Minggu, 31 Desember 2017

MENGENAL TEKNIK HACKING SS7 DAN CARA MENCEGAHNYA

Saat ini sedang populer yang namanya keamanan Two Step Verification, dimana memungkinkan kamu untuk memakai ponsel sebagai verifikasi lebih lanjut selain password. Mudahnya misal kamu ingin mengakses Facebook, maka kamu harus memasukan password dan kode SMS dari Facebook.

Seiring dengan populernya metode keamanan ini, lalu populer yang namanya teknik hacking serangan SS7. Dimana serangan SS7 ini merupakan teknik hacking dengan kelas profesional. Dengan memakai serangan SS7, mampu menyadap SMS dan telepon.

Dengan adanya teknik hacking ini, maka keamanan Two Step Verification bisa ditembus. Apalagi yang hanya mengandalkan password atau SMS, lebih mudah lagi untuk ditembus. Untuk bisa memakai teknik hacking ini, kamu butuh sebagai berikut. 

• Sebuah komputer yang terhubung ke internet. 
• Sistem operasi Linux. 
• Software Development Kit SS7.
• Handphone. 

Untuk demonstrasinya, kamu juga bisa melihatnya melalui video berikut ini. Dimana pada video ini, menunjukan bagaimana serangan SS7 bisa menembus Whatsapp.

Mencegah serangan SS7 terus terang cukup sulit. Namun intinya meski keamanan Two Step Verification bisa ditembus, prosesnya sulit. Jadi pastikan keamanan Two Step Verification selalu aktif. Jangan pernah tinggalkan akun kamu hanya dengan keamanan password atau SMS.

Source: jalantikus 

USTADZ ABDUS SOMAD BERTEMU HABIB RIZIEQ


Habib Rizieq - Ustaz Abdul Somad

Ustaz Abdul Somad bersilaturahim dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab di Mekkah, Arab Saudi. Pertemuan itu dilakukan di sela ibadah umrah yang ditunaikan Ustaz Somad.

“Mereka bertemu sangat cair sekali. Hangat, lepas begitu ya. Tak ada sekat di antara keduanya. Habib Rizieq terus menggenggam tangan Ustaz Somad, mereka berpelukan hangat,” kata pengacaranya.

Keduanya ibarat dua sahabat yang lama tak berjumpa. Keduanya saling menghargai satu sama lain. “Lama pertemuannya. Sekitar 1-2 jam, habis itu ke makam ulama Mekkah,” .

Ustaz Somad tiba di Mekkah pada Jumat (30/12) malam waktu setempat. Hingga saat ini Somad masih berada di Mekkah. Ustaz Somad juga mengajak rombongannya untuk bertemu Habib Rizieq. Mereka berbincang dalam suasana cair. “Masya Allah, kayak puluhan tahun tidak bertemu. Padahal ini pertama kali Ustaz Somad bertemu Habib Rizieq. Mereka bersatu dalam hati,” ungkap Kapitra. detik

Kamis, 28 Desember 2017

PBB TOLAK PENGAKUAN YERUSALEM IBU KOTA ISRAEL

Alhamdulilah berkat doa seluruh kaum muslimin di seluruh dunia Baitul Maqdis kita bisa terselamatkan Sesuai hasil voting: PBB tolak pengakuan Yerusalem ibu Kota Israel. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memilih untuk menolak deklarasi kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang mengakui Yerusalem Ibu Kota Israel. Dalam pemungutan suara yang dilakukan 193 negara anggota dalam Majelis Umum PBB, sebanyak 128 negara menolak pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Hanya 9 negara yang mendukung. Sementara 35 negara abstain.

9 Negara yang mendukung Yerusalem sebagai Ibo Kota Israel adalah:
AS,
• Israel,
• Guatemala,
• Honduras,
• Togo,
• Mikronesia,
• Nauru,
• Palau, dan
• Kepulauan Marshall.

Logo PBB (ilustrasi)

Klaim Trump Menuai Kontroversi

Pada awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal ini memicu protes dari berbagai negara, khususnya negara-negara Arab dan Muslim.

Setelah gelombang protes, Dewan Keamanan PBB menggelar sidang untuk melakukan pemungutan suara guna menyetujui resolusi yang menentang tindakan unilateral AS terhadap Yerusalem. Sebanyak 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi tersebut, namun AS memvetonya.

Keputusan AS untuk memveto resolusi Dewan Keamanan mendorong digelarnya sesi khusus di Majelis Umum PBB. Di Majelis Umum, AS tidak memiliki hak veto seperti di Dewan Keamanan PBB. Untuk mempertahankan keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, AS pun sempat mengancam negara-negara anggota PBB agar tidak menentang pengakuan tersebut. Bila penentangan atau penolakan dilakukan, AS sesumbar akan memotong bantuan finansial ke negara-negara terkait.

PBB Menyetujui Resolusi

Majelis Umum PBB, pada Kamis (21/12), telah menyetujui resolusi yang dengan tegas meminta Amerika Serikat (AS) menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Resolusi ini disepakati 128 negara dan ditolak sembilan negara lainnya. Sedangkan 35 negara memilih abstain.

Dilaporkan laman BBC, dalam teks resolusi yang disusun Turki dan Yaman tersebut memang tidak disinggung secara eksplisit tentang diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS. Namun dinyatakan terkait penyesalan mendalam atas keputusan baru-baru ini mengenai status Yerusalem.

Resolusi tersebut pun mengatakan, "Setiap keputusan dan tindakan yang dimaksudkan untuk mengubah karakter, status, atau komposisi demografis Kota Suci Yerusalem, tidak memiliki efek hukum, tidak berlaku, dan harus dibatalkan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan (PBB) yang relevan."

Kendati AS sempat melontarkan ancaman sebelum sesi khusus Majelis Umum PBB digelar, namun hal itu tak mempengaruhi negara-negara yang menentang diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sebanyak 128 negara memilih "Ya" sebagai tanda menyetujui resolusi yang tidak mengikat tersebut.

Dengan hasil ini, pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dinyatakan batal dan tidak berlaku lagi seperti dikutip dari USA Today, Jumat (22/12/2017).

Walaupun sebelumnya, Trump sempat mengancam akan memotong bantuan bagi negara anggota PBB yang menolak pengakuan Yerusalem. Namun, ternyata 128 negara-negara itu tak takut dengan ancaman Trump. Hasil voting Majelis Umum PBB tidak bisa diveto. Berbeda dengan voting di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara dimana AS punya Hak Veto. Hasil voting ini disambut publik sosial media dunia dengan hastag :
#PalestineVictory dan
#United4Quds.

THE POWER OF MCA BERGERAK CEPAT BELA AQIDAH

Saya mengenal Zulfikar Akbar sebelum pilpres 2014 di group Sastra, dia jadi adminnya. Berdiskusi dengan dia walaupun terkadang ada perbedaan tapi tetap menyenangkan. Saya belum pernah kopi darat, tapi terasa seperti sudah lama mengenal, akrab dan menyenangkan.

Setelah Pilpres 2014 dia sebagai Jokower tentu saja berseberangan pilihan politik. Diskusinya beralih ke soal politik di akun pribadinya. Saya terkejut. Sikapnya terbalik 180 derajat. Gampang marah, walau dengan petanyaan sederhana. Apalagi kalau sudah kepepet, sampai menyinggung soal pribadi. Sampai akhirnya dia memutuskan pertemanan. Sejak itu tidak pernah lagi membaca namanya.

Tiba-tiba namanya viral karena membela pemerintah Hongkong yang mendeportasi UAS. Tidak ada salahnya berpihak ke Hongkong. Cuma yang jadi masalah ketika menjawab pertanyaan. Saya sih tidak heran kalau ada pertanyaan sederhana soal apa alasan pemerintah hongkong menolak UAS, dia langsung ngamuk dan menjawab serampangan sampai menyasar ke UAS yang dituduhnya telah melahirkan umat yang beringas. Dan itulah yang kemudian menjadi viral.

Tidak salah mecantumkan pekerjaan di akun pribadi sepanjang bisa menjaga tutur kata. Jika tidak, tempatnya bekerja bisa kebawa-bawa. Dan itulah yang terjadi. Kemarahan pada @zoelfick merembet ke tempat dia bekerja sebagai wartawan olah raga. Tidak mau ambil resiko, dia dipecat. Sampai sejauh itu, jujur saja sebagai yang pernah mengenalnya lewat medsos turut prihatin.

Kejadiannya begitu cepat. Cuma hitungan hari. Kebetulan berbarengan dengan peristiwa toko kue yang menolak menulis ucapan natal yang kemudian dibuli dengan angka 1. Spontan pasukan MCA bergerak cepat. Hanya dalam hitungan jam, pasukan angka 5 bikin rating toko kue itu meroket, menenggelamkan pasukan angka 1.

MCA tidak punya ketua, tidak punya sekretariat, karena memang bukan organisasi. Lantas kenapa bisa punya pasukan gerak cepat? Hati. Itulah yang menyatukan. Tidak saling mengenal, tapi seperti dilahirkan dari rahim yang sama. Rahim dua satu dua.

Makanya MCA sulit diidentifikasi. Tidak bisa dimobilisasi. Tapi jika dibutuhkan, akan datang jutaan jumlahnya. Makanya nggak masuk akal kalau ada yang bilang, dua satu dua digerakkan oleh Parpol tertentu, didanai oleh kelompok tertentu. Bagaimana mungkin. Kan nggak punya ranting, cabang, dan seterusnya. Semua daun, tanpa ranting tanpa cabang, disatukan oleh angin.

Tentu saja MCA punya tujuan yang sama. Mereka mendukung yang punya satu tujuan, bukan mendukung tokoh, bukan mendukung parpol. Tokoh siapa saja, parpol apa saja yang punya tujuan sama, ya didukung. Kalau tujuannya berubah, ya ditinggal. Makanya MCA nggak bisa dibeli, nggak bisa pula disewa karena memang tidak punya bentuk tertentu. Itulah yang bikin pusing lawan, karena belum ketemu ilmunya buat menahan laju MCA.

Ia Tak Nampak, Tapi Nyata,….
Tak ada Organisasinya, Tapi Bergerak Bersama…
Tak ada yang bisa membeli,…Karena Aqidah Islam Lebih Mahal dari Apapun di dunia ini….

You Are Muslim Cyber Army...‼!

Source : Muhammad Rosyid Azizi
dakwahmedia.co

BENARKAH WAHHABI ITU SALAFI ?

Supaya kita lebih faham arti terminologi yang dipakai

1. Imam Hanafi : Lahir 80 Hijrah
2. Imam Maliki : Lahir 93 Hijrah
3. Imam Syafi'i : Lahir 150 Hijrah
4. Imam Hambali : Lahir 164 Hijrah
5. Imam Asy'ari : Lahir 240 Hijrah

Mereka ini semua ulama Salafus Sholih dikenali dengan nama ulama SALAF.

Apa itu SALAF?

Salaf ialah nama "zaman" yaitu merujuk kepada golongan ulama yang hidup antara kurun zaman kerasulan Nabi Muhammad hingga 300 hijrah. Terdiri dari :
1) Golongan generasi pertama dari 300 tahun hijrah itu disebut "Sahabat Nabi" karena mereka pernah bertemu Nabi.
2) Golongan generasi kedua pula disebut "Tabi'in" yaitu golongan yang pernah bertemu Sahabat Nabi tapintak pernah bertemu Nabi.
3) Golongan generasi ketiga disebut sebagai "Tabi' tabi'in" yaitu golongan yang tak pernah bertemu Nabi dannSahabat tapi bertemu dengan Tabi'in.

Jadi Imam Abu Hanifah (pengasas madzhab Hanafi) merupakan murid Sahabat Nabi maka beliau seorang tabi'in.

Imam Malik, Imam Syafie, Imam Hanbali, Imam Asy'ari pula berguru dengan Tabi'in maka mereka adalah golongan tabi' tabi'in.

Jadi kesemua imam-imam yang mulia ini merupakan golongan
Salaf Yang Sebenarnya dan pengikut mazhab merekalah yang paling layak digelar sebagai "Salafi" karena "salafi" bermaksud "pengikut golongan SALAF". Jadi beruntunglah kita di Nusantara yang masih berpegang kepada mazhab Syafi'i yang merupakan mazhab salaf yang sebenarnya danbtidak lari dari kefahaman nabi dan sahabat.

Rujukan orang Wahhabi :

1) Ibnu Taimiyyah lahir: 661 Hijrah (lahir 361 tahun selepas berakhirnya zaman salaf)
2) Albani lahir: 1333 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah @ 1999 Masihi, lahir 1033 tahun selepas berakhirnya zaman salaf)
3) Muhammad Abd Wahhab (pengasas gerakan Wahhabi):
1115 Hijrah (lahir 815 tahun selepas berakhirnya zaman salaf)
4) Bin/Ibnu Baz lahir: 1330 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah @ 1999 Masihi, sama dengan Albani, lahir 1030 tahun selepas berakhirnya zaman salaf).
5) Ustaimin lahir: 1928 Masihi (mati tahun 2001, lebih kurang 12 tahun lepas dia mati, lahir entah berapa ribu tahun selepas zaman salaf.

Mereka ini semua hidup di AKHIR ZAMAN kecuali Ibnu Taimiyyah yang hidup di pertengahan zaman antara zaman salaf dan zaman dajjal (akhir zaman). Tak ada sorang pun imam rujukan mereka yang mereka taksub buta hidup di zaman salaf. Mereka ini semua teramat lah jauh dari zaman salaf tapi sangat aneh apabila orang-orang Wahhabi menggelarkan diri sebagai "Salafi" (pengikut golongan Salaf).

Sedangkan rujukan mereka semuanya merupakan manusia-manusia yang hidup di AKHIR ZAMAN? Coba fikirkanlah dengan otak waras ya !!!

BIRRUL WALIDAIN SEPENINGGAL KEDUA ORANG TUA

Sesungguhnya birrul walidain bukan saat keduanya masih hidup, tapi juga berlanjut saat keduanya sudah tiada. Apa saja bentuk berbuat baik kepada orangtua pasca keduanya tiada Dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As-Sa'idiy, ia berkata : Pada suatu waktu kami duduk di samping Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Bani Salamah, lalu bertanya,

يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا؟ قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا

_"Wahai Rasulullah, apakah masih ada kesempatan untuk aku berbuat baik kepada kedua orangtuaku setelah mereka meninggal?” Beliau menjawab, “Ya. Mendoakan dan memintakan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya sesudah meninggal, menyambung jalinan silaturrahim mereka dan memuliakan teman mereka.”_ (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Lima perkara yang hendaknya dilakukan anak untuk kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia, yaitu:

1. Mendoakan kebaikan untuk keduanya,
Termasuk di dalamnya melaksanakan shalat jenazah keduanya. Intinya memohon kepada Allah agar Allah merahmati keduanya. Dan ini bentuk amal baik kepada orang tua saat mereka masih hidup maupun sudah meninggal. Jika Allah merahmati berarti Allah melimpahkan semua bentuk kebaikan kepada keduanya dan menghindarkan berbagai keburukan dari keduanya.

2. Istighfar untuk keduanya:
Memohonkan kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa keduanya. Ini merupakan kebaikan paling utama sesudah mereka meninggal.

3. Menunaikan janji keduanya setelah meninggal
Berarti melaksanakan wasiat keduanya. Maka bagi anak, baik laki-laki atau perempuan untuk melaksanakan wasiat keduanya jika sesuai syariat.

4. Menyambung silaturahim (hubungan kekerabatan) keduanya,
Yaitu berbuat baik kepada paman dan bibi dari jalur ayah maupun ibu, kerabat-kerabat mereka. Berbuat baik kepada mereka dan menyambung kekerabatan mereka termasuk memuliakan orang tua.

5. Memuliakan teman-teman keduanya;
Termasuk kawan karibnya, rekan kerjanya, kerabatnya keduanya. Seorang anak-anak menghormati dan memuliakan mereka, di antaranya dengan berkata sopan dan baik kepada mereka, menjenguk saat mereka sakit, membantuk saat kesusahan, member hadiah, dan semisalnya.
   

Kedahsyatan Do'a seorang ibu :

• Doa Ibu itu seperti doa Nabi kepada ummatnya.
• Doa Ibu mendatangkan kemuliaan.
• Doa Ibu dapat menolak fitnah.
• Doa Ibu mengantarkan pada kesuksesan.
• Doa Ibu dapat menyelamatkan Jiwa.
• Doa Ibu menjadikan husnul Khatimah.
• Doa Ibu membukakan pintu Rejeki.‎
• Doa Ibu menyehatkan keluarga.
• Doa Ibu sumber kekuatan batin.
• Doa Ibu pintu hidayah sepanjang jalan.

Jika ibu kita masih hidup, sayangilah ia selalu dan mintalah Anda didoakan, karena tidak ada yang sedahsyat doa ibu. Dalam kesempatan ini, marilah kita doakan Ibu kita, baik bila beliau masih hidup, maupun jika sudah tiada.

“Ya Allah, kami memohon, berilah karunia kepada ibu kami pahala atas perjuangan mereka dahulu dalam mendidik kami; Berilah mereka pahala atas jasanya menanamkan rasa cinta kami kepada-Mu dan Rasul-Mu; Balaslah pula setiap usaha mereka untuk menghidupi dan memelihara kami dengan sebaik-baik balasan; Berilah mereka bagian terbesar pahala atas kebaikan yang kami lakukan, atas shalat, puasa, haji dan sedekah kami yang Engkau terima; Berilah pula mereka pahala beribadah kepada-Mu atas ibadah-ibadah yang tidak sempat mereka kerjakan karena sibuk mengurus kami; Maafkanlah pula segala kekurangan mereka dalam beribadah kepada-Mu karena kesibukan mendidik kami sejak kami masih kecil”.

Ya Allah... ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orangtuaku. Sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku dan mendidikku di waktu kecil. Amin Amiin Yaa Rabbal Alamiin.

Nasehat indah dari Sahabat,

• Bila Hidup hendak Selamat, kepada ibu hendaklah taat ;
• Bila hidup hendak terhormat, kepada ibu wajiblah hormat ;
• Bila hidup Hendak berkah, kepada ibu hendaklah ramah
• Bila hidup hendak terpandang, pada ibu berkasih sayang  ;
• Bila hendak di rahmati Allah, kepada ibu hendaklah sopan ;
• Bila hendak menjadi orang, nasehat ibu hendaklah dipegang ;‎
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq.
  
🍃  Selamat hari IBU       
Untuk semua perempuan Indonesia, khususnya yang sudah menjadi Ibu maupun calon Ibu, Selamat Hari Ibu, semoga Allah Swt senantiasa memuliakan Anda semua, kaum Ibu di dunia dan akhirat. Semoga kita semua mendapatkan Taufik, Hidayah dan Rahmat dari Allah. Aamiiin Ya Rabbal Aalamiin
                       •══◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══•

JANGAN KURANG AJAR KEPADA PANCASILA

Oleh Zulkarnanen Eldisky

PANCASILA itu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Suatu kepastian bahwa Dia bukan tuhan hawa nafsu yang longgar terhadap mabok-mabokan, zina dan LGBT. Melindungi hotel prostitusi dan kawanan LGBT pasti bukan ajaran Pancasila !

PANCASILA itu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
Maka membunuh dan memenjarakan manusia dengan hukum politik, demi kekuasaan manusia tertentu pasti bukan ajaran Pancasila !

PANCASILA itu adalah Persatuan Indonesia,
Bukan Indonesia yang dikepung adu domba. Golongan-golangan tertentu ditaburi uang dan fasilitas, sementara golongan lain ditaburi fitnah dan tuduhan. Kelompok tertentu dirangkul ke dalam istana, sementara kelompok lain diburu dan disel dalam kerangkeng, *pasti bukan ajaran Pancasila !*

PANCASILA itu adalah Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan,
Yakni DPR/MPR yang mewakili kepentingan rakyat, bukan komplotan pengawal setia penguasa. Parlemen memble, he-eh melulu, tak punya empati penderitaan rakyat, kerjanya KKN dan kong-kalikong, bersekongkol dengan penguasa mengatur proyek dan saham-saham, pasti bukan ajaran Pancasila !

PANCASILA itu adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
Yaitu memberi kesempatan secara sama tak pandang bulu, merata tak pandang strata. Perijinan usaha berdasar upeti adalah sumber kesenjangan langit dengan bumi. Segelintir kapitalis berduit tebal menguasai bisnis ratus-ratus dan ribu trilyun, pun tak sepi dari merusak lingkungan, kebal hukum dan pengamanan eksklussif aparatur,  sementara kaum miskin terus berkubang-kubang dalam kepayahan ekonomi, pasti dan terang benderang, bukan ajaran Pancasila !

Please jangan lagi mengelabui rakyat dengan slogan palsu "Pancasila adalah Saya".

PANCASILA adalah jiwa bangsa yang mengaliri hati, pikiran dan perasaan setiap kita. Kamu, kami, kita semua, punya hati,  pikiran dan perasaan terhadap ajaran Pancasila. Tidak akan berhasil memakainya sebagai alat gebug kekuasaan, karena hal tersebut justru bentuk kekurang-ajaran dan penghinaan kepada Pancasila yang pasti akan mendatangkan karma.

Jangan banggakan Partai-partai koalisi dan kekompakan semua media mainstream, itu tak ada apa-apanya dibanding Orde Baru. Berkuasa 32 tahun dengan kekuatan full sentralistik toh Soeharto tak berhasil memperalat Pancasila. Belajarlah kepada kekuasaan Soeharto yang baru saja berlalu dan berakhir tragis. Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.

SEJAK DULU EMPAT MADZHAB DAN MUI MENGHARAMKAN SELAMAT NATAL

Bismillaah, dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang namaNya menjadi dasar negara Republik Indonesia (Pasal 29 Ayat 1 UUD 1945) dan Sila Pertama Pancasila, dan diakui memberikan rahmat kemerdekaan Indonesia di Pembukan UUD 1945.

1⃣ BANTAHAN TERHADAP PERNYATAAN PRIBADI K. H. MA'RUF AMIN

🔅Cuplikan beritanya:

▶ Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’aruf Amin tak melarang umat Islam mengucapkan natal.

Ia menyerahkan kepada seluruh umat Islam untuk mengikuti keyakinan masing-masing jika ingin menyampaikan ucapan natal. Sebab, sikap masyarakat terbelah dua mengenai hal itu.

“Karena itu saya mengatakan silakan saja mengikuti pendapat membolehkan (ucapan natal), mau mengikuti (pendapat) mengharamkan ucapan natal juga silakan,” kata Ma’aruf, di kantor MUI Jalan Proklamasi, Jakarta, Jumat, 22 Desember 2017.
P http://www.posjaya.com/2017/12/22/mui-tak-larang-umat-islam-ucapkan-selamat-natal/

====================

🌎🇮🇩🕌🌸🌿🖋

Tanggapan kami terhadapnya:

Bismillaah, dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang namaNya menjadi dasar negara Republik Indonesia (Pasal 29 Ayat 1 UUD 1945) dan Sila Pertama Pancasila, dan diakui memberikan rahmat kemerdekaan Indonesia di Pembukan UUD 1945.

Sudah sungguh jelas isi dan penjelasan fatwa MUI sejak jaman Ketua Umum MUI Pertama Prof. DR. Buya HAMKA (beliau dari unsur Muhammadiyah, organisasi Islam tertua Indonesia yang masih ada dan aktif sejak tahun 1912) bahwa adalah harom mengucapkan selamat natal, sampai ikut terlibat di dalamnya, dsb. Bahkan saat itu Buya HAMKA memilih mengundurkan diri daripada ditekan penguasa untuk mengubah fatwa MUI yang sudah disetujui seluruh pengurus MUI saat itu.

Karena ini adalah masalah 'aqiidah yang amat mendasari Islaam, agama sejak awal jaman dengan 124.000 nabi dan rosul, dalam Ketuhanan Yang Maha Esa, Tauhiid, Monoteisme. Tidak mungkin, tak pantas ada Muslim yang mengaku mencintai Tuhan Yang Maha Esa, Allah, sampai menyelamati perayaan kelahiran 'anak tuhan'. Yang bahkan tanggal kelahirannya sendiri (25 Desember) sudah dinyatakan Paus bukan tanggal yang benar, dan adalah bersumber pada keyakinan kaum Pagan (Majusi) penyembah berhala, dewa-dewi Eropa. Ini penghinaan terhadap Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Al Ilah. Dan pantas dikecam kaum yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Di antara banyak dalil yang mendasari pengecaman terhadap penghinaan macam itu, adalah:

🔹 وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا🔹

Dan katakanlah, "Segala pujian bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, dan Beliau tidak memerlukan penolong dari kehinaan, dan agungkanlah Beliau seagung-agungnya."
(QS. Al-Isra': Ayat 111)

🔹 لَـقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ  ؕ  قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ مِنَ اللّٰهِ شَيْئًـــا اِنْ اَرَادَ اَنْ يُّهْلِكَ الْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَاُمَّهٗ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا    ؕ  وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا    ؕ  يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ    ؕ  وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ🔹

Sungguh, telah kafir orang yang berkata bahwa "Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih (*) putra Maryam".

Katakanlah, "Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Beliau hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi?"

Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Beliau menciptakan apa yang Beliau Kehendaki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS. Al-Ma'idah: Ayat 17)

Keterangan:
(*) Yesus, atau Yeshua atau Yoshua, anak Maria atau Maryam atau Miriam atau Mariah. Atau (dengan sedikit catatan perbedaan detail kehidupan dan keberadaannya) 'Isa bin Maryam 'alaihis salaam. Kaum Kristiani berkeyakinan dasar bahwa Tuhan itu adalah salah satu dan/atau gabungan dari tiga oknum: tuhan bapak, tuhan anak (Yesus), dan roh kudus; dalam Trinitas atau Triunitas.

Dan lain-lain.

Masih banyak lagi dari ayat Al Qur'aan dan hadits-hadits maupun ijma' kaum Salafush Sholih, juga fatwa para 'ulama, tegas tentang 'aqiidah Tauhiid ini. Bahkan ini adalah bagian pokok dari amar ma'ruf nahi munkar, sepanjang jaman.

Namun sayang sekali ada berita bahwa Ketua Umum MUI kali ini yakni KH Ma'ruf Amin (dari unsur NU, organisasi Islam keempat tertua Indonesia yang masih ada dan aktif sejak tahun1926) justru berpendapat agar terserah masyarakat mengikuti pendapat demikian atau tidak.

Karena walau pun memang fatwa itu adalah pendapat namun ini adalah pendapat resmi para 'ulama, para 'ahli agama, dari seluruh Indonesia yang diwakilkan di MUI. Dan telah resmi dinyatakan.

Sejak dulu

Ini tentu amat disayangkan kaum 'alim 'ulama, cerdik-pandai, pembela Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini tidak cukup mendidik masyarakat. Dan ini macam tidak menghormati fatwa lembaganya (MUI) sendiri. Setidaknya.

Dan patut pula disayangkan, pembuat berita dengan kepala berita macam ini, bahwa "MUI Tak Larang Umat Islam Ucaptkan Selamat Natal", karena judul itu TIDAK mencerminkan apa isi berita sesungguhnya. Yang demikian, sudah termasuk upaya penyesatan, demi mencapai tujuan publikasi dan popularitas duniawi, lakunya oplaag saja.

Kaum Muslimiin sejati, tentu dapat lebih pintar, dalam menjaga 'aqiidahnya. Apalagi di masa Akhir Jaman ini, yang di antara hal yang diperingatkan Rosuululloh Muhammad shollollohu 'alaihi wa sallaam akan pasti terjadi adalah menyebarnya kebodohan, banyaknya fitnah (ujian), adanya 'ulama bodoh yang diikuti, adanya Ruwaibidhoh (orang tak berilmu namun mengurusi urusan orang banyak), banyaknya kemaksiatan, dll.

Mari jaga 'Aqiidah. Karena inilah modal dasar Muslimiin. Agar selamat sampai Akhirah. Wallohua'lam. Wastaghfirulloh. Walhamdulillaah. Wa laa ilaa ha illallah.

====================

2⃣ ULAMA SEPAKAT, HARAM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

Sebagian kalangan apalagi awalnya dari pemikiran liberal dan ingin menyatukan setiap agama samawi mulai mengendorkan akidah kaum muslimin dengan menyampaikan fatwa nyleneh. Muncul ulama-ulama kontemporer yang memandang sah-sah saja mengucapkan selamat natal pada Nashrani. Padahal memulai mengucapkan salam pada mereka saja tidak dibolehkan, sama halnya dengan mengucapkan selamat pada mereka pada hari raya mereka[1].

Intinya kesempatan kali ini, bahwa sudah ada klaim ijma’ (kesepakatan ulama) sejak masa silam yang menunjukkan haramnya mengucapkan selamat pada hari raya non-muslim, termasuk hari raya natal.

Dalil Kata Sepakat Ulama

Klaim ijma’ haramnya mengucapkan selamat pada hari raya non-muslim terdapat dalam perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini,

وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق ، مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم ، فيقول: عيد مبارك عليك ، أو تهْنأ بهذا العيد ونحوه ، فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بمنزلة أن يهنئه بسجوده للصليب بل ذلك أعظم إثماً عند الله ، وأشد مقتاً من التهنئة بشرب الخمر وقتل النفس ، وارتكاب الفرج الحرام ونحوه ، وكثير ممن لا قدر للدين عنده يقع في ذلك ، ولا يدري قبح ما فعل ، فمن هنّأ عبداً بمعصية أو بدعة ، أو كفر فقد تعرض لمقت الله وسخطه

Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya.” Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.

Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.” (Ahkam Ahli Dzimmah)

Hal-hal yang sudah terdapat ijma’ para ulama terdahulu tidak boleh diselisihi bahkan wajib berdalil dengannya. Adapun masalah-masalah yang belum ada ijma’ sebelumnya maka ulama zaman sekarang dapat ber-ijtihad dalam hal tersebut. Jika mereka bersepakat, maka kita bisa katakan bahwa ulama zaman sekarang telah sepakat dalam hal ini dan itu. Ini dalam hal-hal yang belum ada ijma sebelumnya, yaitu masalah kontemporer. Jika ulama kaum muslimin di seluruh negeri bersepakat tentang hukum dari masalah tersebut, maka jadilah itu ijma.

Bagi yang menyelisihi ijma’ ulama, sungguh telah sesat dan keliru. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”(QS. An Nisa’: 115). Jalan orang-orang mukmin inilah ijma’ (kesepakatan) mereka.

Larangan Mengagungkan dan Menyemarakkan Perayaan Non-Muslim

Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,

اجتنبوا أعداء الله في عيدهم

Jauhilah orang-orang kafir saat hari raya mereka
(Diriwayatkan oleh Al Baihaqi di bawah judul bab ‘terlarangnya menemui orang kafir dzimmi di gereja mereka dan larangan menyerupai mereka pada hari Nairuz dan perayaan mereka’ dengan sanadnya dari Bukhari, penulis kitab Sahih Bukhari sampai kepada Umar).

Nairuz adalah hari raya orang-orang qibthi yang tinggal di Mesir. Nairuz adalah tahun baru dalam penanggalan orang-orang qibthi. Hari ini disebut juga Syamm an Nasim. Jika kita diperintahkan untuk menjauhi hari raya orang kafir dan dilarang mengadakan perayaan hari raya mereka lalu bagaimana mungkin diperbolehkan untuk mengucapkan selamat hari raya kepada mereka.

Sebagai penguat tambahan adalah judul bab yang dibuat oleh Al Khalal dalam kitabnya Al Jaami’. Beliau mengatakan, “Bab terlarangnya kaum muslimin untuk keluar rumah pada saat hari raya orang-orang musyrik…”. Setelah penjelasan di atas bagaimana mungkin kita diperbolehkan untuk mengucapkan selamat kepada orang-orang musyrik berkaitan dengan hari raya mereka yang telah dihapus oleh Islam.

Al Hafiz Ibnu Hajar setelah menyebutkan hadits dari Anas tentang mencukupkan diri dengan dua hari raya yaitu Idul Fitri dan Idul Adha dan setelah mengatakan bahwa sanad hadits tersebut berkualitas shahih. Haditsnya adalah Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. Ahmad 3: 178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Ibnu Hajar lantas mengatakan, “Bisa disimpulkan dari hadits tersebut larangan merasa gembira saat hari raya orang musyrik dan larangan menyerupai orang musyrik ketika itu. Bahkan Syaikh Abu Hafsh Al Kabir An Nasafi, seorang ulama mazhab Hanafi sampai berlebih-lebihan dalam masalah ini dengan mengatakan, ‘Siapa yang menghadiahkan sebutir telur kepada orang musyrik pada hari itu karena mengagungkan hari tersebut maka dia telah kafir kepada Allah

Dalam Faidhul Qadir (4: 551), setelah Al Munawi menyebutkan hadits dari Anas kemudian beliau menyebutkan terlarangnya mengagungkan hari raya orang musyrik dan barang siapa yang mengagungkan hari tersebut karena hari itu adalah hari raya orang musyrik maka dia telah kafir.[2]

Referensi :
[1] Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ

Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167).
[2] Lihat di sini: http://www.olamayemen.com/show_art4.html

==================

3⃣ PENDAPAT EMPAT MADZHAB TENTANG HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

Berikut perkataan para ulama dari 4 madzhab tentang permasalahan ini:

(1) Madzhab Hanafiyyaah

Dalam kitab-kitab fikih madzhab Hanafi, termaktub hal sebagai berikut:

قَالَ - رَحِمَهُ اللَّهُ - (وَالْإِعْطَاءُ بِاسْمِ النَّيْرُوزِ وَالْمِهْرَجَانِ لَا يَجُوزُ) أَيْ الْهَدَايَا بِاسْمِ هَذَيْنِ الْيَوْمَيْنِ حَرَامٌ بَلْ كُفْرٌ وَقَالَ أَبُو حَفْصٍ الْكَبِيرُ - رَحِمَهُ اللَّهُ - لَوْ أَنَّ رَجُلًا عَبَدَ اللَّهَ تَعَالَى خَمْسِينَ سَنَةً ثُمَّ جَاءَ يَوْمُ النَّيْرُوزِ وَأَهْدَى إلَى بَعْضِ الْمُشْرِكِينَ بَيْضَةً يُرِيدُ تَعْظِيمَ ذَلِكَ الْيَوْمِ فَقَدْ كَفَرَ وَحَبَطَ عَمَلُهُ وَقَالَ صَاحِبُ الْجَامِعِ الْأَصْغَرِ إذَا أَهْدَى يَوْمَ النَّيْرُوزِ إلَى مُسْلِمٍ آخَرَ وَلَمْ يُرِدْ بِهِ تَعْظِيمَ الْيَوْمِ وَلَكِنْ عَلَى مَا اعْتَادَهُ بَعْضُ النَّاسِ لَا يَكْفُرُ وَلَكِنْ يَنْبَغِي لَهُ أَنْ لَا يَفْعَلَ ذَلِكَ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ خَاصَّةً وَيَفْعَلُهُ قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ لِكَيْ لَا يَكُونَ تَشْبِيهًا بِأُولَئِكَ الْقَوْمِ، وَقَدْ قَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ»

Abul Barokaat An-Nasafi Al-Hanafi (wafat 710 H) berkata:

"Dan memberikan hadiah dengan nama hari raya Nairus dan Mihrojaan tidak diperbolehkan. Yaitu memberikan hadiah-hadiah dengan nama kedua hari raya ini adalah harom bahkan adalah kekufuran."

Berkata Abu Hafsh Al-Kabiir rahiimahulloh:

"Kalau seandainya seseorang menyembah Allah Ta'aalaa selama 50 tahun kemudian tiba hari perayaan Nairuuz dan ia memberi hadiah sebutir telur kepada sebagian kaum musyrikin, karena ia ingin mengagungkan hari tersebut maka ia telah kafir dan telah gugur amalannya."

Penulis kitab Al-Jaami' As-Ashghor berkata:

"Jika pada hari raya Nairuz ia memberikan hadiah kepada muslim yang lain, dan dia tidak ingin mengagungkan hari tersebut akan tetapi hanya mengikuti kebiasaan/tradisi sebagian masyarakat maka ia tidaklah kafir, akan tetapi hendaknya ia tidak melakukannya pada hari tersebut secara khusus, namun ia melakukannya sebelum atau sesudah hari tersebut agar tidak merupakan tasyabbuh dengan mereka. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda ((Barang siapa yang meniru-niru suatu kaum maka ia termasuk dari mereka))."

(Al-Bahr Ar-Rooiq Syarh Kanz Ad-Dqooiq, karya Ibnu Nujaim Al-Mishri, beserta Takmilahnya 8/555, Lihat juga Tabyiinul Haqooiq SYarh Kanz Ad-Daqooiq, karya Az-Zaila'i 6/228)

(2) Madzhab Malikiyyaah

Berkata Ibnu Al-Haaj Al-Maliki (wafat 737 H):

وَبَقِيَ الْكَلَامُ عَلَى الْمَوَاسِمِ الَّتِي اعْتَادَهَا أَكْثَرُهُمْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ أَنَّهَا مَوَاسِمُ مُخْتَصَّةٌ بِأَهْلِ الْكِتَابِ فَتَشَبَّهَ بَعْضُ أَهْلِ الْوَقْتِ بِهِمْ فِيهَا وَشَارَكُوهُمْ فِي تَعْظِيمِهَا يَا لَيْتَ ذَلِكَ لَوْ كَانَ فِي الْعَامَّةِ خُصُوصًا وَلَكِنَّك تَرَى بَعْضَ مَنْ يَنْتَسِبُ إلَى الْعِلْمِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ... بَلْ زَادَ بَعْضُهُمْ أَنَّهُمْ يُهَادُونَ بَعْضَ أَهْلِ الْكِتَابِ فِي مَوَاسِمِهِمْ وَيُرْسِلُونَ إلَيْهِمْ مَا يَحْتَاجُونَهُ لِمَوَاسِمِهِمْ فَيَسْتَعِينُونَ بِذَلِكَ عَلَى زِيَادَةِ كُفْرِهِمْ ...
وَقَدْ جَمَعَ هَؤُلَاءِ بَيْنَ التَّشَبُّهِ بِهِمْ فِيمَا ذُكِرَ وَالْإِعَانَةِ لَهُمْ عَلَى كُفْرِهِمْ فَيَزْدَادُونَ بِهِ طُغْيَانًا إذْ أَنَّهُمْ إذَا رَأَوْا الْمُسْلِمِينَ يُوَافِقُونَهُمْ أَوْ يُسَاعِدُونَهُمْ، أَوْ هُمَا مَعًا كَانَ ذَلِكَ سَبَبًا لِغِبْطَتِهِمْ بِدِينِهِمْ وَيَظُنُّونَ أَنَّهُمْ عَلَى حَقٍّ وَكَثُرَ هَذَا بَيْنَهُمْ. أَعْنِي الْمُهَادَاةَ حَتَّى إنَّ بَعْضَ أَهْلِ الْكِتَابِ لَيُهَادُونَ بِبَعْضِ مَا يَفْعَلُونَهُ فِي مَوَاسِمِهِمْ لِبَعْضِ مَنْ لَهُ رِيَاسَةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَيَقْبَلُونَ ذَلِكَ مِنْهُمْ وَيَشْكُرُونَهُمْ وَيُكَافِئُونَهُمْ. وَأَكْثَرُ أَهْلِ الْكِتَابِ يَغْتَبِطُونَ بِدِينِهِمْ وَيُسَرُّونَ عِنْدَ قَبُولِ الْمُسْلِمِ ذَلِكَ مِنْهُمْ

Tersisa pembicaraan tentang musim-musim (hari-hari raya) yang biasa dilakukan oleh kebanyakan mereka padahal mereka mengetahui bahwasanya hari-hari raya tersebut adalah khusus hari raya ahul kitab.

Maka sebagian orang zaman ini bertasyabbuh dengan mereka (ahlul kitab), menyertai mereka dalam mengagungkan hari-hari raya tersebut. Duhai seandainya tasyabbuh tersebut hanya dilakukan oleh orang-orang muslim awam, akan tetapi engkau melihat sebagian orang yang berafiliasi kepada ilmu juga melakukan hal tersebut …

Bahkan sebagian mereka lebih parah lagi hingga mereka memberikan hadiah kepada sebagian ahlul kitab pada hari-hari raya mereka, mengirimkan untuk mereka apa yang mereka butuhkan dalam perayaan mereka, sehingga dengan hal ini para ahlul kitab terbantukan untuk lebih terjerumus dalam kekafiran …

Maka mereka telah menggabungkan antara tasyabbuh dengan ahlul kitab … dan membantu mereka dalam kekafiran mereka. Maka ahlul kitab semakin parah kekufuran mereka, karena jika mereka melihat kaum mulsimin menyepakati/bertasyabbyh dengan mereka atau membantu mereka atau sekaligus dua-duanya, maka hal ini merupakan sebab menjadikan mereka senang/bangga dengan agama mereka, dan mereka menyangka bahwasanya mereka berada di atas kebenaran, dan inilah yang banyak terjadi pada mereka, maksudku adalah saling memberi hadiah.

Sampai-sampai sebagian ahlul kitab sungguh memberikan hadiah berupa sebagian hasil hari raya mereka kepada sebagaian orang yang memiliki kepemimpinan dari kalangan kaum muslimin, lalu merekapun menerima hadiah tersebut dan berterima kasih memberi balasan kepada para pemberi hadiah (ahlul kitab). Dan mayoritas ahlul kitab bangga dengan agama mereka serta bergembira tatkala ada seorang muslim yang menerima hadiah hari raya mereka …

(Al-Madkhol 2/46-48)

(3) Madzhab Syafi'iyyaah

Para ulama madzhab Syafi'iyyaah telah mengharamkan mengucapkan selamat atas hari raya orang-orang kafir. Bahkan orang yang memberi selamat ini berhak untuk dita'zir (dihukum)!

Al-Khothiib Asy-Syarbini berkata:

"Dan dita'ziir (dihukum) orang yang menyepakati orang-orang kafir dalam perayaan-perayaan mereka. Demikian juga dita'zir orang yang memegang ular dan masuk dalam api, dan orang yang berkata kepada kafir dzimmi "Yaa Haaji", dan orang yang memberi selamat kepada perayaan orang kafir, dan orang yang menamakan penziarah kuburan orang-orang sholeh sebagai haji, dan orang yang berusaha melakukan namimah."

(Mughni Al-Muhtaaj 4/255)

Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahulloh berkata:

ثُمَّ رَأَيْت بَعْضَ أَئِمَّتِنَا الْمُتَأَخِّرِينَ ذَكَرَ ما يُوَافِقُ ما ذَكَرْتُهُ فقال وَمِنْ أَقْبَحِ الْبِدَعِ مُوَافَقَةُ الْمُسْلِمِينَ النَّصَارَى في أَعْيَادِهِمْ بِالتَّشَبُّهِ بِأَكْلِهِمْ وَالْهَدِيَّةِ لهم وَقَبُولِ هَدِيَّتِهِمْ فيه وَأَكْثَرُ الناس اعْتِنَاءً بِذَلِكَ الْمِصْرِيُّونَ وقد قال صلى اللَّهُ عليه وسلم من تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ منهم بَلْ قال ابن الْحَاجِّ لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَبِيعَ نَصْرَانِيًّا شيئا من مَصْلَحَةِ عِيدِهِ لَا لَحْمًا وَلَا أُدْمًا وَلَا ثَوْبًا، وَلَا يُعَارُونَ شيئا وَلَوْ دَابَّةً إذْ هو مُعَاوَنَةٌ لهم على كُفْرِهِمْ، وَعَلَى وُلَاةِ الْأَمْرِ مَنْعُ الْمُسْلِمِينَ من ذلك

"Kemudian aku melihat sebagian imam-imam kami dari kalangan mutakhirin (belakangan) telah menyebutkan apa yang sesuai dengan apa yang telah aku sebutkan. Ia berkata : "Dan diantara bid'ah yang paling buruk adalah kaum muslimin menyepakati kaum nashrani dalam perayaan-perayaan mereka, yaitu dengan meniru-niru mereka dengan memakan makanan mereka, memberi hadiah kepada mereka, menerima hadiah dari mereka.

Dan orang yang paling memberi perhatian akan hal ini adalah orang-orang Mesir. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Barang siapa yang meniru-niru suatu kaum maka ia termasuk dari mereka"

Bahkan Ibnul Haaj telah berkata, "Tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual bagi seorang nashrani apapun juga yang berkaitan dengan kemaslahatan perayaan mereka, baik daging, sayur, maupun baju.

Dan tidak boleh kaum muslimin meminjamkan sesuatupun juga kepada mereka meskipun hanya meminjamkan hewan tunggangan karena ini adalah bentuk membantu mereka dalam kekafiran mereka. Dan wajib bagi pemerintah untuk melarang kaum muslimin dari hal tersebut"

(Al-Fataawaa Al-Fiqhiyah Al-Kubro 4/238)

(4) Madzhab Hanbaliyyaah

Dalam kitab Al-Iqnaa':

ويحرم شهود عيد اليهود والنصارى وبيعه لهم فيه ومهاداتهم لعيدهم ويحرم بيعهم ما يعملونه كنيسة أو تمثالا ونحوه وكل ما فيه تخصيص كعيدهم وتمييز لهم وهو من التشبه بهم والتشبه بهم منهي عنه إجماعا وتجب عقوبة فاعله

"Dan haram menyaksikan perayaan Yahudi dan Nashoro, dan haram menjual kepada mereka dalam perayaan tersebut serta haram memberi hadiah kepada mereka karena hari raya mereka. Haram menjual kepada mereka apa yang mereka gunakan (dalam acara mereka) untuk membuat gereja atau patung dan yang semisalnya (seperti untuk buat salib dll-pen).

Dan haram seluruh perkara yang yang menunjukkan pengkhususan mereka seperti perayaan mereka, dan seluruh perkara yang menunjukkan pembedaan bagi mereka, dan ini termasuk bentuk tasyabbuh (meniru-niru) mereka, dan bertayabbuh dengan mereka diharamkan berdasarkan ijmak (kesepakatan/konsus) para ulama. Dan wajib memberi hukuman kepada orang yang melakukan hal ini."

(Al-Iqnaa' fi Fiqh Al-Imam Ahmad bin Hanbal 2/49)

Ijma' 'ulama akan hal ini telah disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rahimahulloh dalam kitabnya "Ahkaam Ahli Adz-Dzimmah", beliau berkata:

وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم فيقول عيد مبارك عليك أو تهنأ بهذا العيد ونحوه فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بمنزلة أن يهنئه بسجوده للصليب بل ذلك أعظم إثما عند الله وأشد مقتا من التهنئة بشرب الخمر وقتل النفس وارتكاب الفرج الحرام ونحوه. وكثير ممن لا قدر للدين عنده يقع في ذلك ولا يدري قبح ما فعل

Adapun memberikan selamat terhadap perayaan-perayaan kufur yang khusus maka hukumnya haram berdasarkan kesepakatan (para ulama) seperti seseorang (muslim) memberi selamat kepada mereka (orang-orang kafir) atas perayaan-perayaan mereka. Maka ia berkata "Perayaan yang diberkahi atasmu…" atau "Selamat gembira dengan perayaan ini" atau yang semisalnya. Maka perbuatan seperti ini –kalau pengucapnya selamat dari kekufuran- maka perbuatan ini merupakan keharaman, dan kedudukannya seperti jika ia memberi ucapan selamat kepada orang yang sujud ke salib.

Bahkan hal ini lebih parah dosanya di sisi Allah dan lebih di murkai dari pada jika ia mengucapkan selamat kepada orang yang minum khomr (bir) atau membunuh orang lain, atau melakukan zina dan yang semisalnya. Banyak orang yang tidak memiliki ilmu agama yang cukup terjerumus dalam hal ini, dan mereka tidak tahu akan buruknya perbuatan mereka."

(Ahkaam Ahli Adz-Dzimmah 1/441, tahqiq: Yusuf bin Ahmad Al-Bakry dan Syaakir bin Taufiiq, cetakan Romaady li An-Nasyr, cetakan pertama 1418 H/1997 M)

Syaikh Ali Mahfudz Al Azhary berkata:

مما ابتلي به المسلمون وفشا بين العامة والخاصة مشاركة أهل الكتاب من اليهود والنصارى في كثير من مواسمهم كاستحسان كثير من عوائدهم ، وقد كان صلى الله عليه وسلم يكره موافقة أهل الكتاب في كل أحوالهم حتى قالت اليهود أن محمداً يريد ألا يدع من أمرنا شيئاً إلا خالفنا فيه .. فانظر هذا مع ما يقع من الناس اليوم من العناية بأعيادهم وعاداتهم ، فتراهم يتركون أعمالهم من الصناعات والتجارات والاشتغال بالعلم في تلك المواسم ويتخذونها أيام فرح وراحة يوسعون فيها على أهليهم ويلبسون أجمل الثياب ويصبغون فيها البيض لأولادهم كما يصنع أهل الكتاب من اليهود والنصارى ، فهذا وما شاكله مصداق قول النبي صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح "لتتبعن سَنن من قبلكم شبراً بشبر وذراعاً بذراع حتى لو دخلوا جحر ضب لتبعتموهم" قلنا : يا رسول الله ، اليهود والنصارى ؟ قال " فمن غيرهم" رواه البخاري عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه .. فعلى من يريد السلامة في دينه وعرضه أن يحتجب في بيته في ذلك اليوم المشئوم ويمنع عياله وأهله وكل من تحت ولايته عن الخروج فيه حتى لا يشارك اليهود والنصارى في مراسمهم والفاسقين في أماكنهم ويظفر بإحسان الله ورحمته

"Di antara musibah yang menimpa kaum muslimin baik kalangan awam ataupun orang-orang khusus adalah ikut sertanya kaum muslimin pada perayaan hari-hari besar mereka (ahli kitab) baik yahudi maupun nasrani, serta menganggap baik perayaan hari besar mereka. Padahal Rasulullah shallahu alaihi wasallam sangat membenci sikap menyamai ahli kitab dalam hal apapun. Sampai-sampai orang yahudi berkata: "Sesungguhnya Muhammad tidak meninggalkan sesuatu dari urusan kami melainkan dia menyelisihi kami dalam urusan itu ..."

Bandingkan sikap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan realita yang terjadi pada manusia hari ini, yaitu dengan turut sertanya mereka dalam perayaan dan kebiasaan ahli kitab.

Engkau dapati pada hari-hari besar itu kaum muslimin meninggalkan pekerjaan mereka baik dipabrik-dipabrik atau meninggalkan perdagangannya dan kesibukannya dalam menuntut ilmu. Mereka menjadikan hari-hari itu sebagai hari untuk bergembira dan rehat. Mereka memanjakan keluarga, memakai baju baru, mewarnai telur untuk anak-anak sebagaimana yang dilakukan oleh ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nashrani.

Hal ini dan yang semisalnya merupakan bukti kebenaran sabda Rasulullah shallahu alaihi wasallam dalam hadits shohih;
"Sungguh kalian akan mengikuti jalan-jalan orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Hingga apabila mereka masuk kedalam lubang dhob, kalian juga akan mengikutinya. Kami berkata: Ya Rasullah, Apakah mereka orang-orang yahudi dan nasrani, Rasul bersabda, "siapa lagi kalau bukan mereka..?" (HR. Bukhori dari Abi said Al Khudry radhiallahu anhu)

Oleh karenanya, bagi siapa saja yang menginginkan keselamatan terhadap agama dan kehormatannya. Maka hendaklah dia tetap berada dirumahnya dan melarang anak-anak dan keluarganya atau siapa saja yang berada dibawah tanggungannya untuk keluar pada hari itu. Juga mencegah mereka agar tidak ikut serta dengan orang-orang Yahudi dan Nashrani pada kegiatan mereka serta kegiatan orang-orang fasiq ditempat-tempat mereka.

(diringkas dari kitab  Al Ibdaa' fi madhaaril ibtidaa' halaman 274-276)

====================

Referensi:

1. https://bahterailmu.wordpress.com/2014/12/21/mengucapkan-selamat-natal-menurut-madzhab-syafii/
2. http://www.adriandw.com/fatwa.htm
3. https://www.arrahmah.com/2012/12/20/mui-tegaskan-haram-hukumnya-mengucapan-selamat-natal-dan-natal-bersama/
4. https://m.harianterbit.com/welcome/read/2014/12/18/14192/42/25/Fatwa-MUI-Zaman-Buya-Hamka-Larangan-Selamat-Natal-Keluar
5. http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2015/12/22/41253/ini-fatwa-mui-jawa-timur-tentang-hukum-menggunakan-atribut-natal/
6. http://sangpencerah.id/2014/12/fatwa-tarjih-muhammadiyah-tentang-ucapan-selamat-natal/
7. https://www.pwmu.co/46784/2017/12/hukum-mengucapkan-selamat-natal-menurut-muhammadiyah/
8. http://m.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2013/12/27/13912/pendapat-ulama-dan-hukum-ucapan-selamat-natal.html

Selasa, 26 Desember 2017

100 KEUTAMAAN AHLAK ROSULULLAH SAW

Al-Imam Jakfar Shadiq RA berkata :
"Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku (ahlak) Rasulullah Saw."

Berikut ini adalah 100 akhlak Rasulullah Saw :

1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.

2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.

3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.

4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya... tidak ada seorangpun yang mendahuluinya dalam mengucapkan salam.

5. Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.

6. Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.

7. Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.

8. Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.

9. Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.

10. Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.

11. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.

12. Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.

13. Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.

14. Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.

15. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.

16. Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.

17. Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.

18. Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.

19. Bila di hadapannya terjadi sesuatu yang tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.

20. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannya kepada orang lain.

21. Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.

22. Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.

23. Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.

24. Senantiasa mengulang-ulangan jawabanya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya.

25. Bila mendengar ucapan yang tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian?"

26. Banyak bergaul dengan fakir miskin dan makan bersama mereka.

27. Menerima undangan para abdi dan budak.

28. Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.

29. Melakukan silaturahmi lebih dari yang lain.

30. Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.

31. Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.

32. Senantiasa menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, "Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir."

33. Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.

34. Tidak pernah merendahkan seseorang.

35. Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.

36. Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.

37. Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.

38. Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.

39. Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak memuji mereka.

40. Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.

41. Selalu menjenguk orang yang sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yang sangat jauh.

42. Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para sahabatnya.

43. Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.

44. Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.

45. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yang manakah Rasulullah.

46. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.

47. Beliau adalah orang yang paling setia dalam menepati janji.

48. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.

49. Bila sedang dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya.

50. Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.

51. Orang yang paling mulia di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.

52. Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah Saw. Beliau selalu mengatakan, "Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!"

53. Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada beliau, Rasulullah Saw pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yang baik.

54. Tidak pernah menolak permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.

55. Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.

56. Rasulullah Saw sangat menjaga perasaan orang-orang asing.

57. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.

58. Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.

59. Saat gembira, Rasulullah Saw memejamkan kedua matanya dan tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.

60. Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.

61. Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.

62. Rasulullah Saw mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.

63. Kesabarannya mendahului kemarahannya.

64. Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.

65. Saat marah karena Allah, tidak seoranpun yang akan mengenalnya.

66. Rasulullah Saw tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.

67. Tidak ada sifat yang paling dibenci oleh Rasulullah selain bohong.

68. Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Allah.

69. Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.

70. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.

71. Duduk dan makan di atas tanah.

72. Tidur di atas tanah.

73. Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.

74. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.

75. Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.

76. Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya sendiri.

77. Baju beliau lebih banyak berwarna putih.

78. Bila memakai baju baru, maka baju sebelumny pasti diberikan kepada fakir miskin.

79. Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Jumat.

80. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.

81. Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan.

82. Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.

83. Senantiasa dalam kondisi memiliki wudu dan setiap mengambil wudu pasti menyikat giginya.

84. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.

85. Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.

86. Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.

87. Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit.

88. Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.

89. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.

90. Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.

91. Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.

92. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.

93. Tidak pernah makan dua model makanan.

94. Ketika makan tidak pernah sendawa.

95. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.

96. Mencuci kedua tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.

97. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.

98. Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripada gadis-gadis pingitan.

99. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.

100. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian : satu bagian untuk Allah, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.

Semoga bermanfaat.

ANTARA ISLAMOPHOBIA DAN RASISME

Imam Shamsi Ali

Salah satu sesi saya di Muktamar IMSA (Indonesian Muslim Society in America) tahun ini adalah Islamophobia: realita atau mitos? Tentu bagi warga Muslim Amerika hal ini menjadi sebuah topik yang sangat relevan, khususnya dalam konteks masa kini.

Islamophobia sesungguhnya bukan hal yang baru di dunia dakwah. Justeru semua nabi dan rasul menghadapi tantangan yang berat dalam tugas menyampaikan kebenaran kepada umatnya. Bahkan alamiahnya semakin tinggi derajat nabi dan rasul itu semakin tinggi pula tantangannya. Mereka bahkan mendapat gelar khusus sebagai “ulul azmi” (mighty prophets).

Imajinasi Muslim di dunia Barat

Sesungguhnya kesalah pahaman dan ketakutan serta kebencian kepada Islam bukan hal baru di Amerika dan di Barat. Kesalah pahaman (miskonsepsi) terhadap Islam sejak dulu. Bahkan hal ini kerap kali terimajinasikan dalam ragam bentuk, termasuk gambar-gambar di buku-buku studi sosial.

Di sebuah buku referensi studi sosial pernah digambarkan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah orang Islam atau Muslim. Tapi yang ditampilkan sebagai orang Islam adalah seseorang yang berjanggung panjang, bersorban, berdiri di samping unta di padang pasir, dengan pedang terhunus.

Tentu menggambarkan Muslim sebagai orang Arab bukan masalah. Karena memang banyak saudara-saudara kita yang berbangsa Arab. Tapi kata “Arab” dalam persepsi sebagian di dunia barat artinya kaku, tidak demokratis, tiada kebebasan, tidak menghormati wanita, tidak toleran, terbelakang, dan selalu berperang.

Maka dengan sendirinya penggambaran Muslim sebagai Arab sekaligus berarti bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang kaku, tidak demokratis, tidak menghargai kebebasan, tidak menghargai wanita, intoleran, terbelakang dan mengajarkan permusuhan dan kekerasan (terorisme).

Imajinasi seperti ini kemudian dalam sejarahnya mendapat justifikasi di dunia modern. Kita diingatkan pada tahun 70-an dengan revolusi Iran, khususnya dengan peristiwa penyanderaan diplomat Amerika di Teheran.

Imajinasi itu kemudian seolah mendapat justifikasi dengan tumbuhnya kelompok-kelompok mujahidin pasca Perang Afghanistan, hingga terbentuknya kelompok Taliban di Afghanistan.

Setelah Taliban termarjinalkan atau setelah ada penjinakan, entah dengan apa dan oleh siapa, tiba-tiba kemudian timbul sebuah pembenaran jika Islam adalah terorisme dengan terbentuknya sebuah organisasi yang bernama Al-Qaidah itu. Kata Al-Qaidah ini menjadi sangat populer dengan peristiwa serangan terror ke Amerika pada tanggal 11 September 2001 lalu.

Peristiwa 9/11 itu diproyeksikan oleh sebagian sebagai kuburan Islam dan dakwah di Amerika. Ternyata rencana manusia tidak mampu mengalahkan rencana Allah. Islam semakin populer dan bahkan semakin menjadi agama yang diminati. Berbondong-bondong bangsa Amerika belajar,  bahkan menerima Islam sebagai jalan hidup mereka.

Suasana menjadi semakin kondusif bagi perkembangan Islam di Amerika. Sehingga untuk pertama kalinya dalam pidato pelantikan presiden Barack Obama, Islam disebut sebagai agama Amerika bersama Yahudi dan Kristen.

Tiba-tiba saja pasca terjadinya perang Irak, tanpa diketahui dari mana asal usulnya tiba-tiba timbul kelompok terroris yang konon kabarnya jauh lebih kuat dari Al-Qaidah. Dan dahsyatnya kelompok ini menamai dirinya sebagai Islamic State dengan misi mendirikan khilafah internasional di Irak dan Suriah.

Kehadiran ISIS menggemparkan dunia. Selain karena sangat sadis dan tidak manusiawi, juga karena kemampuan mereka memanfaatkan alat teknologi modern untuk propaganda dan rekruitmen. Kelompok ini diproyeksikan tidak mengekspor anggota. Tapi mengekspor ideologi ke jantung-jantung yang mereka anggap sebagai musuh, termasuk Amerika dan Eropa. Berbagai insiden, besar atau kecil, kemudian terjadi dan diakui sebagai kejadian yang terinspirasi oleh ISIS.

Setelah ISIS mulai memudar, khusus untuk Amerika, terjadi pergeseran kekuasaan dari mereka yang “minority friendly” (bersahabat ke minoritas) termasuk Muslim ke mereka yang cukup anti minoritas, termasuk Muslim. Artinya bukan lagi karena ada pembenaran luar. Tapi memang karena karakter mereka yang cukup anti minoritas dan Muslim.

Kebangkitan “White Supremacy” (kelompok putih militan) sesungguhnya bukan karena hanya agama. Atau yang paling substantif dari permasalahannya bukan karena agama. Tapi permasalahan ras yang memang telah menjadi isu sosial turunan di Amerika.

Kita mengenal bahwa sejak beberapa dekade terakhir terjadi perubahan demografis di Amerika dan Barat secara umum. Kelompok “non white” yang selama ini dikategorikan sebagai minoritas semakin bangkit, baik secara kwantitas (jumlah) maupun kwalitas (pengembangan diri dan kelompok). Satu contoh terbesar adalah kemenangan Barack Obama menjadi presiden pertama non white di Amerika Serikat.

Hal itu tentunya juga didukung oleh gelombang imigran yang semakin membesar, khususnya dari negara-negara konflik yang melibatkan Amerika dan negara-negara Barat lainnya.

Hal-hal di atas, ditambah lagi tingkat kelahiran di kalangan minoritas yang diperkirakan dua kali lipat dari kalangan masyarakat putih menjadikan warga berkulit putih merasa terancam. Perasaan terancam inilah yang membangkitkan semangat nasionalisme di Barat.

Semangat nasionalisme kaum putih inilah yang mengantar kepada kemenangan Donald Trump, kandidat yang didukung setengah hati oleh partainya sendiri. Tapi karena pesan kampanye yang anti minoritas itu, dengan slogan to make America great again, menjadikan banyak warga putih Amarika mendukungnya.

Demikian pula kaum putih, khususnya orang-orang tua di Inggris menekan diadakannya referendum untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit), karena dianggap lembek dalam menyikapi masalah imigran. Inggris menjadi sangat khawatir jika imigran semakin bertambah maka negara itu akan diambil alih oleh imigran (kelompok non white).

Dari sini kita pahami bahwa Islamophobia yang terjadi di Amerika dan dunia barat saat ini telah bergeser dari isu agama ke isu sosial. Di mana kaum mayoritas merasa terancam oleh warga minoritas sehingga melakukan pembelaan atau penyelamatan bahkan dengan cara-cara yang unkonstitusional, bahkan bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka banggakan dan promosikan di dunia ketiga.

Sehingga tidaklah salah barangkali jika saya menahami bahwa Islamophobia saat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rasisme yang sedang meninggi di Amerika Serikat. Wallahu a’lam!

(On the way from Denver to NYC)
* Presiden Nusantara Foundation