca artikel sebelumnya Pasca Jokowi 2017...(XII)

PASCA JOKOWI 2017...(X)

By Sri Bintang Pamungkas

Jokowi pusing tujuh keliling. Dia tidak mengira, kekuatan pribumi yang tersembunyi di hati tiap-tiap individu Pribumi sungguh dahsyat dan bisa menghancur-leburkan apa saja yang menghalangi. Dan ini baru perkiraan, belum sepenuhnya terlihat, belum yang sesungguhnya akan terjadi dalam pergerakan.

Dan yang sesungguhnya akan terjadi, apabila dia nekad... Jokowi nekad mau mengubah wajah Pribumi menjadi wajah Cina... Mau mempertentangkan Islam dengan Non-islam... Mau mengubah wajah Islam menjadi Kafir... Mau mengubah Pancasila dengan wajah Komunis... Mau mengubah Indonesia menjadi tanah jajahan RRC dan Asing lainnya...

Yang ditakutinya bukan Pribumi Indonesia saja yang akan melengserkannya habis! Tapi Jokowi pun takut di-Semaun-kan RRC karena gagal... 

Gagal memenuhi perjanjian yang sudah dibuatnya dengan Xi Jinping... Seperti janji Semaun, dengan Stalin, sebagai pemimpin Komunis Internasional, Komintern, di Indonesia.

Waktu berjanji dengan Stalin untuk membawa Indonesia merdeka di bawah panji-panji PKI, Semaun yakin dia bisa membangun perang melawan Belanda pada 1926. Stalin marah, tapi pemberontakan PKI sudah telanjur terjadi... Semaun gagal, maka dia pun dipanggil ke Moskwa. Semaun berangkat dengan patuh, sebab dia yakin masih bisa memperbaiki perjuangannya dan yakin pula akan pulang. Mendadak Tuhan yang tidak diyakininya ada, membawanya bertemu Hatta di Belanda. Dalam percakapannya yang tidak sepenuhnya disadarinya, Semaun menyepakati agar Hatta melanjutkan perjuangan Kemerdekaan melawan Belanda bersama Perhimpunan Indonesia yang diketuai Hatta. Semaun tidak sadar telinga Stalin telah memenuhi seluruh daratan Eropa. Stalin mendengar semua pembicaraannya dengan Hatta, dan menjadi murka. Semaun dianggap mengkhianati Gerakan Komunis Internasional dan dipecat. Semaun dihukum dengan kerjapaksa di Semenanjung Krim di Siberia sampai matinya. Gerakan PKI dilanjutkan oleh Muso dan Alimin sesudah menghadap Stalin.

Cerita itu pula yang membikin Jokowi menggigil... Wajahnya pucat, merah dan hitam silih berganti. Jokowi sudah mulai membayangkan, janjinya kepada Xi Jinping membawa jutaan imigran Cina dari RRC masuk Indonesia terbendung oleh kata "Pribumi" yang diucapkan Pemimpin Baru DKI Jakarta. Jokowi sudah mulai membayangkan "maju hancur, tapi mundur pun lebur". 

Untuk sementara, Jokowi memutuskan diam... Dan mencoba merenungi kala Soeharto mengalami hari-hari yang mendebarkan... Seperti menghadapi sesuatu yang menakutkan... yang menggetarkan. Selama tiga tahun penuh, seluruh waktunya sudah dicurahkannya untuk "mengubah Indonesia", tiba-tiba saja semua berubah menjadi kegagalan lantaran selip lidah mitra karibnya, Xong "Ahok" Wansie. Seluruh perjalanan hidupnya terbayang kembali...
Terbayang kembali persahabatannya dengan Bambang Tri. Joko mengelak tentang apa yang disampaikan  di dalam bukunya. Tetapi sesuai deng tugas besar yang diembannya, dia tidak mau "penyamarannya" terbongkar... Karena itu terpaksa harus dilupakannya persahabatannya dengan Bambang semasa remaja di Solo itu. Mulut Bambang harus ditutup... dia harus dihukum dan dikerangkeng.

Tetapi tidak hanya mulut Bambang yang harus ditutup, banyak mulut lain, para ustad, ulama, aktifis, bahkan emak-emak, yang sedikit banyak mulai mencium sepak-terjangnya... tentang wajah aslinya, dan yang mencoba menghalanginya. Mau tidak mau Joko harus minta tolong para pembantunya, seperti Kapolri Tito Karnavian dan lain-lain, untuk menutup mulut mereka juga dengan senjata "kriminalisasi". Bahkan ada sekelompok aktivis politik yang dianggapnya tidak punya masa, tapi mau menunggangi para Ulama GNPF MUI, mau "menebeng" untuk menjatuhkannya. Joko sendiri awalnya percaya, bahwa para ulama itu tidak akan berani berisiko menjatuhkannya, karena takut nama Islam tercemar di dunia sebagai radikalis yang intoleran... Apalagi dengan mengajak mereka bertamasya ke Beijing sambil menikmati "gonibah". Bukankah pada masa lalu mereka juga menjadi Pendoa Politik bagi Soeharto?!

Melainkan sekelompok kecil aktivis jalanan yang sombong yang awalnya membikinnya gelisah! Untuk mereka, diperintahkannya agar ditangkap dengan tuduhan Makar. Dan itu terjadi. Beberapa Presiden pada masa lalu, Soeharto, Megawati dan SBY, juga pernah menggunakan senjata itu, dan ada hasilnya. Joko hanya sekedar meniru... Tapi sekarang, Joko melihat mereka yang mau menjatuhkannya sudah bergabung dalam forum Pribumi yang luar biasa besar, kuat dan dahsyatnya!

Kadang Joko tersenyum sendiri... Hari ini, tepat tiga tahun yang silam, dengan bahagianya bersama Iriana menaiki Kereta Kencana, seperti para Ratu di jaman Mahabharata... Dia mampu pula, bahkan satu-satunya dalam sejarah Indonesia, menghadirkan John Kerry, Menteri Luar Negeri AS, untuk menyaksikan pelantikannya. Sekalipun dia tidak sadar sebelumnya, rasa malu yang menyakitkan, telah mencium tangan Duta Besar AS, sewaktu masih Capres, pertama kali diperkenalkan oleh Megawati. Dia pun berjanji dalam hati, nanti si Dubes akan dibalasnya agar mengemis-ngemis Freeport kepadanya... Jokowi pun bersenyum simpul ingat ketika mulai menghancurkan DPR/ MPR dengan berkoper-koper uang, agar semua rencananya tidak terjegal oleh para Wakil Partai itu...

Tidak cuma Jokowi, tapi seluruh anggota Kabinet pun bingung menghadapi situasi kegagalan sekarang ini... Rakyat tidak sejahtera hidupnya, perekonomian rusak, keuangan negara kacau dengan utang Luar Negeri sudah membelit habis, banyak usaha bangkrut, kesenjangan kaya-miskin tambah melebar, pengangguran semakin menumpuk, kemiskinan sudah mencekik leher, tindak kriminal semakin merajalela, narkoba semakin membanjir, korupsi sudah membudaya di antara para pejabat negara... Sedang janji Joko kepada Tuan Xi masih jauh Panggang dari Api... pada saat kedudukan dirinya seperti telor di ujung tanduk... ketika TNI sewaktu-waktu bisa ikut mendongkelnya pada saat senjata impor Polri yang diselundupkan untuk mendukungnya terbongkar.

Kalau Jokowi sedang menghadapi pilihan kembali menjadi WNI atau menghadapi hukuman Xi... maka para anggota Kabinet bingung memilih, antara kembali menjadi rakyat biasa atau "pejah-gesang nderek Pak Joko". Termasuk yang bingung dan pusing adalah Luhut Binsar Panjaitan. Luhut, selain sudah menjadi Konglomerat seperti diinginkan oleh Menterinya, Susi Pudjiastuti, dia hanya berpikir bagaimana menyelamatkan ratusan trilyun yang sudah telanjur diinvestasikan oleh para Pengembang Konglomerat Cina teman-temannya... Dia tidak memikirkan trilyunan yang akan hilang akibat kerusakan ratusan tahun ke depan, kalau 17 Pulau Reklamasi itu berlanjut. Bukankah lebih baik di-terminate sekarang daripada dipertahankan dengan mengorbankan seluruh Pantai Utara Jakarta beserta isinya?! Untuk apa berpihak kepada para Mafia Cina yang akan menjual pulau-pulau itu kepada RRC...?! 

Bukankah itu tindakan Makar?! Menyerahkan sebagian wilayah RI kepada penguasaan Asing?! Bukankah LBP Pribumi juga, yang selama itu berjuang melawan kolonialisme sebagaimana diingatkan oleh Gubernur/ Wagub Baru DKI Jakarta?! Bukankah sebaiknya membiarkan Jokowi sendiri yang berbuat Makar daripada melibatkan dirinya. Bukankah lebih baik LBP mundur daripada menjadi pengkhianat NKRI?! Anak-anak ITB, serta UI, IPB, UGM dan lain-lain yang akan menyusul, sudah menolak Reklamasi... Sebagai anak-anak muda harapan Rakyat, Bangsa dan Negara, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka punya, logislah apabila mereka mengingatkan LBP yang jauh lebih senior tentang pengabdian kepada Rakyat, Bangsa dan Negara. Tidak usah merasa malu... orang tua kadang-kala lupa...!

Biarlah semua ditanggung Jokowi. Anggota Kabinet yang lain juga sebaiknya mundur. Pribumi pasti menang. NKRI terlalu besar untuk dikalahkan oleh sekitar 30 sampai 40 orang Menteri Jokowi. Persoalan Islam vs Non-Islam dan Cina vs Pribumi bisa diselesaikan tanpa kekerasan. Bagaimana memulangkan kembali orang-orang Cina Imigran RRC yang telah telanjur mendapat KTP, kita cari solusinya lewat model Donald Trump. Soal PKI sudah tamat... yang belum selesai adalah persaudaraan di antara sesama Pribumi dan sesama Orang Indonesia Asli... nanti kita selesaikan pelan-pelan... pasti bisa! NKRI kita tata kembali!

Biar kita selesaikan dulu soal Jokowi. Dia yang menebar benih permusuhan... dia pula yang harus menuai hasilnya! Merdeka!

*SBP
20/10/2017 Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi... (XI)
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (IX)

PASCA JOKOWI 2017.... (VI)

By Sri-Bintang Pamungkas

Dalam soal yang satu ini Soehato patut diacungi jempol, yaitu kesediaannya untuk mengundurkan diri. Sebab kalau tidak, sangat mungkin bisa terjadi konflik berkepanjangan yang bisa menumpahkan darah. Sekalipun sifatnya hanya untuk sementara, karena penggantiannya tidak memberikan manfaat sebagaimana harapan rakyat. Tidak berarti mundurnya Soeharto harus disesali... melainkan penggantiannya yang harus disesali!

Beberapa faktor yang menjadi sebab keputusan Soeharto untuk mundur bisa ditelusuri sejak menjelang 1993. Menjelang tahun itu, Soeharto sudah bilang merasa "miris" untuk melanjutkan kepemimpinannya. Ada rasa takut di dalam hatinya, khawatir tidak berhasil karena sudah merasa tua dan lelah. Dia ingin menyerahkan kekuasaan kepada BJ Habibie. Entah itu merupakan janji yang harus ditepatinya, atau sebab lain, tapi banyak yang melihat memang Habibie sudah diangkatnya sebagai Crown Prince. Tetapi Soeharto tidak mau gegabah, karena banyak yang tidak suka dengan Habibie, terutama dari TNI-AD.

Karena itu Soeharto membuat "pemilihan" Cawapres. Dikerahkanlah beberapa tokoh, 5 orang Sipil dan 6 dari ABRI... Masing-masing diminta mebyebutkan tiga nama Calon Wakil Presiden. Pada tgl 8 Maret hasilnya dilihat, ternyata Habibie mendapat angka tertinggi. Sedianya pada tanggal 11 Maret Pak Harto mau mengumumkan pilihannya itu di dalam Sidang MPR. Rencananya gagal, karena Fraksi ABRI tiba-tiba mengumumkan Try Sutrisno sebagai pilihannya untuk Wapres. Berarti melengkapi tiga dari lima fraksi yg memilih Try Sutrisno, yaitu PDIP dan Utusan Golongan. Esoknya PPP bergabung. Soeharto mengalah, tetapi berkesimpulan bahwa kelompok yang dulu mendukungnya sudah tidak solid lagi, terutama dari TNI.

Soeharto masgul, karena dia harus memimpin Negara ini untuk lima tahun lagi. Padahal mestinya sudah bisa pensiun dan menyerahkan kekuasaannya kepada Habibie. Mestinya dia sudah bisa beristirahat...

Lalu ada kejadian lagi... Bill Clinton terpilih menjadi Presiden dan mulai mengeluhkan soal Timor Timur. Sesudah Konferensi APEC di Bogor usai (1994), Clinton meminta James Riady ikut menjatuhkan Soeharto agar soal Tim-Tim selesai, tidak bikin malu AS.

Tanpa disangka-sangka Paspampres "kecolongan" di Jerman, sehingga Soeharto didemo di mana-mana pada April 1995, karena dituduh melanggar HAM di Tim-Tim, Aceh dan Irian Barat. Tetapi yang paling menyakitkan adalah ketika Soeharto dimaki-maki dengan kata-kata kotor di Dresden.

Sungguh menjadi aneh, ketika Soeharto mempersalahkan kejadian di Jerman kepada SBP sebagai "kambing hitam". Mahasiswa dan pemuda mulai bergerak dan menjadi berani melawan Soeharto, bersamaan dengan pengadilan terhadap SBP. SBP membikin ulah dengan membentuk Partai baru dan menantang Soeharto dalam sebuah Pilpres langsung.

Krisis Moneter yang tiba-tiba saja terjadi menambah keyakinan Gagal Totalnya Pembangunan Ekonomi Soeharto bersama para Teknokrat Mafia Berkeley. Krisis Moneter mana adalah sesuatu yang sangat mungkin direkayasa oleh Pihak Barat yang bekerjasama dengan para Mafia Cina Taipan Indonesia. Rekayasa ini menjadi semakin terbukti dengan adanya Amandemen terhadap UUD 1945 pasca Soeharto.

Masuknya IMF untuk membantu semakin menghancurkan dan merusak perekonomian Indonesia. Ketika masyarakat semakin sulit kehidupannya, pemuda dan mahasiswa mulai bergerak menuntut Soeharto mundur. Sekalipun begitu, untuk memenuhi janjinya kepada Habibie, Soeharto terpaksa mencalonkan diri lagi sebagai Calon Tunggal untuk ke tujuh kalinya Maret 1998, dan berhasil! Habibie pun berhasil diangkatnya menjadi Wapres.

Tetapi, empat mahasiswa Trisakti berhasil ditembak
mati pasukan Wiranto, maka posisi Soeharto pun menjadi seperti telor di ujung tanduk. Ketika Jakarta akhirnya dibakar, akhir kekuasaan Soeharto tinggal menghitung hari. Ribuan masa pemuda dan mahasiswa masuk dan menduduki Gedung MPR.

Para Guru besar UI datang menghadap meminta Soeharto mundur. Pimpinan MPR juga memintanya mundur. Ketika Soeharto masih mau menyusun kembali Kabinet Reformasi, 14  menterinya pun mundur. Ketika akhirnya Bill Clinton juga memintanya mundur, Soeharto menurut... Tercapai janjinya mengangkat BJ Habibie menjadi Presiden pada Mei 1998, sekalipun dengan berat hati...

Indonesia terhindar dari Perang Saudara... Tetapi kemungkinan Perang Saudara kembali terulang oleh Jokowi. Antara gerakan yang Pro-Islam dan Kontra-Islam, yang Pro-Komunis dan Kontra-Komunis, yang Pro-Cina dan Pro-Pribumi. Sementara perekonomian kacau-balau..., lalu terbongkar ribuan pucuk senjata berat militer diselundupkan untuk Polri, terbongkar pula senjata berat militer diselundupkan lewat pesawat kepresidenan untuk Pasukan Pengaman Presiden... dan puluhan ribu Orang Cina RRC berambut cepak sudah masuk Indonesia!

Dan sejauh ini Jokowi membiarkan semua terjadi. Beranikah Jokowi mundur seperti Soeharto, untuk menghindarkan Perang Saudara?! Atau menunggu pemuda dan mahasiswa menduduki gedung DPR/ MPR-RI...??!!

@SBP
3/10/17
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi... (VII)
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (V)

PASCA JOKOWI 2017.... (VI)

By Sri-Bintang Pamungkas

Dalam soal yang satu ini Soehato patut diacungi jempol, yaitu kesediaannya untuk mengundurkan diri. Sebab kalau tidak, sangat mungkin bisa terjadi konflik berkepanjangan yang bisa menumpahkan darah. Sekalipun sifatnya hanya untuk sementara, karena penggantiannya tidak memberikan manfaat sebagaimana harapan rakyat. Tidak berarti mundurnya Soeharto harus disesali... melainkan penggantiannya yang harus disesali!

Beberapa faktor yang menjadi sebab keputusan Soeharto untuk mundur bisa ditelusuri sejak menjelang 1993. Menjelang tahun itu, Soeharto sudah bilang merasa "miris" untuk melanjutkan kepemimpinannya. Ada rasa takut di dalam hatinya, khawatir tidak berhasil karena sudah merasa tua dan lelah. Dia ingin menyerahkan kekuasaan kepada BJ Habibie. Entah itu merupakan janji yang harus ditepatinya, atau sebab lain, tapi banyak yang melihat memang Habibie sudah diangkatnya sebagai Crown Prince. Tetapi Soeharto tidak mau gegabah, karena banyak yang tidak suka dengan Habibie, terutama dari TNI-AD.

Karena itu Soeharto membuat "pemilihan" Cawapres. Dikerahkanlah beberapa tokoh, 5 orang Sipil dan 6 dari ABRI... Masing-masing diminta mebyebutkan tiga nama Calon Wakil Presiden. Pada tgl 8 Maret hasilnya dilihat, ternyata Habibie mendapat angka tertinggi. Sedianya pada tanggal 11 Maret Pak Harto mau mengumumkan pilihannya itu di dalam Sidang MPR. Rencananya gagal, karena Fraksi ABRI tiba-tiba mengumumkan Try Sutrisno sebagai pilihannya untuk Wapres. Berarti melengkapi tiga dari lima fraksi yg memilih Try Sutrisno, yaitu PDIP dan Utusan Golongan. Esoknya PPP bergabung. Soeharto mengalah, tetapi berkesimpulan bahwa kelompok yang dulu mendukungnya sudah tidak solid lagi, terutama dari TNI.

Soeharto masgul, karena dia harus memimpin Negara ini untuk lima tahun lagi. Padahal mestinya sudah bisa pensiun dan menyerahkan kekuasaannya kepada Habibie. Mestinya dia sudah bisa beristirahat...

Lalu ada kejadian lagi... Bill Clinton terpilih menjadi Presiden dan mulai mengeluhkan soal Timor Timur. Sesudah Konferensi APEC di Bogor usai (1994), Clinton meminta James Riady ikut menjatuhkan Soeharto agar soal Tim-Tim selesai, tidak bikin malu AS.

Tanpa disangka-sangka Paspampres "kecolongan" di Jerman, sehingga Soeharto didemo di mana-mana pada April 1995, karena dituduh melanggar HAM di Tim-Tim, Aceh dan Irian Barat. Tetapi yang paling menyakitkan adalah ketika Soeharto dimaki-maki dengan kata-kata kotor di Dresden.

Sungguh menjadi aneh, ketika Soeharto mempersalahkan kejadian di Jerman kepada SBP sebagai "kambing hitam". Mahasiswa dan pemuda mulai bergerak dan menjadi berani melawan Soeharto, bersamaan dengan pengadilan terhadap SBP. SBP membikin ulah dengan membentuk Partai baru dan menantang Soeharto dalam sebuah Pilpres langsung.

Krisis Moneter yang tiba-tiba saja terjadi menambah keyakinan Gagal Totalnya Pembangunan Ekonomi Soeharto bersama para Teknokrat Mafia Berkeley. Krisis Moneter mana adalah sesuatu yang sangat mungkin direkayasa oleh Pihak Barat yang bekerjasama dengan para Mafia Cina Taipan Indonesia. Rekayasa ini menjadi semakin terbukti dengan adanya Amandemen terhadap UUD 1945 pasca Soeharto.

Masuknya IMF untuk membantu semakin menghancurkan dan merusak perekonomian Indonesia. Ketika masyarakat semakin sulit kehidupannya, pemuda dan mahasiswa mulai bergerak menuntut Soeharto mundur. Sekalipun begitu, untuk memenuhi janjinya kepada Habibie, Soeharto terpaksa mencalonkan diri lagi sebagai Calon Tunggal untuk ke tujuh kalinya Maret 1998, dan berhasil! Habibie pun berhasil diangkatnya menjadi Wapres.

Tetapi, empat mahasiswa Trisakti berhasil ditembak
mati pasukan Wiranto, maka posisi Soeharto pun menjadi seperti telor di ujung tanduk. Ketika Jakarta akhirnya dibakar, akhir kekuasaan Soeharto tinggal menghitung hari. Ribuan masa pemuda dan mahasiswa masuk dan menduduki Gedung MPR.

Para Guru besar UI datang menghadap meminta Soeharto mundur. Pimpinan MPR juga memintanya mundur. Ketika Soeharto masih mau menyusun kembali Kabinet Reformasi, 14  menterinya pun mundur. Ketika akhirnya Bill Clinton juga memintanya mundur, Soeharto menurut... Tercapai janjinya mengangkat BJ Habibie menjadi Presiden pada Mei 1998, sekalipun dengan berat hati...

Indonesia terhindar dari Perang Saudara... Tetapi kemungkinan Perang Saudara kembali terulang oleh Jokowi. Antara gerakan yang Pro-Islam dan Kontra-Islam, yang Pro-Komunis dan Kontra-Komunis, yang Pro-Cina dan Pro-Pribumi. Sementara perekonomian kacau-balau..., lalu terbongkar ribuan pucuk senjata berat militer diselundupkan untuk Polri, terbongkar pula senjata berat militer diselundupkan lewat pesawat kepresidenan untuk Pasukan Pengaman Presiden... dan puluhan ribu Orang Cina RRC berambut cepak sudah masuk Indonesia!

Dan sejauh ini Jokowi membiarkan semua terjadi. Beranikah Jokowi mundur seperti Soeharto, untuk menghindarkan Perang Saudara?! Atau menunggu pemuda dan mahasiswa menduduki gedung DPR/ MPR-RI...??!!

@SBP
3/10/17
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi... (VII)
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (V)

Minggu, 26 November 2017

PASCA JOKOWI 2017.... (VI)

By Sri-Bintang Pamungkas

Dalam soal yang satu ini Soehato patut diacungi jempol, yaitu kesediaannya untuk mengundurkan diri. Sebab kalau tidak, sangat mungkin bisa terjadi konflik berkepanjangan yang bisa menumpahkan darah. Sekalipun sifatnya hanya untuk sementara, karena penggantiannya tidak memberikan manfaat sebagaimana harapan rakyat. Tidak berarti mundurnya Soeharto harus disesali... melainkan penggantiannya yang harus disesali!

Beberapa faktor yang menjadi sebab keputusan Soeharto untuk mundur bisa ditelusuri sejak menjelang 1993. Menjelang tahun itu, Soeharto sudah bilang merasa "miris" untuk melanjutkan kepemimpinannya. Ada rasa takut di dalam hatinya, khawatir tidak berhasil karena sudah merasa tua dan lelah. Dia ingin menyerahkan kekuasaan kepada BJ Habibie. Entah itu merupakan janji yang harus ditepatinya, atau sebab lain, tapi banyak yang melihat memang Habibie sudah diangkatnya sebagai Crown Prince. Tetapi Soeharto tidak mau gegabah, karena banyak yang tidak suka dengan Habibie, terutama dari TNI-AD.

Karena itu Soeharto membuat "pemilihan" Cawapres. Dikerahkanlah beberapa tokoh, 5 orang Sipil dan 6 dari ABRI... Masing-masing diminta mebyebutkan tiga nama Calon Wakil Presiden. Pada tgl 8 Maret hasilnya dilihat, ternyata Habibie mendapat angka tertinggi. Sedianya pada tanggal 11 Maret Pak Harto mau mengumumkan pilihannya itu di dalam Sidang MPR. Rencananya gagal, karena Fraksi ABRI tiba-tiba mengumumkan Try Sutrisno sebagai pilihannya untuk Wapres. Berarti melengkapi tiga dari lima fraksi yg memilih Try Sutrisno, yaitu PDIP dan Utusan Golongan. Esoknya PPP bergabung. Soeharto mengalah, tetapi berkesimpulan bahwa kelompok yang dulu mendukungnya sudah tidak solid lagi, terutama dari TNI.

Soeharto masgul, karena dia harus memimpin Negara ini untuk lima tahun lagi. Padahal mestinya sudah bisa pensiun dan menyerahkan kekuasaannya kepada Habibie. Mestinya dia sudah bisa beristirahat...

Lalu ada kejadian lagi... Bill Clinton terpilih menjadi Presiden dan mulai mengeluhkan soal Timor Timur. Sesudah Konferensi APEC di Bogor usai (1994), Clinton meminta James Riady ikut menjatuhkan Soeharto agar soal Tim-Tim selesai, tidak bikin malu AS.

Tanpa disangka-sangka Paspampres "kecolongan" di Jerman, sehingga Soeharto didemo di mana-mana pada April 1995, karena dituduh melanggar HAM di Tim-Tim, Aceh dan Irian Barat. Tetapi yang paling menyakitkan adalah ketika Soeharto dimaki-maki dengan kata-kata kotor di Dresden.

Sungguh menjadi aneh, ketika Soeharto mempersalahkan kejadian di Jerman kepada SBP sebagai "kambing hitam". Mahasiswa dan pemuda mulai bergerak dan menjadi berani melawan Soeharto, bersamaan dengan pengadilan terhadap SBP. SBP membikin ulah dengan membentuk Partai baru dan menantang Soeharto dalam sebuah Pilpres langsung.

Krisis Moneter yang tiba-tiba saja terjadi menambah keyakinan Gagal Totalnya Pembangunan Ekonomi Soeharto bersama para Teknokrat Mafia Berkeley. Krisis Moneter mana adalah sesuatu yang sangat mungkin direkayasa oleh Pihak Barat yang bekerjasama dengan para Mafia Cina Taipan Indonesia. Rekayasa ini menjadi semakin terbukti dengan adanya Amandemen terhadap UUD 1945 pasca Soeharto.

Masuknya IMF untuk membantu semakin menghancurkan dan merusak perekonomian Indonesia. Ketika masyarakat semakin sulit kehidupannya, pemuda dan mahasiswa mulai bergerak menuntut Soeharto mundur. Sekalipun begitu, untuk memenuhi janjinya kepada Habibie, Soeharto terpaksa mencalonkan diri lagi sebagai Calon Tunggal untuk ke tujuh kalinya Maret 1998, dan berhasil! Habibie pun berhasil diangkatnya menjadi Wapres.

Tetapi, empat mahasiswa Trisakti berhasil ditembak
mati pasukan Wiranto, maka posisi Soeharto pun menjadi seperti telor di ujung tanduk. Ketika Jakarta akhirnya dibakar, akhir kekuasaan Soeharto tinggal menghitung hari. Ribuan masa pemuda dan mahasiswa masuk dan menduduki Gedung MPR.

Para Guru besar UI datang menghadap meminta Soeharto mundur. Pimpinan MPR juga memintanya mundur. Ketika Soeharto masih mau menyusun kembali Kabinet Reformasi, 14  menterinya pun mundur. Ketika akhirnya Bill Clinton juga memintanya mundur, Soeharto menurut... Tercapai janjinya mengangkat BJ Habibie menjadi Presiden pada Mei 1998, sekalipun dengan berat hati...

Indonesia terhindar dari Perang Saudara... Tetapi kemungkinan Perang Saudara kembali terulang oleh Jokowi. Antara gerakan yang Pro-Islam dan Kontra-Islam, yang Pro-Komunis dan Kontra-Komunis, yang Pro-Cina dan Pro-Pribumi. Sementara perekonomian kacau-balau..., lalu terbongkar ribuan pucuk senjata berat militer diselundupkan untuk Polri, terbongkar pula senjata berat militer diselundupkan lewat pesawat kepresidenan untuk Pasukan Pengaman Presiden... dan puluhan ribu Orang Cina RRC berambut cepak sudah masuk Indonesia!

Dan sejauh ini Jokowi membiarkan semua terjadi. Beranikah Jokowi mundur seperti Soeharto, untuk menghindarkan Perang Saudara?! Atau menunggu pemuda dan mahasiswa menduduki gedung DPR/ MPR-RI...??!!

@SBP
3/10/17
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi... (VII)
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (V)

PASCA JOKOWI 2017... (V)

By Sri-Bintang Pamungkas

Masa Rezim Jokowi ini amat sangat benci sekali bagi kelangsungan hidup Rakyat, Bangsa, Negara dan Agama. Kenapa Agama menjadi penting, karena Agama pada hakekatnya adalah untuk memperbaiki AKHLAK manusia. Sehingga tanpa Agama, sulit dibayangkan betapa kacaunya dunia ini.

Rezim Jokowi mengabaikan Agama, dan menginginkan agar Agama dipisahkan dari Politik Kenegaraan. Padahal Bab Agama ada di dalam Konstitusi UUD 1945 dan Dasar Negara adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Apa pun permainan yang sedang dimainkan, Jokowi pada hakekatnya menolak Pancasila. Soeharto pernah cukup lama berbeda pendapat, bahkan mengalami konflik dengan dan memusuhi Tokoh-tokoh dan Aktivis-aktivis Islam. Tetapi Soeharto tidak pernah berani mengabaikan Agama, apalagi Islam. Dalam tujuh kali Pemilihan Presiden, Soeharto selalu meminta dukungan Majelis Ulama Indonesia/ MUI yang terkenal dengan Doa Politiknya. Soeharto akhirnya juga menoleh kepada Islam lewat ICMI, serta tetap menjaga hubungan erat dengn Muhamnadiyah dan Nahdhatul Ulama.

Tidak demikian dengan Jokowi yang memperlihatkan sikap permusuhan yang dalam terhadap para Ulama dan Aktivis Islam, dengan mengatakan Islam mereka tidak seperti Islamnya. Jokowi pun menuduh Islam mereka sebagai radikalis dan non-toleran. Kalau Soeharto dulu menangkapi dan memenjarakan siapa saja yang menentang pendapatnya, baik yang muslim maupun non-muslim, bahkan yang terindikasi simpatisan komunis, maka Jokowi hanya memilih yang bersimbol Islam. Sekalipun Jokowi pernah menyatakan "gebug PKI", tapi dia juga membiarkan simbol-simbol Palu Arit tertebar di banyak tempat. Jokowi dengan bantuan Polri menangkapi banyak aktivis Islam dengan tuduhan hatespeach yang tertuju kepada etnis Cina, sedang pelaku hatespeach yang sebaliknya, yaitu orang-orang Cina yang menghina Islam dan Pribumi, dibiarkan bebas berkeliaran...

Demikian pula tentang paham Komunis... Dibanding dengan Soeharto yang selama 30 tahun lebih selalu memelihara dan mempertahankan posisinya yang Anti Komunis sejak Peristiwa 1965, maka Jokowi justru yang menjadi satu-satunya Presiden RI yang berani mengatakan bahwa PKI tidak bersalah dalam Peristiwa 1965 itu, dan bahwa PKI-lah yang menjadi korban fitnah... Jelaslah, bahwa ini merupakan. Pelanggaran terhadap Ketetapan MPR No. XXV/MPRS/1966. Itulah senjata Trisula Gerakan Pro-Jokowi yang bisa diidentifikasi dengan Anti Islam, Anti Pribumi/ Pro-Cina dan Pro-Komunis.

Mengenang kembali Peristiwa 30 September 1965, DN Aidit, seorang Anak Kyai di Bangka-Belitung, sebagai Pimpinan PKI, menjadi tokoh sentral Peristiwa yang terkait dengan Kudeta Gagal oleh Pasukan Cakrabirawa (Pengawal Presiden Soekarno). Sepulang dari Beijing, RRC, konon Aidit mendapat perintah langsung dari Ketua Mao Tsetung untuk menyiapkan diri menggantikan kekuasaan Soekarno, segera sesudah Soekarno meninggal karena sakit. Pada waktu itu, Soekarno memang sedang sakit berat dan mendapat perawatan dari dokter-dokter RRC. Situasi ini mirip dengan apa yang kemudian dialami oleh Pangeran Norodom Sihanouk, Pemimpin Kamboja yang sakit dan dirawat di RRC sampai meninggalnya, dan sementara itu terjadi kudeta terhadap dirinya. Aidit diperintah Mao menyiapkan diri menggantikan kekuasaan Soekarno sebelum didahului oleh pihak lain, seperti kelompok militer.

Apa yang menjadi penting dalam skenario tersebut adalah campur tangan RRC, sebuah Negara Komunis internasional. Diperkirakan tiga kapal RRC penuh bermuatan senjata sudah berlabuh di Pantai Utara Jawa, salah satunya sudah dibongkar. Senjata-senjata itu diperkirakan untuk mempersenjatai Barisan Tani Indonesia (BTI) yang Pro-PKI, yang dibentuk sebagai Angkatan Ke Lima dari Angkatan Bersenjata Indonesia.

Akhirnya memang terjadi kudeta dengan dibentuknya Dewan Revolusi oleh para pemberontak. Rakyat Indonesia di bawah pimpinan Jenderal Soeharto sepakat, bahwa PKI berada di belakang Peristiwa itu. Enam orang Jenderal TNI termasuk Panglima ABRI, serta seorang Perwira Tinggi dibunuh...

Soekarno selamat, tetapi menolak keterlibatan PKI. Ratusan ribu Pemuda dan Mahasiswa bergolak menuntut supaya PKI dibubarkan. Pergolakan berlangsung selama hampir dua tahun. Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia khususnya, praktis meniadakan kuliah selama tiga semester karena para mahasiswanya berunjuk rasa di jalanan menuntut supaya Soekarno mempertanggungjawabkan diri kepada MPR dan diadili, karena dianggap terlibat dalam Peristiwa 1965.

Sesudah melalui berbagai liku-liku perbantahan, aksi-aksi di jalanan dan melihat jatuhnya korban jiwa, seorang mahasiswa Arief Rahman Hakim, seorang Pelajar Ichwan Ridwan Rais dan seorang wartawan Zaenal Sakse, tuntutan para pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Kami, Kapi/ Kappi dan Kasi untuk menggelar Sidang Istimewa MPR disetujui. Pada tanggal 7 Maret 1967 Ketua DPR Ahmad Syaikhu memanggil Sidang Istimewa MPR dan menggelar sidangnya sampai 11 Maret. Soekarno dituduh melanggar Konstitusi dan membela PKI. Pertanggungjawaban Soekarno ditolak. Soekarno dianggap bersalah dan dicabut dari kedudukannya sebagai Presiden/Mandataris MPR, digantikan oleh Jenderal Soeharto sebagai Penjabat Presiden dalam Pemerintahan Transisi, dan sekaligus Ketua Presidium Kabinet Ampera, tepat pada 11 Maret 1967. Mahasiswa kembali ke bangku kuliah dan para Pemuda kembali bekerja.

Keputusan MPR yang memecat Soekarno itu dituangkan dalam Ketetapan MPRS No. XXXIII/MPRS/1967. Memang ketika itu MPR hasil Pemilihan Umum masih belum terbentuk, sehingga masih berupa MPRS yang bersifat "Sementara". Di dalam MPRS tersebut masih banyak anggotanya yg berasal dari orang-orang PKI dan yang setia kepada Soekarno. Sebelum sidang, orang-orang itu dikeluarkan dari MPRS dan diganti dengan tokoh-tokoh pemuda, mahasiswa dan masyarakat reformis. Karena itu, SI-MPR berlangsung lancar dan cepat. Itulah makna dari REVOLUSI yang sesungguhnya, istilah umum dan biasa, yang selalu harus berlaku manakala Rakyat Yang Berdaulat harus menumbangkan pemimpinnya karena melanggar Daulat Rakyat.

Kejadian yang sama pun 30 tahun kemudian berlaku terhadap Soeharto. Soeharto juga dianggap melanggar Konstitusi dan berbuat aniaya terhadap Rakyat... Soeharto dipaksa mundur! Pada awalnya Soeharto masih berusaha menolak dengan membentuk Dewan Reformasi Nasional dan Kabinet Reformasi. Tetapi adanya tekanan dari dalam Negeri dengan mundurnya 14 Menteri, serta tekanan dari Luar Negeri pula, pada akhirnya Soeharto bersedia mundur. Kalau tidak, maka Soeharto pun, seperti pendahulunya, akan menghadapi SI-MPR untuk dicabut mandatnya.

Sebelumnya, kepada Soeharto disodorkan beberapa Opsi Penggantian Kekuasaan. Soeharto memilih salahsatunya, yaitu mundur sebagai Presiden RI dan menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden BJ Habibie, yaitu sesuai dengan ketentuan Pasal 8 UUD 1945.

Bagaimana dengan Jokowi?! Jokowi tidak sekedar membiarkan PKI bangkit dan hidup kembali, tetapi juga membenci Islam Indonesia dan membenci Pribumi, Orang Indonesia Asli. Jokowi pun tidak memberikan kesejahteraan kepada rakyat, bahkan menyengsarakan. Terlebih-lebih Jokowi membangun kerjasama dengan RRC di mana ribuan, ratusan ribu, bahkan direncanakan dalam jutaan imigran Cina RRC dengan mudah bisa masuk ke Indonesia dengan alasan sebagai pekerja... Semua adalah instruksi dari Jokowi.

Bahkan beberapa hari terakhir ini muncul berita tentang adanya impor 5.000, atau bahkan 20.000, senjata berat, termasuk anti tank, anti pesawat, impor mana bukan untuk TNI dan dilakukan oleh institusi di luar TNI. Tentu saja keadaan ini mirip sekali dengan hari-hari menjelang Peristiwa 1965, peristiwa yang membikin rakyat merasa ngeri, yang pernah disebut oleh dunia internasional sebagai "tahun yang amat sangat menakutkan, mengerikan dan membahayakan kehidupan..." (the Year of Living Dangerously...).Apalagi bersamaan dengan makin dekatnya tanggal 30 September, tepat 52 tahun Peristiwa G30S 1965. Kalau dulu hanya ribuan senjata yang datang dari Cina, maka sekarang ini yang datang adalah senjata bersama orang-orang Cinanya. Akankah datang banjir darah lagi di Indonesia?!

Kalau Soekarno dan Soeharto harus jatuh, maka Joko Widodo pun kiranya harus begitu pula, khususnya lewat SI-MPR. Karena itu, tidak berlebihan kalau kiranya kepada Jokowi pun perlu disiapkan Opsi tentang Pemindahan Kekuasaan, seperti yang pernah disampaikan kepada Soeharto. Kira-kira beberapa Opsi itu adalah sebagai berikut ini, terkait di dalamnya upaya pembentukan Pemerintahan Transisi Pasca berlakunya kembali UUD 1945 Asli...

1. Pasangan Presiden/ Wakil Presiden Joko Widodo/ Jusuf Kalla dapat melanjutkan kepemimpinannya dengan mewujudkan pola Kabinet Reformasi yang sifatnya total, setelah memenuhi syarat-syarat tertentu, serta mengulang kembali sumpahnya untuk setia kepada Rakyat, Bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Asli, sampai jabatannya berakhir dan dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR untuk melanjutkan Pemerintahan.

2. Presiden Joko Widodo berhenti atas permintan sendiri atau dicabut mandatnya oleh MPR, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla meneruskan kepemimpinannya sebagai Presiden sampai masa jabatannya berakhir dan dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR untuk melanjutkan Pemerintahan.

3. Presiden dan Wakil Presiden  berhenti atas permintaan sendiri atau dicabut mandat keduanya oleh MPR. Pemerintahan dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan, sampai masa jabatannya berakhir dan dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR untuk melanjutkan Pemerintahan.

4. Presiden dan Wakil Presiden berhenti atas permintaan sendiri atau dicabut mandat keduanya oleh MPR. Pemerintahan dilaksanakan oleh Ketua MPR, Ketua Mahkamah Agung dan Panglima TNI sampai dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.

5. Presiden dan Wakil Presiden berhenti atas kemauan sendiri arau dicabut mandat keduanya oleh MPR. Pemerintahan dilaksanakan oleh Ketua MPR, Ketua Mahkamah Agung dan Panglima TNI, serta bersama dua orang Negarawan dari Kelompok Reformis yang tidak pernah menduduki jabatan dalam pemerintahan Negara sebelumnya, sampai dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.

6. Presiden dan Wakil Presiden berhenti atas kemauan sendiri, atau dicabut mandat keduanya oleh MPR. Pemerintahan dilaksanakan oleh setidaknya 5 (lima) orang Negarawan dari Kelompok Reformasi yang tidak pernah menduduki jabatan dalam pemerintahan Negara sebelumnya, sampai dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.

@SBP
28/9/17
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi... (VI)
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (IV)

MENCIUM HAJAR ASWAD

Di Masjidil Haram, sehabis menyelesaikan tawaf, saya segera menepi mencari tempat strategis yang berhadapan langsung dengan multazam untuk berdoa. Saya menemukan tempat yang kebetulan lowong di hadapan ka'bah. Lalu saya bersimpuh dan memanjatkan do'a sambil menunggu waktu subuh menjelang.

Saat itulah saya melihat seorang lelaki hitam legam dari benua afrika datang dan langsung mengambil tempat di samping kanan. Terlintas dalam hati, "Dengan potongan perawakan dan tampang seperti ini, lelaki kulit hitam ini pasti orang kasar yang tidak berpendidikan".

Lalu sebagaimana kebiasaan di masjid ketika duduk bersebelahan dalam satu jamaah, saya menyalaminya. Tiba-tiba ia bertanya dengan bahasa inggris yang bagus sekali tentang asal saya. "Saya dari Nigeria, kamu dari mana?". 
Saya bilang, saya berasal dari Indonesia.
"Kenapa orang Indonesia suka sekali berusaha mencium batu hajar aswad"?, tanyanya memulai percakapan.

"Mungkin karena cinta. Kabah adalah rumah Tuhan, dan hajar aswad adalah batu yang pernah dicium Rasulullah. Maka mencium hajar aswad adalah refleksi cinta orang Indonesia terhadap Tuhan dan Rasulnya", jawab saya sekenanya.

"Apakah orang Indonesia juga bertingkah laku seperti itu terhadap cinta Allah SWT yang dianugerahkan kepada mereka?", katanya.

"Maksud anda?, cinta Allah SWT seperti apa yang dianugerahkan kepada kami"?, jawab saya dengan bingung.

Lalu lelaki hitam itu menjawab, "jika Allah Taala menganugerahkan kalian istri, anak-anak dan orang tua yang masih hidup, itulah wujud cinta Allah kepada kalian. "Pertanyaan saya", katanya "Apakah orang-orang Indonesia, berusaha dengan keras dan gigih mencurahkan kasih sayang terhadap anak, istri dan orang tua mereka yang masih hidup yang diamanahkan Allah Taala sebagaimana mereka berusaha mencium hajar aswad? Jika terhadap batu saja refleksi cinta kalian begitu dahsyat, lebih lagi terhadap makhluk Allah yang telah diamanahkan kepada kalian"?, tegasnya lagi.

Saya tercekat, hilang akal dan tak mampu berkata lagi. Apalagi saat ia bercerita bahwa ia menyelesaikan PhD-nya di AS namun memilih pulang membesarkan anak-anaknya yang 6 orang agar mampu menjadi muslim yang baik. Maka hancurlah semua persangkaan saya terhadap orang ini. ALLAH membayarnya langsung tunai saat itu juga.

Setelah shalat subuh, sebelum berpisah ia memberi nasehat yang sampai saat ini masih teringat di kepala saya. "Keberhasilan haji kita, mabrur atau tidaknya dinilai bukan pada saat kita menyelesaikan ritus-ritus haji seperti tawaf atau bahkan mencium hajar aswad, namun dinilai pada saat kita kembali. Apakah kita mampu menunaikan amanah-amanah, anugerah-anugerah, kasih sayang Allah Taala kepada kita dengan bersungguh-sungguh, bersusah payah, mencurahkan kasih sayang kepada orang-orang yang kita cintai, pekerjaan dan masyarakat."

Saya genggam tangannya, saya memeluknya dan menyampaikan terima kasih. Saat dia pergi di antara kerumunan orang, saya faham, inilah cara Allah Taala menegur saya dan menyampaikan makna mencium hajar aswad.

PASCA JOKOWI 2017... (III)

By Sri-Bintang Pamungkas

Jadi, Trisakti Jokowi yang Pertama, kiranya adalah Gerakan Kebangkitan PKI. Para simpatisan gerakan itu mengadakan Pertemuan di YLBHI, rencananya pada 16-17 September ini, membahas tema tentang Pembelaan terhadap para Keluarga dan Simpatisan PKI dalam Peristiwa G30S 1965, dengan menyebut dirinya sebagai Korban Orde Baru...

Kontan, ribuan masa Anti Komunis, di dalamnya ada Jenderal-jenderal mantan TNI-AD di jaman Orde Baru, menggeruduk Kantor YLBHI untuk membubarkan Pertemuan tersebut. Pertemuan hari pertama itu akhirnya dilarang Polda Metro Jaya dengan alasan belum ada pemberitahuan. Tentu alasan Polda itu salah besar, karena bukan "pemberitahuan" atau "ijin" dari Polri yg menjadi masalah, tetapi "PKI"-nya! PKI dan segala kegiatannya melalui Tap MPR memang dilarang sejak 1966... dan mulai 1998 termasuk sebagai Kejahatan terhadap Keamanan Negara.

Tentulah Jokowi dianggap yang paling bertanggungjawab dalam soal ini, karena Gerakan Kebangkitan PKI ini justru muncul kembali dalam periode Jokowi. Jokowi pun dikaitkan dengan Gerakan Cinaisasi, atau Gerakan Pro-Cina Anti-Pribumi. Kiranya ini menjadi Trisaktinya Jokowi yang Ke Dua.

Tidak lama setelah dilantik, masih di tahun 2014, Jokowi menyampaikan rencananya membangun infrastruktur berupa Tol Laut dan Poros Maritim di Konferensi APEC di Bejing. Jokowi pun ikut menjadi pendiri Bank Pembangunan Infrastruktur Internasional bersama RRC. Indonesia pun mendapat gelontoran ribuan trilyun USD dari RRC. Sampai sekarang tidak kurang dari USD 50 milyar... belum lagi dana talangan berupa Turn-Key Projects.

Rupanya Tol Laut dan Poros Maritim Jokowi ini dianggap sesuai dengan Program RRC, One Belt One Road (OBOR), dalam rangka membangun Jalan Sutera Laut untuk menguasai Laut Cina Selatan, dari Pantai Asia Tenggara, Asia Selatan sampai Pantai Afrika Timur.

Gelontoran Utang Luar Negeri dari RRC ini ternyata diikuti oleh Program Migrasi Orang-orang Cina RRC yang disebut sebagai buruh. Buruh-buruh Cina Migran itu, selain mengerjakan proyek-proyek infrastruktur dengan dana pinjaman RRC, juga dipersiapkan untuk menjadi buruh yang bekerja di pabrik-pabrik yang mereka kerjakan. Termasuk menjadi petani-petani untuk sawah dan perkebunan yang mereka buat dengan cara menguasai tanah-tanah Negara dan lahan-lahan pertanian penduduk. Semua dilakukan di depan hidung dan mata kepala Jokowi.

Proyek-Proyek infrastruktur yang didengung-dengungkan itu ternyata sebagian besar adalah berupa pelabuhan-pelabuhan laut dan proyek-proyek pengeboran minyak dan penggalian minerba. Proyek-proyek pelabuhan Tol Laut itu adalah sebagai batu loncatan atau entry points masuknya Cina-Cina migran RRC ke Indonesia. Sekaligus dengan proyek-proyek lainnya adalah untuk menguras kekayaan alam Indonesia dan mengangkutnya ke RRC lewat pelabuhan-pelabuhan itu. Semua proyek dan utang-utang itu adalah untuk kepentingan RRC...

Terbetiklah berita, bahwa pada 15 Februari 2015, Waperdam Liu Yandong dari RRC dalam ceramahnya di FISIP-UI telah menyampaikan rencananya tentang Pertukaran Pemuda RRC dan RI sebanyak 10 juta. Tentulah itu bukan pertukaran "Dua Pihak" melainkan "Satu Pihak" RRC. Bagaimana semua "perjanjian" dengan RRC ini terjadi tidak ada yg tahu... Yang jelas DPR tidak bergeming, karena sejak Jokowi naik, DPR selalu diobok-obok. Pada awalnya dibentuk DPR tandingan, lalu dihancurkan citranya sebagai Wakil Rakyat dan korup. DPR digelontori dengan milyaran uang dan kasus-kasus kejahatan mereka, sehingga tidak punya waktu untuk menilai dan mengendalikan ulah Jokowi. Sehingga semua rencana Jokowi yang tidak berpihak kepada Rakyat, Bangsa dan Negara, bahkan Agama Islam, dan melanggar Konstitusi, bisa lolos dengan mudah. Dasarnya memang DPR adalah hasil dari demokrasi prosedural dan transaksional...

Jokowi tidak peduli dengan pengangguran yang ada di Indonesia, tapi malahan mengimpor buruh dari RRC. Buruh yang direncanakan mencapai sepuluh jutaan itu, bahkan dipersilahkan untuk menetap di Indonesia dengan fasilitas yang sudah dipersiapkan, seperti visa gratis di semua Konsulat, KTP seumur hidup dan rumah atau apartemen serta upah tinggi. Pada awalnya Jokowi tidak mengaku adanya migrasi besar-besaran itu, dengan mengatakan mereka adalah turis... Dari beberapa kasus yang terungkap, orang-orang RRC yang disamarkan sebagai buruh migran itu sangat mungkin adalah penjahat-penjahat penghuni penjara dan kam-kam kerja paksa di RRC... dan tentara-tentara merah komunis yang menyamar. Seakan-akan pihak Imigrasi, Dalam Negeri, Ketenagakerjaan dan TNI semua menutup mata terhadap kenyataan yang ada. Mereka tidak sadar, bahwa para Dutabesar Negara-negara Asing memperhatikan sepak terjang mereka. Sungguh memalukan!

Seorang tokoh aktivis dan pergerakan, Ki Gendeng Pamungkas, yang mengungkapkan Cinaisasi yang dimiripkannya dengan Penjajahan Mafia Cina terhadap NKRI, ditangkap, ditahan dan sekarang diadili dengan tuduhan menyebar kebencian. Masih banyak lagi aktivis yang mengalami nasib sama gara-gara menyampaikan kritik dan peringatannya terhadap bahaya Cinaisasi. Apabila sepuluh juta Cina benar datang di era Jokowi, maka orang-orang Cina bisa menjadi suku nomor dua sesudah suku Jawa dengan jumlah 13%, dibanding suku Sunda yang turun dari 11% menjadi 9% dan suku Jawa yang turun dari 45% menjadi 43% penduduk.

Aktivis-aktivis lain yang memberikan kritiknya terhadap Xong "Ahok" Wansie serta menggalang kekuatan untuk membendungnya menjadi Gubernur DKI-Jakarta, ditangkap dengan tuduhan yang dibuat-buat, termasuk tuduhan Makar Palsu terhadap Jokowi.... lalu diadili dan dipenjara. Demikian pula perempuan dan Ibu-ibu Aktivis yang menggalang kekuatan Ulama dan Pemeluk Islam, pada akhirnya ditangkap dan ditahan, karena menjadi penyebab kekalahan Ahok dalam Pilkada di DKI Jakarta, dan dipenjarakannya Ahok selama dua tahun karena menista Islam. Akibat dendam Ahok dan para Ahokers ini, bahkan seorang Ulama Besar dalam garis keturunan Rasulullah terpaksa harus mengasingkan diri bersama keluarganya ke luar negeri, karena tuduhan yang dibuat-buat oleh pihak Polri.

Belum lagi Terhitung puluhan ribu penduduk Pribumi dari Keluarga Miskin Jakarta yang sempat digusur Calon Gubernur Gagal Xong "Ahok" Wansie... Jadi, Cinaisasi tidak hanya menunjukkan kepedulian rezim Pro-Cina Jokowi kepada Cina-cina RRC, tetapi sekaligus menunjukkan Anti-Pribumi dengan cara menggusur dan memiskinkan mereka. Belasan ribu Kepala Keluarga yang rumahnya dihancurkan dengan alat-alat berat serta dijaga oleh panser-panser TNI dan Polri beserta ratusan personil mereka yang lengkap dengan senjata laras itu, entah mengungsi di mana... di bawah terik matahari dan dinginnya angin dan hujan. Belum lagi memikirkan anak-anak mereka, sekolah mereka, ketika bapak-bapak mereka kehilangan pekerjaannya...

Sementara para Taipan Cina Mafia hidup di istana-istana dan menguasai Keuangan, Perdagangan dan Industri, serta para Pejabat piaraan. Mereka... Sangat mirip dengan Orang-orang Palestina yang menjadi merasa asing di tanah-airnya sendiri akibat migrasi yang berubah menjadi agresi Yahudi Israel. Keadaan ini menimbulkan dendam kesumat yang mendalam yang tidak pernah terlintas di benak Jokowi... Yang pada waktu Pilpres 2014 selalu menjanjikan Angin Surga agar bisa dipilih...

Ribuan hektar, bahkan jutaan hektar tanah dan hutan Indonesia sudah dikuasai hanya oleh beberapa gelintir Mafia Cina dari kelompok imigran di masa lalu dan sejak masa Belanda. Mereka masih belum puas... maka dimunculkanlah pula Proyek Reklamasi dengan membangun 17 pulau seluas lebih dari 4000 hektar di Pantai Utara Jakarta. Reklamasi ini, yang dibangun para Taipan Sedayu, Podomoro, Ciputra dan lain-lain, selain menghacurkan kehidupan ribuan keluarga nelayan, juga ditujukan untuk menampung para Imigran Cina dari RRC dan Cina-cina Hoakiauw Taipan dari mana saja... Pembangunan Kota Baru Meikarta seluas 80 ribu hektar di Kabupaten Bekasi yang dilewati Kereta Api Cepat Cina Jakarta-Bandung. Proyek Kota Cina Meikarta tanpa ijin oleh Taipan Kelompok Lippo ini, yang menggusur sawah pengairan dan ribuan para Kepala Keluarga Petaninya, adalah juga suatu bentuk kesewenang-wenangan terhadap Pribumi... Mirip dengan Pribumi Cleansing, yang selangkah lagi menjadi seperti yang terjadi di bekas Negara Yugoslavia terhadap warga Bosnia-Herzegovina, atau di Rachine terhadap suku Rohingya di Myanmar...

Tidak heran kalau orang menghubungkan Jokowi dengan Oey Hong Liong yang menurut seorang Sejarawan Cina Tradisional, Tan Soe Djie, adalah nama asli Jokowi. Tuntutan masyarakat untuk memeriksa DNA Jokowi, tentu tidak terlepas dari keinginan membuktikan, bahwa bapak asli Jokowi adalah Orang Cina Asli yang berkiblat pada Negara Komunis RRC, dan bahwa Bapak angkatnya adalah tokoh komunis Boyolali... Sehingga menjadi terang semakin menggeloranya Gerakan Pro-Cina Anti-Pribumi di era Jokowi...

@SBP
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi... (IV)
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (II)