Rabu, 25 Oktober 2017

APAKAH TERORISME ITU?


• Bukankah teror sikap membunuhi kaum muslimin, membakari rumah-rumah mereka di Burma, dan memotong-motong badan mereka di Filipina, Indonesia dan Kasymir serta membedel perut-perut mereka.?

• Bukankah tindakan teror bila kaum muslimin dibunuhi dan diusir di Kaukasus, bukanlah tindakan teror pembuatan kuburan massal di Bosnia Herzegovina dan anak-anak mereka dikristenkan,?

• Bukankah tindakkan teror bila rumah-rumah kaum muslimin dihancurkan di Palestina, tanah-tanah mereka dirampas, kehormatan-kehormatan mereka dinodai, dan kesucian-kesucian mereka dikotori?

Bukankah tindakan teror bila mesjid-mesjid di Mesir dibakari, dan rumah-rumah kaum muslimin dirobohkan, serta para wanita yang suci diperkosa, dan juga para mujahidin di Sinai dan tempat lainnya diberangus?

Bukankah tindakan teror bila kaum muslimin disiksa dengan penyiksaan yang sadis, dibombardir, dihinakan, direndahkan serta dihalangi dari hak-hak mereka yang paling kecil di Turkistan Timur dan di Iran?

Bukankah teror bila penjara-penjara di setiap tempat dipenuhi kaum muslimin?

Bukankah tindakan teror bila kesucian dan hijab dilarang di Prancis dan negara lainnya, dan juga kecabulan, kenistaan serta perzinaan disebarkan?

Bukankah tindakan teror bila Rabbul ‘Izzah (Allah) dihina, dan dien ini dihujat serta Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dinistakan?

Bukankah tindakan teror bila kaum muslimin disembelihi di Afrika Tengah, mereka disembelih bagaikan kambing, sedangkan tidak ada seorangpun yang menangisi dan mengecam,_ semua ini bukan tindakan teror, akan tetapi kebebasan, demokrasi, perdamaian, keamanan dan toleransi, maka cukuplah Allah bagi kita dan Dia-lah sebaik-baiknya penolong.

Sungguh Ironis, saat kaum kafir dan antek-anteknya menindas dan membantai umat Islam, tidak pernah dikatakan sebagai tindakan TERORISME.

Akan tetapi saat sebagian umat Islam yakni para mujahidin melawan atas perlakuan mereka, serta merta corong-corong media kafir menyebutnya sebagai tindakan TERORISME. 


Telegram Chanel http://telegram.dog/amar_maruf_nahi_munkar

DIANTARA : "KEOK, KONGSIAN DAN KEOS", ...

GNPF MUI URUNG GAME OVER
By Djoko Edhi S Abdurrahman (Mantan Anggota Komisi Hukum DPR dan Wakil Sekretaris Pemimpin Pusat Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama, PBNU).

Bani Islam kalah. Bani Kotak menang. Bachtiar Nasir sudah jinak. Apalagi? Puja-puji Nasir pun mengalir kayak air pancuran di Tapian Nauli. Salah satu terpuji adalah program ekonomi umat dari Presiden Jokowi yang tiga bulan lalu dideklarasikan di Hotel Sahid Jakarta. Program 86.

Sebelumnya, Rais Aam PBNU, Prof KH Makruf Amin meraih gelar profesor di UIN Malang untuk bidang Ilmu Ekoinomi Keummatan. Sebuah cabang baru ilmu ekonomi klasik yang tengah saya pelajari. Maklum menyangkut Rois Aam saya di PBNU.

Dari tematik Ekonomi Keummatan itu, saya berkesimpulan bahwa Bani Islam kalah telak. Tadinya Bani Kotak kalah. Skornya 2:0. Yaitu, Ahok tumbang di pilkada DKI, dan masuk bui. Sejak temu pemimpin GMPF MUI kemarin, skornya 2:3. Bani Islam kalah.

Kalahnya di mana?
Pertama, Bani Islam lempar handuk (menyerah). Ke Istana bersua Presiden Jokowi, dan kata berita, GNPF sudah mendukung Presiden Jokowi. Kalah.
Kedua, telah ada rekonsiliasi. Sebelumnya issu rekonsiliasi adalah pesan Habib Rizieq dari Saudi: "Rekonsiliasi atau Revolusi?". Lalu, Prof Yusril Izha Mahendra bicara proses rekonsiliasi. Jadi, jelas ide dan ushulnya dari Habib Rizieq cq GNPF. Kalah.
Ketiga, Ahok masuk bui, tokoh-tokoh Bani Islam juga masuk bui. Tak ada deal pembebasan. Lebih maju saya bersama Bursah Zarnubi ke Tito Karnavian, masih punya deal pembebasan aktivis yang dituduh makar. Alhasil, skor Bani Islam kalah 3. Sedang Bani Kotak cuma kalah 2.
Bagi Fa'inya, Bro

Tapi semua itu, sudah dibantah GNPF di konpers Tebet, kemarin. Itu bukan sowan, melainkan ied mubarrok. Open house RI-1. Everythings is under control. Social shock Bani Islam, tak terjadi. Publik terkejut, tapi bisa paham.

Betapa sulitnya bagi Bachtiar Nasir Cs memutar kapal induk raksasa 180 derajat. Mereka harus melakukan dialog dengan Presiden Jokowi yang selama ini malah tak tahu ada kriminalisasi ulama. Beleid khas mukidi. Itu subtansi.

Jika tidak, ulama Bani Islam akan terus jadi bulan-bulanan KUHAP dan KUHP. Arah kapal induk pun diputar 180 derajat. Narasi tak lagi sangar dan sedikit dramaturgi candy and baby. Oups. Ilmu politik meyakini, yang dapat dicapai oleh politik hanya bargaining, kompromi. Bukan absolut. Salah satunya rekonsiliasi. Dari situ illustrasi ini.

Seperti saya tulis sebelumnya "FPI Game Over" empirik tabiat bargaining politik Indonesia. Ilmu reman. Jika di-86-in, begini: ormas Islamnya ada 18, jika benar ada, kalau dikali Rp 1 triliun, cuma Rp 18 triliun. Kecillah itu, kata Anak Medan. Satu taypan, lebih dari cukup untuk covered. Kasihkan ke James Riyadi, ambilkan dari Meikarta, beres.

Jadi keliru pernyataan Habil Marati, karena tak bicara persentase 86. Coba dihitung! Duit 86 masuk kategori ghonimah atau fa'i, terserah saja. LOL. Bahasa Indonesia rekonsiliasi adalah berdamai. Bahasa remannya 86. Bahasa politiknya "makan siang". Idiomnya, "Nothings free for lunch" (tak ada makan siang yang gratis).

Akibat rekonsiliasi muncul para pihak yang lalu diberi agreement, tertulis maupun tidak: tak boleh begini, tak boleh begitu, harus begini, harus begitu. Ya game over! Para pihak juga memiliki kewajiban: yang bayar fa'i dan menerima fa'i. Makanya juga bisa sebagai ghonimah. Sebab traktat menyangkut para pihak yang menang dan kalah. Pada perjajian Versailles, Turki dan Jerman harus membayar fa'i. Sedang Detente menerima ghonimah. Yaitu, kolonialisme atas Turki dan Jerman, karena kalah dalam Perang Balkan. Resiko kekalahan diplomasi bisa berubah jadi kolonisasi Bani Kotak.

Dampak rekonsiliasi ber-fa'i dan atau ghonimah itu, luar biasa kritikal. Hal itu, karena publik Bani Islam tahu, ini bukan laksana perjanjian Hudaibiyah, tapi agreement fa'i. Niscaya takkan ada lagi demo jutaan. Niscaya tak bakal ada lagi Demo Bela Islam ke depan. Keikhlasan mereka dicabut, expired, kembali ke rumah tuhannya. Mosok orang bersedia jalan kaki dari Ciamis ke Jakarta kalau tak ikhlas. Payah FPI yang jadi motor awal 411 dan 212 dan berakhir Ketum FPI di-red notice oleh kasus ecek-ecek.

Padahal saya sudah mengidolakan Habib Rizieq yang mampu berdakwah nahi mungkar. Sebab, tak mampu dilakukan oleh PBNU. PBNU hanya mampu berdakwah amal makruf (mengajak ke kebaikan), bukan dakwah nahi mungkar (melawan kejahatan). Kalau sama-sama amar makruf, di PBNU saja.

Amien Rais Heboh
Tak nyana Presiden Jokowi jenius. Mampu menjinakkan singa-singa Islam, jikalau benar dengan fa'i Rp 18 T. Itu, jika Rp 1 T per ormas Islam. Apalagi ke 18 ormas Islam itu kelak jadi timses pilpresnya. Kecil. Sangat kecil. Dengan angka-angka itu, saya tidak menuduh. Tapi untuk ilustrasi scheme costing Paduka Jokowi, dengan ongkos fa'i Rp 18 T, Paduka sudah melaju ke periode kedua Presiden RI, lus-mulus, kata orang Madura.

Apapun hambatannya, Paduka kudu menjinakkan Bani Islam jika masih berharap ikut pilpres. Tak terkecuali ruling party dan parpol pendukung Bani Kotak. Legacy dari Ahok adalah permusuhan Bani Islam versus Jokowi yang dirasakan publik memusuhi ulama, minus NU. Praktis posisi NU menjadi tameng.

Kemarin, Muharli Barda, Ketua FPI Bekasi japri saya, mengirim protesnya, menolak anggapan ada ghonimah maupun fa'i dari sowan ke Presiden Jokowi di Istana Negara. Hebat dia. Idealisme balak kosong. Salah judul, mestinya bukan rekonsiliasi kalau tak ada si fa'i.

Pertemuan itu heboh. Pentolan Bani Kotak protes, beranggapan presiden membuka pintu bagi musuhnya, sedang Bachtiar Nasir melakukan wawancara panjang dengan TVMU yang isinya pada part tiga memang rekonsiliasi.

Karuan Amien Rais ikut heboh, minta Ustadz Sambo berangkat ke Jogyakarta. Sedang GMPF bikin konpers. Isinya menurut berita Sosmed, menyatakan dana Rp 1 triliun adalah fitnah, tapi plesiran ke Cina benar menggunakan dana sendiri, serta menjelaskan gagasan pertemuannya dengan Presiden Jokowi. Sudah benar sanggahan itu.

Pernyataan pemimpin Presidium 212 dapat memahami inisiatif 7 Pemimpin GNPF dialog ke istana. Ada tapinya: (i) rekonsiliasi kudu melibatkan semua unsur anak bangsa, (ii) di tempat netral terbuka, (iii) sebelum dialog, kriminalisasi dihentikan, mereka yang ditangkap dibebaskan, (iv) stop diskriminasi ekonomi dan hukum: usut korupsi RS Sumber Waras, BLBI, Reklamasi, bla, bla, bla.

Jika tidak? Pilihan Presidium 212 adalah revolusi konstitusional. Jika tidak? People Power. Yang menarik revolusi konstitusional. Ini kesulitan kedua memutar kapal induk Bani Islam. Sejak awal, domainnya soal blasphemi Al Maidah 51. Ketika Ahok ditaklukkan, tour of duty selesai.

Faktanya, tak selesai. Pertandingan Bani Islam vs Bani Kotak memasuki babak baru. Dapat dipahami landasan berpikir dan recht idea sua Bachtiar Nasir Cs dengan Presiden Jokowi: tour of duty itu sudah selesai! Ternyata belum. Apa yang dipikirkan bapak buah paradoks dengan anak buah. Kalau tadi matranya agama, bertransformasi ke bangsa. Baguslah. Agar "NKRI Harga Mati" dan "Saya Pancasila" tak sekedar jargon tatkala kepepet.

Split imagine
Revolusi konstitusional adalah jalan keluar dari mundurnya pembangunan bangsa yang diakibatkan kekacauan UUD 2002, hasil dari amandemen UUD 1945. Apa Amien Rais mau? Apa Bachtiar Nasir bisa ngomong bangsa dari yang tadinya agama ansich? Habib Rizieq jelas bisa, karena dari sononya serba bisa. Ustadz Sambo malah canggih. Dari statementnya, ia enlightenment dan brain wash. LOL.

Tapi minta Presiden Jokowi melakukan revolusi konstitusi, adalah naif. Ada satu makna lagi dari Sambo, kemungkinan yang diminta adalah SI MPR untuk mengganti presiden kepada Presiden Jokowi. Ini dagelan.

Menurut Marwan Batubara, Amien Rais sepaham "Kembali ke UUD 1945 Asli". Tapi kata Hatta Taliwang, Amien Rais justru menolak. "Takut jadinya otoriter kayak Orde Baru", tulis Hatta. Yang paling tak yakin Amien Rais ok, ialah Sri Bintang Pamungkas. Masalahnya kini, Amien Rais adalah bossnya Sambo di Presidium Alumni 212. Mentah. Amien Rais tak paham apa itu "Kembali ke UUD 45 Asli". Apalagi Kapal Induk Bani Islam.

Menata Konstitusi = Revolusi
Kembali ke UUD 45 Asli itu, memakai metodologi amandemen, terdiri dua bab. Bab I berisi: 1. Proklamasi (asli). 2. Preambule (asli). 3. UUD 1945 (asli). 4. Catatan kaki (asli). Pancasila termuat di Preambule.

Bab II Addendum, berisi: 1. UUD 2002. 2. Hukum Khusus (lex spesialis).

Prasyaratnya: Bab I tak boleh melawan Bab II. Kecuali Lex Spealisnya.

Prinsipnya: metodologi amandemen ialah "melindungi aslinya, menaruh perubahan pada Adendum".

Karena itu, sekalipun The Bill of Rights itu sudah diamandemen 43 kali, eksistensi Amerika tak berubah. UUD 2002 malah menghapus Bangsa Indonesia, diganti Warga Negara. Jumlah Pasal dan Bab sama dengan aslinya, tapi Bab IV nya kosong melompong. LOL. Amandemen 2002 menggunakan metodologi Universal State Law, negara hukum percobaan (mixed). Kapan-kapan saya presentasikan, OK?

NU, Muhammadiyah, Al Wasliyah, Pepabri dan PPAD dalam muktamar/kongresnya sudah menyatakan kembali ke UUD 1945.

Apakah Kapal Induk Bani Islam itu bersedia mengawal? U tell me!

Sri-Bintang Pamungkas: BRAVO! It is the Beginning, Boss, not the End.
Ada Adendum setelah Bab I (Kembali Ke UUD45 ASLI) selesai. Tapi UUD 2002 TIDAK BISA masuk Adendum, karena berisi Perubahan terhadap Butir2 UUD45 ASLI YG AMAT SANGAT MENDASAR.
@SBP

ISLAM TAPI TIDAK ISLAM

Copas : untuk jadi perenungan dan introspeksi

SYAIKH Muhamad Abduh, ulama besar dari Mesir pernah geram terhadap dunia Barat yang mengganggap Islam kuno dan terbelakang. Kepada Renan, filosof Prancis, Abduh dengan lantang menjelaskan bahwa agama Islam itu hebat, cinta ilmu, mendukung kemajuan dan lain sebagainya.

Dengan ringan Renan, yang juga pengamat dunia Timur itu mengatakan :
Saya tahu persis kehebatan semua nilai Islam dalam Al-Quran. Tapi tolong tunjukkan satu komunitas Muslim di dunia yang bisa menggambarkan kehebatan ajaran Islam”. Dan Abduh pun terdiam.

Satu abad kemudian beberapa peneliti dari George Washington University ingin membuktikan tantangan Renan. Mereka menyusun lebih dari seratus nilai-nilai luhur Islam, seperti kejujuran (shiddiq), amanah, keadilan, kebersihan, ketepatan waktu, empati, toleransi, dan sederet ajaran Al-Quran serta akhlaq Rasulullah s.a.w. Berbekal sederet indikator yang mereka sebut sebagai 'islamicity index' mereka datang ke lebih dari 200 negara untuk mengukur seberapa islami negara-negara tersebut.

Hasilnya ?
Selandia Baru dinobatkan sebagai negara paling Islami.
Indonesia? Harus puas di urutan ke 140. Nasibnya tak jauh dengan negara-negara Islam lainnya yang kebanyakan bertengger di 'ranking' 100-200.

Apa itu islam ? Bagaimana sebuah negara atau seseorang dikategorikan islami ? Kebanyakan ayat dan hadits menjelaskan Islam dengan menunjukkan indikasi-indikasinya, bukan definisi. Misalnya hadits yang menjelaskan bahwa :
Seorang Muslim adalah orang yang disekitarnya selamat dari tangan dan lisannya”. Itu indikator.

Atau hadits yang berbunyi :
"Keutamaan Islam seseorang adalah yang meninggalkan yang tak bermanfaat”.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormati tetangga ... hormati tamu."
• "Bicara yang baik atau diam”.

Jika kita koleksi sejumlah hadits yang menjelaskan tentang islam dan iman, maka kita akan menemukan ratusan indikator keislaman seseorang yang bisa juga diterapkan pada sebuah kota bahkan negara. Dengan indikator-indikator di atas tak heran ketika Muhamad Abduh melawat ke Prancis akhirnya dia berkomentar :
Saya tidak melihat Muslim di sini, tapi merasakan (nilai-nilai) Islam, sebaliknya di Mesir saya melihat begitu banyak Muslim, tapi hampir tak melihat Islam”.

Pengalaman serupa dirasakan Professor Afif Muhammad ketika berkesempatan ke Kanada yang merupakan negara paling islami no 5. Beliau heran melihat penduduk di sana yang tak pernah mengunci pintu rumahnya. Saat salah seorang penduduk ditanya tentang hal ini, mereka malah balik bertanya : “Mengapa harus dikunci ?”

Di kesempatan lain, masih di Kanada, seorang pimpinan ormas Islam besar pernah ketinggalan kamera di halte bis. Setelah beberapa jam kembali ke tempat itu, kamera masih tersimpan dengan posisi yang tak berubah. Sungguh ironis jika kita bandingkan dengan keadaan di negeri muslim yang sendal jepit saja bisa hilang di rumah Allah yang Maha Melihat. Padahal jelas-jelas kata “iman” sama akar katanya dengan aman. Artinya, jika semua penduduk beriman, seharusnya bisa memberi rasa aman. Penduduk Kanada menemukan rasa aman padahal (mungkin) tanpa iman. Tetapi kita merasa tidak aman di tengah orang-orang yang (mengaku) beriman.

Seorang teman bercerita, di Jerman, seorang ibu marah kepada seorang Indonesia yang menyebrang saat lampu penyebrangan masih merah :
Saya mendidik anak saya bertahun-tahun untuk taat aturan, hari ini Anda menghancurkannya. Anak saya ini melihat Anda melanggar aturan, dan saya khawatir dia akan meniru Anda”.

Sangat kontras dengan sebuah video di Youtube yang menayangkan seorang bapak di Jakarta dengan pakaian jubah dan sorban naik motor tanpa helm. Ketika ditangkap polisi karena melanggar, si bapak tersebut justru malah marah dengan menyebut-nyebut bahwa dirinya habib. Maksudnya agar Polisi melepaskannya karena dia adalah orang suci (?)
Mengapa kontradiksi ini terjadi ?

Syaikh Basuni, seorang ulama, pernah berkirim surat kepada Muhamad Rashid Ridha, ulama terkemuka dari Mesir.
Suratnya berisi pertanyaan :
ﻟﻤﺎﺫﺍ ﺗﺄﺧﺮ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻭﺗﻘﺪﻡ ﻏﻴﺮﻫﻢ؟

(Limaadzaa taakhara muslimuuna wataqaddama ghairuhum?)
("Mengapa muslim terbelakang dan umat yang lain maju?")

Surat itu dijawab panjang lebar dan dijadikan satu buku dengan judul yang dikutip dari pertanyaan itu. Inti dari jawaban Rasyid Ridha, Islam mundur karena meninggalkan ajarannya, sementara Barat maju karena meninggalkan ajarannya. Umat Islam terbelakang karena meninggalkan ajaran iqra (membaca) dan cinta ilmu. Sistem pengajaran Islam menjadi dogmatis, apa kata ustas/ ulama menjadi hukum yang harus diikuti. Tidak kritis dan mendebat ustad/ ulama untuk mencari kebenaran. Karena ustadz/ ulama juga manusia yang sumber kesalahan. Akibatnya umat Islam sekarang cenderung anti kritik dan siap berperang jika ada yang kritis mempertanyakan sesuatu.

Tidak aneh dengan situasi seperti itu, Indonesia saat ini menempati urutan ke-111 dalam hal tradisi membaca dan mencari ilmu. Ajaran Islam hanya di tekankan pada hafalan dan mendengar semata. Bukan kritis dengan argumentasi serta menjadi paham. Meninggalkan riset yang menjadi fondasi dasar berkembangnya IPTEK dan kemajuan peradaban. Muslim juga meninggalkan budaya disiplin dan amanah, sehingga tak heran negara-begara Muslim terpuruk di kategori 'low trust society' yang masyarakatnya sulit dipercaya dan sulit mempercayai orang lain alias selalu penuh curiga. Muslim meninggalkan budaya bersih yang menjadi ajaran Islam, karena itu jangan heran jika kita melihat mobil-mobil mewah di kota-kota besar tiba-tiba melempar sampah ke jalan melalui jendela mobilnya.

Siapa yang salah ? Mungkin yang salah yang membuat 'survey'... Seandainya keislaman sebuah negara itu diukur dari jumlah jama’ah hajinya pastilah Indonesia ada di ranking pertama. Andaikan hafalan Al Qur'an yang jadi ukuran, In syaa Allah negara negara Arab yang akan menempati rangking pertama. Sayangnya bukan hanya itu parameter ke Islaman ..
Wallahualam
***

PASCA JOKOWI 2017... (VIII)

By Sri-Bintang Pamungkas

Hampir tidak ada orang Indonesia yang mengingkari kenyataan, bahwa Indonesia dewasa ini sedang mengalami kekacauan. Terutama, orang-orang yang memang berpengetahuan relatif lebih maju, dan mereka yang sudah mendengar alasan dan penjelasan yang saya kemukakan. Tetapi ketika mau menjawab pertanyaan selanjutnya, apa dan siapa yang menjadi sumber kekacauan, banyak di antara mereka mulai terbelah. Saya berpendapat, yang menjadi sumber kekacauan adalah kebijakan-kebijakan Jokowi, dan dengan begitu sumber kekacauaannya adalah Jokowi himself.

Keadaan menjadi terbelah, karena sebagian dari mereka tidak berani atau takut menyebut nama Jokowi, sebagian lagi beranggapan karena Jokowi adalah Presiden RI maka tidak layak menyebutnya sebagai sumber kekacauan. Sebagian lain memilih tidak menjawab, tanpa alasan.

Sedang saya dan sebagian yang lain karena beranggapan, sekalipun Jokowi Presiden RI, kami mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum, dan pemerintahan. Dengan keadaan yang dijamin Konstitusi itu, kami tidak perlu merasa takut atau khawatir menyampaikan pendapat, bahwa Jokowi membuat kebijakan yang keliru dan berakibat kekacauan di seluruh Negeri. Bahkan, kami mulai berpikir, juga warganegara Indonesia pada umumnya, mendukung pendapat saya yang sudah saya sampaikan beberapa waktu lalu, bahwa Jokowi sedang melakukan Makar terhadap NKRI...

Kalau kita memperhatikan pasal-pasal dalam KUHP,  yang dimaksud dengan Makar adalah termasuk dalam Kejahatan terhadap Keamanan Negara.. tentu termasuk di dalamnya yang bisa mengganggu atau berupa ancaman terhadap Kedaulatan Negara. Memang di dalam Pasal 104 sampai 110 ada disebut tentang membunuh atau melukai presiden (Pasal 104) atau membikin pemerintah tidak berfungsi (Pasal 107) atau membikin gerakan bersenjata, atau memberontak (Pasal 108), atau bermufakat jahat terhadap pemerintah dan Negara (Pasal 110). Tetapi ada juga kegiatan yang menyerahkan sebagian atau keseluruhan wilayah negara kepada pihak asing (Pasal 106).

Setiap ahli hukum tentu berkesimpulan sama dengan saya, bahwa inti dari pasal-pasal tersebut adalah pengkhianatan terhadap Negara dengan menggunakan paksaan, kekerasan, dengan senjata atau sekedar rekayasa. Penguasaan Tembaga Pura (sekarang Freeport) oleh AS lewat perjanjian tanpa kekerasan adalah juga suatu bentuk Makar. Sama seperti model pembuatan 17 Pulau-pulau Reklamasi dan Kota Cina Meikarta oleh para Mafia Taipan Cina sekarang...

Oleh karena itulah Bung Karno pernah dituduh melakukan Makar terhadap pemerintahannya sendiri, atau terhadap NKRI, karena disangka terlibat dalam G30S/PKI dan Peristiwa Kudeta 1965 oleh Dewan Revolusi pimpinan Letkol Untung. Artinya, di dalam sejarah Indonesia, Makar oleh Pemerintah dan terhadap Negara mempunyai peluang yang sama. Lebih tegas lagi, Makar terhadap Negara oleh Presidennya sendiri bukan sesuatu yang mustahil.

Dengan demikian, Presiden Jokowi bisa juga melakukan Makar terhadap NKRI. Dalam bahasa yang mudah, Jokowi bisa berkhianat, pengkhianatan mana berakibat Kedaulatan dan Keamanan Negara terancam. Sudah saya sebutkan dengan panjang lebar dalam tulisan terdahulu, bahwa kebijakan Jokowi dalam 3 (tiga) tahun terakhir ini mengakibatkan perpecahan di antara masyarakat luas, yaitu munculnya Gerakan Anti Islam, Gerakan Anti Pribumi, Gerakan Pro-Komunis, Gerakan Pro-Cina, bahkan Kebijakan Pro-RRC.

Kebijakan-kebijakan ini menimbulkan akibat luas, yaitu perpecahan di antara Muslim dan Non-Muslim, perpecahan di antara Pribumi dan Non-Pribumi dan perpecahan antara yang Pro-PKI dan Kontra-PKI. Patut diingat, Majelis Hakim dalam perkara Ahok menyebut-nyebut tentang perpecahan sosial yang luas... Bahkan perpecahan di antara Pribumi, di antara para Etnis Cina, di antara orang-orang Islam, di antara Non-Muslim, dan di antara para Simpatisan PKI dan Komunis, dalam menyikapi segala Pro dan Kontra itu. Sedang Pemerintah Jokowi seakan-akan mendiamkan dan membiarkan semua itu terjadi...

Perpecahan juga sedang terjadi dengan diterbitkannya Perppu yang bisa membubarkan setiap organisasi tanpa lewat lembaga pengadilan, yang korban pertamanya adalah Hizbut Tahrir. Terbitnya Perppu ini mengakibatkan Pro dan Kontra tentang Pancasila, tentang Keesaan Tuhan, tentang Agama Samawi dan Aliran Kepercayaan dan lain-lain... yang berpotensi memicu perpecahan.

Bahkan perpecahan juga sedang berlangsung antara Polri dan TNI. Pengangkatan Tito Karnavian sebagai Kapolri dan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN juga berpotensi menimbulkan perpecahan di antara Polri, dan antara Polri dan TNI. Sekarang pun muncul isyu pertentangan antara KSAU yang baru saja diangkat Jokowi dengan Panglima TNI. Sedang pertentangan antara Menteri Pertahanan dan Panglima TNI tentang kebijakan Alutsista dan lain-lain sudah bukan rahasia lagi.

Terungkapnya impor ilegal peralatan militer yang mencantumkan nama Jokowi atas puluhan ribu senjata tajam dan ratusan ribu amunisi oleh instansi di luar TNI tidak kurang berbahayanya bagi Negara, dan memperburuk pertentangan Polri dengan TNI. Dalam paket senjata tajam itu, bahkan ada pelontar granat, pelontar mortir dan tidak tertutup kemungkinan pelontar roket, seperti bazoka, yang dapat menghancurkan pesawat dan tank. Dengan maksud apa Polri atau kekuatan bersenjata lain di luar TNI membutuhkan senjata-senjata mematikan dalam jumlah luar biasa banyak itu. Apakah sebuah kudeta bersenjata sedang disiapkan dengan sepengetahuan Jokowi sendiri?!

Dan yang amat sangat berbahaya bagi keamanan dan kedaulatan NKRI, kalau masalah yang berkaitan dengan senjata itu dikaitkan dengan masuknya ribuan, puluhan ribu, bahkan dengan target jutaan Orang-orang Cina RRC yang tiba-tiba bermigrasi ke Indonesia. Mereka masuk ke Indonesia dengan sepengetahuan penuh dan kesengajaan Jokowi.

Awalnya hanya dikatakan sebagai turis, lalu menjadi buruh-buruh dalam turn-key projects untuk proyek-proyek Infrastruktur dan Minerba. Selain semua proyek yang ditanggung oleh Indonesia dengan utang kepada RRC itu adalah untuk kepentingan RRC sendiri, juga kebijakan Cinaisasi itu sengaja nemberi kesempatan para Cina-cina Imigran itu untuk menetap di Indonesia. Oleh sebab itu sangat mungkin sekali sebagian dari mereka adalah para-militer yang mempunyai maksud menguasai dan menjajah NKRI lewat "perang asimetris" atau "perang proxi".

Tidak ayal lagi, naiknya Jokowi dalam panggung poltik di Indonesia, dan yang dalam waktu singkat, dari seorang pengusaha mebel, lalu menjadi Presiden RI, patut diduga melalui rekayasa sistimatik yang melibatkan Intelijen Asing, khususnya RRC, dan Mafia-mafia Cina Indonesia. Sangat mirip dengan tuduhan yang dilontarkan orang terhadap Soekarno pada 1965. Tujuan akhir mana adalah Makar terhadap NKRI.

Memang Makar yang sesungguhnya dalam sebuah gerakan militer belum sempat terjadi seperti pada 30 September 1965, melainkan sedang berproses. Atau mereja menang tidak merencanakan begitu... Tapi seperti VOC, cukup mereka datang berbondong-bondong dan menduduki Jawa dan pulau-pulau lain begitu saja. Rencana Makar seperti ini mestinya sudah bisa digulung oleh TNI, sebelum terjadi... sebelum mengakibatkan korban dan banjir darah seperti 1965. Yaitu, sebuah operasi militer untuk mencegah Invasi Militer Asing , di mana ribuan para-militer asing dan senjata tajam sudah masuk ke wilayah NKRI... Dalam situasi militer yang menegangkan seperti ini, sangatlah tidak pada tempatnya mendorong rakyat sipil maju di front terdepan...

@SBP
10/10/17
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi...IX
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (VII)

PASCA JOKOWI j2017...(VII)

By Sri-Bintang Pamungkas

Berikut ini cuplikan tulisan saya waktu ada di penjara @Juli 1997:

CGI: Utang Asing dan Pembangunan SDM

Rupanya negara-negara yang tergabung dalam CGI masih belum mau memenuhi keinginan rakyat untuk ikut mengurangi ketergantungan ekonomi Indonesia kpd mereka. Indonesia diberi lagi komitmen utang sebesar USD 5.3 milyar, yg menambah utang asing mencapai lebih dari USD 115 milyar.

Masalah utang asing ini sangat kompleks. Belum lagi melihat beban utang tersebut dalam Rupiah, mengingat nilai Rupiah yg terus menurun. Trend menurunnya Rupiah itu, pada 1980 ada pada sekitar 1.100 Rp/$, sekarang 2.500 Rp/$. Selain disebabkan oleh industri Indonesia yg tidak mempunyai kemampuan menghasilkan devisa, juga justru karena industrinya sangat boros devisa. Keadaan yang inefisien ini sangat dipengaruhi oleh ketidakmampuan sumberdaya manusia, khususnya dalam menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dari Neraca Pembayaran kelihatan sekali Indonesia selalu defisit dalam valuta asing, dan dengan begitu terus-menerus harus berutang untuk bisa mencegah jatuhnya Rupiah.

Akan tetapi, banyak yang tidak sadar bahwa penurunan nilai Rupiah itu tidak hanya dalam trend-nya saja, melainkan bisa berupa gejolak hebat sebagaimana pernah terjadi di Meksiko beberapa tahun yang silam. Kalau suatu gejolak terjadi, sangat mungkin disebabkan oleh pembayaran kembali bunga utang-utang (pemerintah dan swasta-swasta) yang cukup besar tiba-tiba jatuh tempo pada saat bersamaan. Karena jumlah utang asing sudah membengkak, maka "larinya" Dollar untuk kewajiban membayar bunganya juga sangat besar. Sekarang saja sudah 3 minggu ini Rupiah merayap jatuh dari angka 2.450 Rupiah/ Dollar. Sangat mungkin ini adalah awal gejolak.

Belum lagi berbicara soal pembayaran kembali pokok pinjaman yang jatuh tempo, dan membebani Belanja Negara dan Neraca Pembayaran bersama-sama. Semua berkaitan dengan seluruh sektor industri kita dari Pertanian, Pengolahan sampai Perdagangan dan Jasa-jasa.

Memang sangat mungkin ada unsur simbiose mutualistis antara rezim penguasa Indonesia yang semakin "maharaja-diraja" serta galak terhadap rakyatnya sendiri, dan rezim Barat yang "neo-imperialis". Kedua belah pihak saling membutuhkan. Lebih dari 40 tahun yan lalu, para ahli ekonomi pembangunan sudah menulis, bahwa utang asing itu memperkuat posisi rezim yang sedang berkuasa. Soeharto membutuhkan utang asing untuk memperkuat posisi politiknya. Di lain pihak si "neo-imperialis" juga membutuhkan agar secara politik dan ekonomi, Indonesia semakin tercengkeram oleh kuku-kuku imperialisme dan kapitalisme Barat.

Yang menjadi masalah sekarang adalah hari depan Indonesia. Apakah rakyat Indonesia mau saja dibawa kepada cengkeraman asing yang ikut masuk ke dalam model pembangunan yang sangat dipengaruhi oleh "program utang asing itu" itu?! Dengan "program utang asing" itu, sadar atau tidak sadar, Indonesia telah digiring ke arah kapitalisme Barat yang tidak sesuai dengan doktrin Demokrasi Ekonomi dan doktrin Asas Kekeluargaan kita.

Memang sebagian besar daripada itu adalah kesalahan para penguasa kita sendiri dalam menetapkan model pembangunan Indonesia. Tetapi, apakah kita baru sadar hanya setelah Pak Harto "dibebaskan" oleh Tuhan Yang Maha Esa dari segala jabatannya, pada saat cengkeraman utang itu sudah sampai di ubun-ubun kita?! Bahkan sekarang pun Soeharto tidak pernah merasa berutang! Karena yang berutang adalah rakyat Indonesia...

(Masih panjang, tapi kita cukupkan dulu soal Soeharto... ganti soal Jokowi)

Apa yang terjadi pada Rezim Soeharto setelah 30 tahun berkuasa (1997/98) mirip dengan apa yang sekarang terjadi pada Rezim Jokowi setelah 3 tahun berkuasa.
Trend jatuhnya Rupiah sudah mencapai titik 13.300 Rp/$ selama satu-dua tahun ini. Yg dimaksud dg trend ini, kalau ditarik garis lurus antara angka 1.100 Rp/$ pada 1980 dan 13.000 Rp/$ pada 2014, maka garis tersebut akan mencapai angka sekitar 14.000 pada akhir 2017, yang berarti terjadi depresiasi atas Rupiah sebesar hampir 8% selama 3 tahun era Jokowi.

Beberapa hari terakhir ini Rupiah pun sudah jatuh ke tingkat 13.600. Apakah ini merupakan bagian dari trend atau awal dari sebuah gejolak, belum bisa diketahui pasti. Pada Juli 1997, waktu tulisan di atas saya buat, ternyata itu sebuah gejolak yansg mengawali krisis moneter... Rupiah jatuh mencapai angka 2.500. Lalu jatuh terus sampai menyentuh 17.000 Rp/$ pada pertengahan Januari 1998. Mungkin saja krisis seperti itu akan terjadi pula sekarang.

Utang luar negeri kita yang terlihat dari luar berkisar pada angka USD 370 miliar. Dg adanya dana-dana talangan turn-key projects, termasuk proyek-proyek infrastruktur yg sedang digalakkan Jokowi dan RRC, utang luar negeri ini bisa saja sudah sampai USD 400 milliar! Dengan anggapan terjadi lagi defisit dalam APBN, maka belanja Negara hanya mencapai sekitar Rp 1.800-2000 trilyun. Sedang pembayaran pokok utang dan bunga yang jatuh tempo mencapai sekitar Rp 600 trilyun, maka DSR (debt service ratio) terhadap Belanja Negara memang sudah menyentuh atau melewati 30%...

Angka tersebut menjadi angka kritis untuk menjawab berapa yang tersisa dari Belanja Negara itu untuk membiayai kebutuhan yang lain-lain, seperti biaya rutin dan pembangunan. Tidak kalah pentingnya adalah biaya perumahan, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial lainnya bagi kepentingan SDM. Pada akhirnya, khususnya untuk membiayai program pembangunan, dan mempertahankan nilai Rupiah, banyak pengeluaran yang penting bagi rakyat banyak harus dipotong, seperti berbagai subsidi. Maka tidak heran, kalau dalam rangka austerity policy (keprihatinan lewat pengencangan ikat pinggang) itu, terjadi penurunan daya beli. Bagi Jokowi, mungkin yg paling gampang adalah berhutang lagi kpd Asing.
Prioritas Sri Mulyani memang hanya dua, mempertahankan nilai Rupiah dan ketersediaan sembako pada harga yg terjangkau. Kalau ini jebol, maka akan timbul Gejolak Moneter, dan rakyat turun ke jalan seperti 1997/98. Bagi mereka yaniig menginginkan atau masih percaya kepada Rezim Jokowi, maka mereka khawatir dan berharap Gejolak Ekonomi tidak terjadi... Tetapi yg berharap Rezim Jokowi jatuh karena jahat terhadap Rakyat, Bangsa dan Negara, maka momentum inilah yAsng sudah lama ditunggu... Yaitu, mengulang kembali peristiwa Mei

@SBP
5/10/17
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi... (VIII)
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (VI)

PASCA JOKOWI 2017... (IV)

By Sri-Bintang Pamungkas
Nama YLBHI/ LBH Jakarta sempat besar dan menjadi perhatian Dunia... Itu terjadi di jaman Bang Adnan Buyung Nasution yang dibantu para sejawatnya pada waktu itu. Tapi sesudah Abang pensiun...nama YLBHI/ LBH ikut surut, bahkan sampai titik terendah, yaitu setelah ditangani anak-anak muda... Pamornya sebagai Lembaga Perjuangan Hukum dan HAM hilang...

Bahkan kasus-kasus yang ditanganinya pun nyaris tak terdengar.... Beberapa kasus menarik yang menyangkut orang miskin pun berhenti di tengah jalan tak selesai... Satu-satu meninggalkan YLBHI/ LBH, dengan mencoba mencari jalan lain. Lembaga Bantuan Hukum itu pun menjadi sepi. Lalu sesekali terdengar suka menjadi tempat berkumpul dan menginapnya anak-anak muda, buruh dan petani dari luar kota, dan lain-lain yang masih berusaha mencari keadilan..

Tak tertinggal juga kelompok yang terkait dengan Peristiwa 65... Mereka mendatangi YLBHI/ LBH Jakarta yang tidak mungkin bisa menolak. Tidak bisa dielakkan, masyarakat mencurigai mereka sebagai kelompok Pro-PKI... Maka tidak terlalu heran kalau lalu ada rencana seminar terkait Peristiwa 1965 di YLBHI/LBH Jakarta beberapa hari lalu.

Tetapi kalau mau mengungkap tentang "Kebenaran Peristiwa 65" itu, tentu saja anak-anak muda di YLBHI/ LBH itu tidak akan mampu... Peristiwa sejarah nasional yang menyangkut Presiden Pertama dan ke Dua RI itu serta Negara-negara Asing dengan korban entah puluhan atau ratusan ribu itu, seharusnya ditangani oleh sebuah Lembaga Nasional Independen yang ditunjuk Negara. Tetapi sesudah MPR tidak berfungsi, sulit kiranya mendapatkan "perintah Negara" tersebut. Sedang Rezim-rezim yang ada dikhawatirkan tidak satu pun yang independen.

Rezim Jokowi adalah salahsatunya... Selama pengungkap kebenaran masih cenderung membela kepentingan PKI atau, bahkan berpendapat PKI tidak terlibat dalam Peristiwa Berdarah itu, maka "kebenaran" tidak mungkin terungkap. Kenyataan, bahwa Indonesia adalah negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan penduduk mayoritas Islam tidak terbantahkan. Komunisme yang menolak paham Agama tidak mungkin mendapat tempat di Indonesia. Upaya mengungkap kebenaran yang beranggapan, bahwa PKI tidak terlibat dalam Peristiwa 65, tidak mungkin diterima. Karena itu rencana Jokowi memberi maaf dan meminta maaf kepada para korban Peristiwa 65, tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud dengan "korban", segera saja dimaknai sebagai Pro-PKI.

Sebenarnya, kalau umat Islam waspada sejak awal, yaitu ketika Jokowi memilih FX Rudiatmo sebagai Calon Wakil Walikota Solo untuk mendampinginya dalam Pemilihan Walikota, maka sudah diketahui siapa Jokowi sesungguhnya... Seringkali, karena sifat tolerannya yang tinggi, Umat Islam Indonesia menjadi salah pilih... dan menjadi korban dari pemimpin-pemimpin yg berjiwa khianat... khianat terhadap Pancasila dan UUD 1945.

Jokowi sengaja mengulang kembali kesalahannya terhadap Islam dengan menggandeng Xong "Ahok" Wansie yang Cina dan Non-Muslim dalam Pilgub DKI 2011... dengan maksud menjadikannya Gubernur DKI Jakarta. Pada waktu sebagian besar warga DKI-Jakarta masih belum sadar (2011), kami sudah menyampaikan keprihatinan kami itu kepada Kapolri... tentang kemungkinan Jokowi-Ahok menang. Kami pun berurusan dengan Polda Metro Jaya dan Pengadilan, karena dituduh melanggar Pasal SARA, Pasal 156/KUHP, karena menolak kesenjangan Cina versus Pribumi.

Sedang Umat Islam DKI terlena oleh Jokowi-Ahok... hanya karena Jokowi mengaku Islam, sekalipun tidak memegang teguh prinsip-prinsip Islam. Mestinya, umat Islam Indonesia sudah harus sadar betul, dan tidak usah menunggu Allah SWT mengingatkan lewat Al Maidah 51.

Dengan menolak Al Maidah 51, maka masyarakat Bangka-Belitung sudah menolak Ahok dalam Pilgub beberapa tahun sebelumnya. Mestinya, masyarakat DKI Jakarta juga harus menolak Ahok sebagai Cawagub dalam Pilgub 2011. Lima tahun kemudian, barulah Allah mengingatkan umat Islam, bahkan di seluruh Indonesia, untuk tidak bermain-main dengan Islam. Barulah dengan peringatan Allah itu, Ahok dan para Ahokers dikalahkan dalam Pilgub, bahkan Ahok sendiri dipenjara karena menista Islam... Tapi masih banyak para Penista Islam lain yang diberi kebebasan untuk berkeliaran...

Tetapi, mungkin umat Islam Indonesia masih perlu diingatkan lagi tentang Jokowi... Bukankah yang membawa FX Rudiatmo dan Xong Maksudnya adalah Jokowi?! Atau sebaliknya, Umat Islam Indonesia harus mengingatkan Jokowi, bagaimana berperilaku sebagai muslim sejati. Jangan sampai Jokowi terbawa terus dengan memegang Trisakti-nya yang Ke Tiga: membiarkan Gerakan Anti-Islam hidup di Indonesia.

Pertanyaannya kemudian, masihkah Jokowi bisa disadarkan untuk tidak membiarkan Gerakan Anti-Islam hidup?! Kenapa tokoh-tokoh Islam, Ulama dan Aktivis, masih dikejar-kejar terus...?! Ditangkap dan ditahan... lalu diadili dan dimasukkan ke penjara?! Padahal mereka membela Islam, yang berarti juga membela Rakyat, Bangsa, Negara dan Agama...?! Apakah Jokowi sekedar membiarkan Gerakan Anti-Islam hidup di Indonesia, atau Jokowi justru aktif sebagai pendukung
Gerakan Anti-Islam ?!

Sampai hari ini kelihatannya Jokowi masih bertahan dengan pendapatnya, bahwa harus ada gerakan yang melawan Islam Indonesia... sekalipun dia mengaku Islam. Bukankah semua sudah jelas di dalam Konstitusi?! Bahwa Dasar Negara adalah Ketuhanan Yang Maha Esa... Apa yang diinginkan Jokowi? Apakah dia ingin menjadi Pemimpin Agama, Pemimpin Islam, dan mengatur dan mengendalikan Islam sesuai dengan keyakinan Islamnya?! Memangnya siapa Jokowi...?! Mungkin Jokowi bisa menundukkan beberapa tokoh Islam, tetapi tidak mungkin semua tokoh Islam bisa ditundukkannya! Soeharto pun tidak bisa... akhirnya Soeharto pun harus merangkul Islam.

Gerakan Anti Islam di Indonesia memang dilakukan secara sistimatik, serentak dan menyeluruh. Di antaranya adalah dengan Kriminalisasi terhadap Ulama dan Aktivis Muslim. Seperti disebut di atas, mereka dikejar, ditangkap, ditahan dengan tuduhan yang dibuat-buat, seperti Makar Palsu dan lain-lain, lalu dipenjara. Selanjutnya adalah Kristenisasi yang telah dilakukan sejak lama, terakhir melalui gerakan Kristen Karismatik yang dipeluk oleh kebanyakan masyarakat Etnis Cina Indonesia. Mereka merayu untuk mengkristenkan Umat Islam. Sungguh sangat jahat!

Deislamisasi juga dilakukan di sekolah-sekolah, bahkan pesantren-pesantren, lewat penyebaran opini bahwa Islam identik dengan teroris, kaum radikal dan kelompok intoleran. Sudah bukan rahasia, bahwa istilah-istilah radikal, intoleran dan teroris itu semuanya direkayasa untuk menunjuk kepada Umat Islam. Baru-baru ini Kopertis III DKI Jakarta mengumpulkan univetsitas-universitas dan perguruan-perguruan tinggi swasta di Universitas Katolik Indonesia (UKI) untuk membuat Deklarasi Anti Radikalisme...

Maka juga dibentuklah, antara lain, Densus 88. Mereka membunuhi terduga teroris, yang pada hakekatnya adalah Aktivis-aktivis Islam yang menyeru kepada keadilan sosial. Selain dengan memecah-belah Umat Islam, seperti mempertentangkan antara Kelompok Nahdhiyin dan Muhammadiyah, deislamisasi juga dilakukan dengan memunculkan kelompok Non-Islam yg mengaku Islam, seperti Ahmadiyah dan akiran-aliran kepercayaan lain yang bertentangan dengan Islam. Deislamisasi juga dilakukan dengan membangun hubungan dengan pihak Barat, semisal dengan mendukung keuangan Kristen Karismatik dan Densus 88. Konon Barack Obama juga menelepon SBY untuk tidak membubarkan atau melarang Ahmadiyah.

Komunisiasi juga dilakukan untuk melawan Islam, yaitu dengan upaya membangkitkan kembali PKI atau Komunis Gaya Baru. Di antaranya melalui injeksi paham komunis melalui partai-partai politik, dan memunculkan gerakan yang berpikiran, bahwa PKI tidak melakukan Kudeta dalam Peristiwa 65 dan karenanya PKI harus dihidupkan kembali.

Cinaisasi adalah juga usaha untuk melawan Islam. Ini dilakukan, terutama oleh Mafia-Mafia Cina Indobesia, yang dengan segala cara berusaha menguasai berbagai sektor kehidupan, terutama sektor ekonomi. Cinaisasi atau Anti-Pribumisasi ini juga dilakukan dengan menggusur penduduk Pribumi dari tanah-tanah, lahan-lahan dan rumah-rumah mereka. Pembangunan Proyek-proyek Reklamasi, Meikarta dan Infrastruktur dengan menggunakan dana Cina-cina Mafia dan RRC adalah bentuk-bentuk kegiatan Cinaisasi.

Sampai di sini tentu kita perlu melanjutkan pertanyaan, kalau ada, apa motif Jokowi melawan atau menentang Umat Islam Indonesia. Atau, paling tidak, untuk apa Jokowi membiarkan Gerakan Menentang Umat Islam Indonesia. Tidak bisa diingkari, bahwa Umat Islam Indonesia adalah benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak saja gerakan kemerdekaan dari penjajahan Belanda diawali oleh tokoh-tokoh Islam yang berserikat, tetapi juga berserikat dalam perang kemerdekaan. Belanda, Inggris dan Jepang mengakui itu. Ketika Belanda dan Inggris mau kembali menjajah Indonesia dengan mengerahkan Pasukan Gurkha yang Islam dari India Barat, maka Pasukan Gurkha mundur sesudah mendengar takbir Allahu Akbar dari para Mujahiddin Indonesia...

Gerakan Anti Islam yang dibiarkan bergerak leluasa di Indonesia dengan bantuan Polri dewasa ini kiranya memang dimaksudkan untuk melemahkan Umat Islam Indonesia, yang berarti melemahkan unsur pertahanan rakyat semesta NKRI. Sehingga dengan demikian, Indonesia yang kaya raya itu bisa dikuasai dan dijajah kembali oleh kekuatan Asing, baik itu dari kelompok Barat maupun Cina RRC dengan bantuan para pengkhianat dan Mafia-mafia Cina di dalam negeri...

@SBP
21/9/17
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi... (V)
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (III)

PASCA JOKOWI 2017 ...(I)

By: Sri-Bintang Pamungkas

Jokowi yang menjadi Presiden RI sekarang ini sudah mulai ancang-ancang berkampanye untuk Pilpres 2019, yaitu dengan memanggil para Sukarelawannya. Jadi tidak salah, kalau para oposannya juga mulai ancang-ancang… termasuk kami, sekalipun kami tidak masuk dalam kelompok partai politik mana pun. Di dalam UUD 1945 Asli tidak ada disebut-sebut “partai politik”, melainkan pada Pasal 28 ada disebut “kemerdekaan berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat, baik lisan maupun tulisan dan lain-lain…”.

Ketika Pak Harto mengatakan, bahwa di Indonesia tidak boleh ada oposisi, kami dengan tegas menentangnya! Negara kita, NKRI, adalah Negara Demokratis, di mana Rakyat Berdaulat, dan mempunyai kedaulatan puncak (ultimate), sehingga Lembaga Tertinggi Negara seperti MPR pun berwajib menjalankan sepenuhnya Kedaulatan Rakyat itu (Pasal 1 ayat 2). Artinya, setiap suara rakyat, sekalipun hanya SATU ORANG, harus didengar, diperhatikan dan dijalankan. Tentu Lembaga Perwakilan Rakyat Tertinggi itu diberi kewajiban pula secara profesional dalam menganalisa dan menyintesakan segala suara rakyat itu menjadi suatu kesimpulan dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya!

Pada 1996 kami menyampaikan pendapat kami tentang TIGA HAL, dalam Kartu Lebaran 1417 H, secara nasional kepada masyarakat, Wakil Rakyat dan dan, tentunya, Rezim Soeharto. Sehingga, kartu itu menjadi terkenal sebagai Kartu Lebaran Politik, yang isinya adalah:
(1) Menolak Pak Harto dicalonkan lagi sebagai Calon Presiden Tunggal…
(2) Menolak Pemilu (legislatif) 1997… dan
(3) Menyiapkan Tatanan Baru Pasca Soeharto 1998…

Kiranya, pernyataan pendapat semacam isi Kartu Lebaran itu sudah mulai perlu untuk disampaikan secara nasional sekarang ini… Tentulah bukan mau kami mengatakan, bahwa Jokowi adalah presiden sehebat Soeharto, tetapi justru sebaliknya… Hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun, dibanding Soeharto yang bercokol lebih dari 30 tahun, kemampuan Jokowi mengacak-acak Tatanan Negara dan melanggar Konstitusi ini sudah seperti di jaman Soeharto. Bahkan terlebih-lebih lagi, mengingat Rezim Soeharto tidak pernah melakukan hal-hal berkaitan dengan “kejahatan terhadap Keamanan Negara” seperti di masa Rezim Jokowi ini. Artinya, ada unsur khianat terhadap NKRI, sebagaimana terindikasi dilakukan di masa Rezim Jokowi.

Memang, kalau mau jujur, peristiwa November 1967 di Jenewa, di mana Satu Tim Ekonomi Indonesia yang dikirim Soeharto untuk membicarakan bantuan Utang Luar Negeri/ ULN oleh Negara-negara Donor bagi Indonesia, yang disusul dengan terbentuknya IGGI (Inter-Governmental Group on Indonesia) dan UU Penanaman Modal Asing Nomor 1/1967 (ditandatangani Bung Karno pada 10 Januari 1967!). Kerugian yg diakibatkan oleh “tindakan Tim Ekonomi” Pak Harto itu luar biasa besar dan terasa akibat buruknya sampai sekarang…

Di dalam Pasal-pasal KUHP tentang Pelanggaran terhadap Keamanan Negara, Kerugian Negara yang diakibatkan oleh Keputusan Tim Ekonomi itu termasuk dalam Kejahatan Terhadap Keamanan Negara, khususnya melanggar Pasal 121 s/d Pasal 130. Tim itu bisa dihukum maksimum 15 tahun penjara…Di situ hukum juga sudah tidak ditegakkan. Bahkan, baru sesudah Pak Harto jatuh, orang berani melemparkan tuduhan kepada Tim Ekonomi itu sebagai Mafia Berkeley

Harus diakui dengan jujur, bahwa banyak kebijakan-kebijakan Rezim Pak Harto yang buruk yang diikuti dan dilanjutkan oleh rezim-rezim sesudahnya… bahkan dengan intensitas yang lebih besar. Yang paling kentara adalah Kebijakan ULN dan Perampokan terhadap Sumberdaya Alam Indonesia. Belum terhitung warisan buruk di bidang-bidang lain, seperti Korupsi, Pelanggaran Hukum dan Hak-hak Asasi Manusia/ HAM serta Pelanggaran Pemilu.

Tentu tulisan-tulisan serial “Pasca Jokowi” kali ini tidak bermaksud menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan berbagai kejahatan rezim yang bermuara pada isi Kartu Lebaran Politik tersebut di atas… tetapi lebih luas lagi, termasuk menjangkau Indonesia masa depan… Yaitu, sejauh yang kami bisa lakukan, dalam usaha mewujudkan Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 1945.

Akibat dari Kartu Lebaran Politik itu, langsung atau tidak langsung, memang Luar Biasa… di luar perkiraan akal manusia… pasti ada Tangan Allah YME! Di situ disebut tentang “Pasca Soeharto 1998″… Kartu Lebaran dikirim pada Desember 1996… September 1997 Pemilu Legislatif… Maret 1998 untuk ke tujuh kalinya Pak Harto terpilih menjadi Presiden Calon Tunggal…. Mei 1998 Pak Harto dipaksa lengser keprabon…

Tentu terlalu lama menunggu Jokowi untuk mundur teratur seperti Pak Harto, semisal dua tahun kemudian. Orang banyak bilang lebih cepat lebih baik. Kenapa?! Karena kejahatan yang terjadi pada masa Rezim Jokowi ini, sebagai ekstra kejahatan terhadap kejahatan-kejahatan lain di atas, sungguh menakjubkan. Tanpa melupakan keinginan Jokowi untuk menjadi Calon Tunggal pada 2019. Yaitu kejahatan yang marak, yang tidak pernah terjadi sebelum-sebelumnya, dalam TIGA HAL:
• Gerakan Anti-Pribumi Pro-Mafia Cina…
• Gerakan Anti-Islam Pro Non-Islam… dan
• Gerakan Pro- Komunis.

Terlepas dari campur-tangan kekuatan Rezim di belakang gerakan-gerakan yang sangat berbahaya bagi eksistensi NKRI itu, kiranya, seperti terjadi pada 1998 kepada Rezim Soeharto, maka kepada Rezim Jokowi pun perlu diberi isyarat STOP 2017!

@SBP
100917

Source : Obsessionnews
Baca juga Pasca Jokowi... (II)

Selasa, 24 Oktober 2017

INDONESIA DIJAJAH OLEH JOKOWI DAN HENDRO

Negara Indonesia Dijajah oleh Jokowi dan Hendro dari arah 4 penjuru yaitu Arah Barat, Timur, utara dan Selatan. Kini Indonesia telah Resmi menjadi Negara super liberals dan Komunisme yang mana di setiap line departemen telah  dikuasai oleh asing dan aseng secara sangat serius. 

Negara kita dikuasai perusahaan asing itu sudah jadi rahasia umum. Tapi bagaimana jadinya jika Aseng juga ikut menguras dan memeras negeri ini. Ternyata sistem demokrasi yang super mahal itu menjadi pintu masuk bagi para cukong untuk ikut mendanai pesta demokrasi lalu menjadi investor politik.

Balas Jasa Kampanye

Jika di Masa Orde baru mereka ngak bisa bermain dalam politik praktis maka di era demokrasi mereka bisa masuk dan bahkan jadi penguasa negeri ini. Tidak perlu heran jika kemudian kita dapati dari situs Sekretariat Kabinet disebutkan, proyek infrastruktur yang menggandeng Tiongkok di antara :
1. Pembangunan 24 pelabuhan,
2. Membuat 15 bandara,
3. Pembangunan jalan sepanjang 1.000 km,
4. pembangunan jalan kereta api sepanjang 8700 km,
4. Pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt.

Tiongkok juga akan terlibat dalam pembangunan jalur kereta supercepat Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya. Di saat berkunjung ke Tiongkok, Presiden Joko Widodo mendapatkan komitmen investasi yang besarnya mencapai 68,44 milyar $ As atau sekitar Rp 882,87 triliun.

Bandit kelas Menengah yang bernama Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan :
lembaga keuangan Tiongkok berencana memberikan pinjaman senilai 50 miliar dolar AS atau sekitar Rp 645 triliun kepada sejumlah BUMN untuk menggarap proyek infrastruktur Pemerintah Sebesar 40 miliar dolar AS dari China Development Bank dan Industrial and Commercial Bank of China untuk BUMN yang menggarap pembangunan jalan tol Trans Sumatera Sebesar 10 miliar dolar AS untuk PT PLN. Demi membiayai pembangunan transmisi listrik dan pembangkit.

Itu baru sebagian saja. Masih ada bidang lain seperti infrastruktur lainnya, seperti :
1. Tambang,
2. Pembangunan smelter,
3. Pelayaran,
4. Transportasi dan sebagainya.

Jika rencana itu berjalan mulus, maka Tiongkok akan menguasai infrastruktur di negeri ini. Tapi mereka telah berhasil mendapat 800 proyek dari Presiden Joko Widodo sebagai balas jasa di saat membantu dana kampanye  Jokowi sebagai calon presiden Ri yang ke tujuh.

Sering Bermasalah

Di sisi yang  lainnya , pengamat kebijakan publik keputusan menggandeng Tiongkok harus dipertanyakan. !!!! Selama ini beberapa pengadaan barang dan jasa yang melibatkan Cina sering kali bermasalah. Salah satunya adalah :
1. Proyek program percepatan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubara, gas, dan energi terbarukan atau fast track programme tahap 1.
2. Pembangkit listrik yang dibangun Tiongkok dalam proyek ini tidak bisa berproduksi maksimal lantaran banyak komponen usang.
3. Selain itu pada kasus pengadaan Transjakarta, banyak unit yang rusak dan berkarat.

Proyek pembangkit listrik tahap I yang di kerjasamakan dengan Tiongkok hampir 90% rampung. Namun, kapasitas produksi listrik itu hanya 30% - 50% saja. Ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang dibangun 0leh kontraktor :
a. Jerman,
B. Prancis,
C. Amerika yang bisa mencapai 75%-80%

Mendekati Sempurna

Cengkeraman Asing dan Aseng mendekati Sangat Sempurna Dengan dalih pembangunan infrastruktur ternyata Rejim Jokowi menggandeng para kompeni dari Cina.

Nggaak heran jika pengamat annisa madaniyah mengingatkan kepada daerah agar tidak mengikuti kebijakan sesat dari pusat. Supaya setiap provinsi bebas dari cengkraman asing dan Aseng .

Dominasi Cengkraman Asing Timur

Dominasi proyek infrastruktur oleh Tiongkok itu akan membuat cengkeraman asing Timur menancap di negeri ini. Cengkeraman oleh Timur itu melengkapi cengkeraman oleh Barat yang sudah lebih dulu menancap kuat dan terus diperdalam. Sejak Soekarno menandatangani UU No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing maka saat itulah Dominasi Asing Barat menancap di negeri ini.

Dominasi Barat makin kuat di era Orde Baru. AS dan diikuti oleh Eropa telah mencengkeram negeri ini dan mengeruk kekayaannya. Hal itu di lakukan melalui investasi korporasi-korporasi multinasional mereka, khususnya di sektor hulu pengelolaan SDA seperti tambang, migas, hutan, dsb.

Kendali Utang Luar Negeri

Selain itu, secara politik dan kedaulatan, negeri ini dikendalikan melalui utang luar negeri yang terus menggunung. Awalnya melalui IGGI dan CGI. Saat kedua lembaga itu dibubarkan, perannya digantikan oleh IMF dan Bank Dunia.

IMF Dan Bank Dunia

Cengkeraman dan dominasi asing itu makin dalam sejak masuk era Reformasi. Melalui utang luar negeri, negeri ini benar-benar dikendalikan Asing. Akibatnya, hampir semua sistem di negeri ini dibentuk sesuai Pesanan, Permintaan atau Bahkan Perintah dari Asing melalui IMF dan Bank Dunia.

Hal itu melalui peraturan perundangan, mulai amandemen konstitusi hingga pembuatan berbagai undang-undang. Melalui Letter of Intent (LoI), IMF mendikte negeri ini untuk membuat berbagai undang-undang di bidang politik, sosial, pertahanan dan keamanan, pendidikan, ekonomi, finansial, dsb. Bahkan untuk mengawal semua itu, asing terlibat hingga hal teknis melalui utang, program, bantuan dan asistensi teknis. Semua itu bisa dibaca di dalam dokumen LoI dan berbagai utang yang diberikan.

Bercorak Neoliberal dan Neoimperialisme

Hasilnya, sistem di Negeri ini benar-benar bercorak Neoliberal. Neoliberalisme itu pada akhir nya makin Melempangkan Jalan bagi Penjajahan Gaya baru (neoimperialisme) atas Negeri ini.
Khusus di Bidang Ekonomi. Negeri ini didikte untuk membuat berbagai UU bercorak Neoliberal.
1. Subsidi dihilangkan.
2. BUMN dijual.
3. Utang terus ditumpuk.
4. Pajak terus ditingkatkan.

Di sektor Migas dan Pengelolaan SDA, dengan berbagai UU, sektor hilir (pengolahan, distribusi dan eceran) pun diliberalisasi. Contoh nyata adalah di sektor Migas. Di bidang Investasi, semua sektor dibuka untuk investasi asing. Kepemilikan asing dibolehkan hingga lebih dari 90%. Asing pun boleh melakukan repatriasi, yaitu langsung mengirimkan kembali keuntungan yang mereka dapat di negeri ini ke negara asal mereka.

Barat (AS dan Eropa) betul-betul memanfaatkan itu untuk lebih mendominasi negeri ini khususnya di sektor pengelolaan SDA, finansial (perbankan, asuransi, dsb), jasa, consumer good, dan sebagainya.

Infrastruktur dan Fasilitas Publik

Masih ada satu sektor yang belum di jarah oleh Barat, yaitu infrastruktur dan fasilitas publik. Namun, dengan berbagai UU, sektor infrastruktur itu pun terbuka luas dan mudah dijadikan incaran. Dalam hal itulah, investor asing dari timur melihat kesempatan. Entah kebetulan atau tidak, keinginan itu seolah bersambut dengan Ambisi Rezim Jokowi.

Sekarang melalui apa yang baru diumumkan, asing timur mulai menancapkan kuku cengkeramannya atas Infrastruktur Negeri ini. Hal itu jelas sangat berbahaya.

1. Jika nanti infrastruktur, pelabuhan, bandara, jalan, transportasi, pelayaran, pembangkit, dan sebagainya dikuasai oleh mereka, maka rakyat negeri ini benar-benar hanya menjadi obyek dan pasar.

2. Meski asing itu dari Timur, bukan berarti mereka berbeda dengan asing dari Barat. Tetap saja, seperti yang selama ini berjalan, banyak dari investasi itu langsung kembali kepada mereka melalui impor teknologi, metode, bahan, tenaga ahli dan sebagainya. Dalam proyek kereta cepat, misalnya, jelas keretanya akan diimpor dari mereka.

3. Dengan alasan pengembalian Investasi maka kekayaan rakyat negeri ini akan mengalir kepada mereka dalam jangka panjang, setidaknya untuk masa 30 tahun. Hal itu melalui pembayaran utang dan bunganya, juga pembayaran atas penggunaan infrastruktur itu.

4. Rakyat negeri ini juga akan terbebani dengan pajak yang makin tinggi. Pasalnya, beban negara termasuk pembayaran utang dan bunga juga makin tinggi, sementara negara makin kehilangan sumber-sumber pemasukan, selain pajak.

5. Rakyat negeri ini akan tergusur dari tanahnya. Penggusuran tahap awal adalah untuk kepentingan pembangunan infrastruktur itu sendiri. Lalu kebutuhan Infrastruktur penunjang nya juga perlu menggusur. Dan secara tanpa ampun kelak Pemerintah akan menaikan pajak bagi tanah di seputar aktivitas infrastruktur itu dan tentu rakyat tak mampu membayarnya lalu akan menjual tanahnya secara terpaksa atau sukarela.

Jika demikian adanya maka Negeri ini benar-benar telah dikuasai Asing dan Aseng (Barat dan Timur). Maka lengkaplah sudah penjajahan terhadap negeri ini. Lalu rakyat akan tergusur dari negerinya sambil menggigit jarinya. Lalu pendukung Jokowi akan masuk rumah sakit Jiwa di Grogol Jakarta karna mereka diusir secara paksa oleh Presiden Jokowi yang berasal dari Negara China anak kandung dari 0ey Hong Liong dan Chik Mak Yaap.

PASCA JOKOWI 2017... (XI)

By Sri-Bintang Pamungkas

Memasuki tahun 1998, para Rektor Perguruan Tinggi diperintahkan memberkakukan kembali Normalisasi Kehidupan Kampus, atau NKK. dengan NKK itu, semua kegiatan mahasiswa di luar kegiatan akademik pun harus atas seijin Rektor. Demikian pula kegiatan di luar kampus dilarang, kecuali yang bersifat pribadi. Menyusul instruksi itu, Panglima TNI Wiranto mengancam untuk tembak di tempat siapa saja mahasiswa yang membikin kegiatan di luar kampus.

Pada 11 Maret 1998 Soeharto terpilih menjadi Presiden untuk ke tujuh kalinya dan Habibie diambilnya menjadi Wakil Presiden. Wiranto Arismunandar, mantan Rektor ITB terpilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Melanjutkan kebijakan Wiranto Panglima, Wiranto Mendikbud meminta seluruh Rektor untuk berkumpul. Di situ Mendikbud Wiranto mengulang permintaan Wiranto Panglima, agar mahasiswa dilarang melakukan kegiatan apa pun di luar kampus... dan siapa pun yang melanggar bisa ditembak di tempat.

Akhirnya kita semua tahu, empat orang mahasiswa Trisakti terbunuh karena bersama-sama temannya yang lain melakukan unjuk rasa di luar kampus untuk pergi menuju DPR/MPR-RI... sekalipun mereka sudah dihadang seregu Polri, digiring masuk kampus dan keempatnya sengaja ditembak mati di halaman kampus... di samping mereka yang terluka.

Jokowi rupanya ingin mengulang kembali peristiwa itu, sadar atau tidak sadar. Akhir September kemarin Joko mengumpulkan seluruh Rektor dan Pimpinan Perguruan Tinggi di Bali. Di situ digelar tema Gerakan Kebangsaan Anti Radikalisme dan Anti Intoleransi. Di sini tentu bisa disimpulkan, bahwa target Pak Joko jauh lebih besar, lebih luas dan lebih menakutkan daripada yang dipikirkan oleh Pak Harto waktu itu. Pak Harto hanya ingin agar para mahasiswa tenang menghadapi gejolak ekonomi akibat Krisis Moneter, dan tidak mengganggu Pilpres untuk memilihnya kembali, agar Pak Habibie bisa pula diangkatnya sebagai Wapres. Memang ada soal personal dari target Soeharto, karena beliau ingin mewujudkan janjinya kepada Habibie menjadikannya Presiden RI ke tiga.

Sedang Joko ingin mengubah wajah Indonesia... Bukan main! Tidak masuk di akal, seperti menegakkan benang basah! Dugaan saya, Pak Joko mempunyai Tiga Kacamata, sebagai bagian tak terpisahkan dari Senjata Trisulanya. Kacamata Merah, Hijau dan Kuning. Kalau memakai Kacamata Merah, seakan-akan dia menjadi Pemimpin Komunis... yang mendorong kebangkitan PKI. Kalau memakai Kacamata Hijau, seakan-akan menjadi Pemimpin Barat semacam Donald Trump atau Benyamin Netanyahu yang Anti-Islam. Sedang kalau memakai Kacamata Kuning, seakan-akan menjadi Pemimpin Kolonialis Pendatang macam di Israel, Amerika Serikat, Singapur dan Australia, yang Anti-Pribumi, mau menggusur Penduduk Asli dan.menggantinya dengan bangsa pendatang, khususnya Cina.

Jokowi mengajak semua Rektor dan Pemimpin universitas untuk bersama-sama mengubah wajah Indonesia. Faktanya, itulah yang sedang berkembang dewasa ini, yaitu adanya Gerakan-gerakan Pro-Komunis, Anti-Islam dan Anti-Pribumi. Tidak hanya Pak Joko yang membiarkan Gerakan-gerakan itu, tapi para Pembantunya ikut pula aktif mendukung Gerakan-gerakan itu... Lihatlah, bagaimana sibuknya Polri mengkriminalisasi para Pembela Islam, tetapi membiarkan dengan bebas banyak Penista Islam... Lihat pula bagaimana masuk dan membanjirnya orang-orang Cina RRC ke Indonesia menjadi pekerja, dengan alasan buruh Indonesia tidak cakap dan tidak punya ketrampilan. Lihat pula, bagaimana para simpatisan Komunis berkeliaran di masyarakat dan di antara para penjabat publik... Sementara Pak Joko sendiri mengatakan, bahwa Peristiwa 65 bukan karena kesalahan PKI, dan bahwa PKI terkena fitnah...

Kopertis III DKI Jakarta yang menghimpun Perguruan Tinggi Swasta sudah mulai termakan oleh isyu Anti Radikalisme dan Intoleransi dengan mengadakan Pertemuan di Kampus UKI, Universitas Katolik Indonesia. Lalu yang amat menarik, konon para Rektor dan Pimpinan Universitas itu akan menurunkan para Mahasiswanya menjelang  Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang untuk mengadakan unjukrasa besar-besaran bertemakan Aksi Kebangsaan menangkal Radikalisme dan Intoleransi. Tentulah Pak Joko pula yang langsung atau tidak langsung, melalui Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang namanya lain), mengkoordinir unjukrasa tersebut. Tentulah ini merupakan Gerakan Memecah-belah Kekuatan Akademik yang menjadi salahsatu pilar Kemerdekaan Akademik, Penguasaan Iptek dan Pencerdasan Kehidupan Bangsa.

Di lain pihak para Alumni berbagai universitas, diawali oleh Institut Teknologi Bandung, diikuti oleh Universitas Gajah Mada, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, dan universitas-universitas swasta seperti ISTN, Institut Sains dan Teknologi Nasional dan lain-lain menyatakan menolak Proyek-proyek Reklamasi Pantai Utara Jakarta dan Proyek Kota Cina Meikarta... Dari para Konglomerat Taipan Mafia-mafia Cina yang didukung Rezim Jokowi.

Sepanjang Sejarah Indonesia belum pernah terjadi kekacauan menuju keporak-porandaan semacam yang terjadi sekarang... Apa sebenarnya maksud Jokowi?! Saya kira semua orang waras tidak mungkin punya pikiran begitu. Soekarno yang tidak mau menbubarkan PKI saja jatuh... Soeharto yang represif terhadap rakyatnya juga jatuh... Habibie yang tidak mau mengadili Soeharto pun jatuh... Tokoh-tokoh di dunia yang hanya korupsi pun sudah bertumbangan... Sekarang Jokowi mau menjual negara. Terikat kontrak apa dia dengan RRC dan pihak Asing?! Tidak hanya wajah Indonesia yang mau diubahnya, melainkan lebih besar dan menakutkan daripada itu, yaitu menghancurkan Indonesia... menghapus Indonesia dari Peta Dunia.

Maka Jokowi harus dihentikan, lewat gerakan menolak Jokowi. Sebelum terjadi korban semacam tahun 1998 itu. Banyak orang hanya ingat tentang korban Trisakti... empat mahasiswa Pahlawan Revolusi itu! Padahal, rentetannya lebih besar daripada itu. Sesudahnya, ada 16 Pemuda dan Mahasiswa yang terbantai oleh pelor-pelor alat negara dalam Peristiwa Semanggi-1... Satu dalam Semanggi-2. Tapi belasan yang gugur dalam Perkara Pam-Swakarsa 1998... Lalu Peristiwa Maluku 1999 yang menyebabkan tewasnya ribuan pemuda Islam dan Kristen di Maluku. Apakah itu yang diinginkan Jokowi?!

Tidak heran, banyak orang mulai menduga, bahwa jatuhnya Soeharto, pada hakekatnya, adalah awal dari gerakan menghancurkan Indonesia. Karena itu, semuanya harus dihentikan...Sebelum tentara Cina RRC dan lain-lain benar-benar ikut membantai Rakyat Pribumi dan Umat Islam Indonesia.

@SBP
23/10/17
Source : Chirpstory
Baca juga Pasca Jokowi...XII
Artikel sebelumnya : Pasca Jokowi... (X)

SUNDALAND ADALAH TAMAN EDEN

Oppenheimer, Dokter ahli genetic yang banyak mempelajari sejarah peradaban. Ia berpendapat bahwa Paparan Sunda (Sundaland) adalah merupakan cikal bakal peradaban kuno atau dalam bahasa agama sebagai Taman Eden. Istilah ini diserap dari kata dalam bahasa Ibrani Gan Eden. Dalam bahasa Indonesia disebut Firdaus yang diserap dari kata Persia "Pairidaeza" yang arti sebenarnya adalah Taman. Menurut Oppenheimer, munculnya peradaban di Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Cina justru dipicu oleh kedatangan para migran dari Asia Tenggara. Landasan argumennya adalah etnografi, arkeologi, osenografi, mitologi, analisa DNA, dan linguistik. Ia mengemukakan bahwa di wilayah Sundaland sudah ada peradaban yang menjadi leluhur peradaban Timur Tengah 6.000 tahun silam. Suatu ketika datang banjir besar yang menyebabkan penduduk Sundaland berimigrasi ke barat yaitu ke Asia, Jepang, serta Pasifik. Mereka adalah leluhur Austronesia.

Jika ada yang kreative mencocokkan tahun berlakunya para bangsa-bangsa dan kaum-kaum itu maka kesimpulannya bahwa tidak ada barat tidak ada timur. Akarnya tetapi sama

Rekonstruksi Oppenheimer diawali dari saat berakhirnya puncak Jaman Es (Last Glacial Maximum) sekitar 20.000 tahun yang lalu. Ketika itu, muka air laut masih sekitar 150 m di bawah muka air laut sekarang. Kepulauan Indonesia bagian barat masih bergabung dengan benua Asia menjadi dataran luas yang dikenal sebagai Sundaland.

Namun, ketika bumi memanas, timbunan es yang ada di kutub meleleh dan mengakibatkan banjir besar yang melanda dataran rendah di berbagai penjuru dunia. Data geologi dan oseanografi mencatat setidaknya ada tiga banjir besar
yang terjadi yaitu pada sekitar 14.000, 11.000, dan 8,000 tahun yang lalu. Banjir besar yang terakhir bahkan menaikkan muka air laut hingga 5-10 meter lebih tinggi dari yang sekarang. Wilayah yang paling parah dilanda banjir adalah Paparan Sunda dan pantai Cina Selatan. Sundaland malah menjadi pulau-pulau yang terpisah, antara lain Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sumatera. Padahal, waktu itu kawasan ini sudah cukup padat dihuni manusia prasejarah yang berpenghidupan sebagai petani dan nelayan.

Bagi Oppenheimer, kisah Banjir Nuh atau Benua Atlantis yang hilang tidak lain adalah rekaman budaya yang mengabadikan fenomena alam dahsyat ini. Di kawasan Asia Tenggara, kisah atau legenda seperti ini juga masih tersebar luas di antara masyarakat tradisional, namun belum ada yang meneliti keterkaitan legenda dengan fenomena Taman Eden.

Kontroversi dari Oppenheimer seolah dikuatkan oleh pendapat Aryso Santos. Profesor asal Brazil ini menegaskan bahwa Atlantis yang hilang sebagaimana cerita Plato itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Pendapat itu muncul setelah ia melakukan penelitian selama 30 tahun yang menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Platos Lost Civilization (2005). Santos dalam bukunya tersebut menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Sundaland (Indonesia bagian Barat).

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Langka, dan Indonesia bagian Barat meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa dan terus ke arah timur. Wilayah Indonesia bagian barat sekarang sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. 

Argumen Santos tersebut didukung banyak arkeolog Amerika Serikat bahkan mereka meyakini bahwa benua Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sundaland, suatu wilayah yang kini ditempati Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sekitar 11.600 tahun silam, benua itu tenggelam diterjang banjir besar seiring berakhirnya zaman es.

Menurut Al-Imam At-Thabari dalam Tarikhnya (jilid 1 halaman 121-126), bahwa Mujahid meriwayatkan keterangan AbduLLAAH bin Abbas bin Abdul Mutthalib yang mengatakan : "Adam diturunkan dari surga ke bumi di negeri India. India yang dimaksud ini adalah Nusantara", sebagaimana akan dijelaskan selanjutnya nanti, sebuah buku bertitel Atlantis: The Last Continent Finally Found, The Definitive Localization of Platos Lost Civilization, yang ditulis oleh Prof. Arysio Santos. Terbitan Atlantis Publications (Agustus, 2005).

Dalam bukunya Prof. Arysio memaparkan hasil penelitiannya selama 30 tahun, yang menyimpulkan bahwa Benua Atlantis yang Hilang, sebagaimana Plato katakan, ternyata adalah Indonesia, 11.600 tahun yang lalu, sebelum sebagian besarnya tenggelam, karena bencana Letusan Gunung Karakatau, Toba, Semeru, dll. serta gempa, tsunami raksana dan naiknya air laut sampai 150 meter, akibat mencairnya selubung es di wilayah utara dan selatan Bumi

Dan ternyata Peradaban Atlantis di Indonesia itu adalah Peradaban pertama insan, tempat tinggal pertama Nabi Adam dan Hawa di Nusantara, tempat para leluhur nenek moyang peradaban-peradaban besar lainnya di dunia seperti Mesir, India, Persia/ Mesopotamia/ Babylonia, dan Yunani, bahkan Maya dan Aztec di Amerika.

Pertama. Plato dan Santos sependapat. bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali. Ini di kaitkan dengan yang masih anget; Terjadinya semburan lumpur lapindo pun erat kaitannya dengan keberadaan atlantis kuno. Soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.

Ini kaitan dengan kisah lain:

Dalam suatu alur cerita dikisahkan, dalam kunjungan resminya sebagai utusan raja, Empu Barang atau nama bangsawannya Haryo Lembusuro, seorang pandhito terkemuka tanah Jawa, berkunjung ke Jambu Dwipa (India). Sesampainya menginjakkan kaki di negeri Hindustan ini, oleh para Brahmana setempat, Empu Barang diminta untuk bersama-sama menyembah patung perwujudan Haricandana (Wisnu). Namun, dengan kehalusan sikap manusia Jawa, Empu Barang menyatakan bahwa sebagai pandhito Jawa, dia tidak bisa menyembah patung, tetapi para Brahmana India tetap mendesaknya, dengan alasan kalau Brahmana dinasti Haricandana menyembahnya karena Wisnu dipercaya sebagai Sang Pencipta Tribuwana.

Dengan setengah memaksa, Empu Barang diminta duduk, namun sewaktu kaki Empu Barang menyentuh tanah, tiba-tiba bumi bergoyang (tidak disebutkan berapa kekuatan goyangannya dalam skal ritcher). Yang jelas, saking hebatnya goyangan tersebut, patung tersebut hingga retak-retak dan inilah masa terjadinya ledakan 7 gunung besar yang kemudian memisahkan daratan India dan Sunda.

Memang, menurut tata cara Jawa, penyembahan kepada Sang Penguasa Hidup itu bukan patung, tetapi lewat rasa sejati, sehingga hubungan kawula dengan Gusti menjadi serasi. Itulah Jumbuhing Kawula Dumateng Gusti. Orang Jawa melakukan puja-puji penyembahan kepada Gustinya langsng dari batinya, maka itu dalam perkembangannya disebut aliran Kebatinan atau perkembangan selanjutnya dikenal dengan istilah Kejawen, karena bersumber dari Jawa.

Memang pemahaman penyembahan masyarakat sunda tidak terikat pada konsep patung dan candi. Yang sangat menarik ternyata di antara jawa laut selatan dan australia terlihat dengan jelas jejak telapak tangan raksasa sebesar setengah pulau jawa, gambar itu bisa dilihat dengan menggunakn GPS.

Bisa jadi ada kaitan dengan foto satelit kemarin? Ada banyak teori mengenai terpisahnya daratan di muka bumi antara lain :
1)Teori Kontraksi (James Dana dan Elie Baumant)
2)Teori Laurasia-Gondwana (Eduard Suess)
3) Teori apungan benua (Alfred Wegener)
4)Teori lempeng tektonik¦ dan Teori ini adalah yg paling masuk akal dan diterima di seluruh dunia oleh ahli geologi. Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung di atas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudera.

Namun, menurut penelitian, tidak ada tambahan materi kerak bumi karena di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam, yang lebur bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tadi merupakan daerah tumbukan lempeng benua, yang biasanya ditandai oleh deretan palung laut dan pulau vulkanis. Pada daerah tumbukan ini, aktivitas gempa Bumi sangat sering terjadi, aktivitas pergeseran kerak bumi yang brlangsung terus menerus. (Mc Kenzie dan Robert Parker, yang kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson)

Menurut cerita Critias, Atlantis tenggelam hanya dalam satu hari satu malam! Di Atlantis inilah terdapat kerajaan besar yang menguasai seluruh pulau dan daerah sekitarnya, termasuk Libia, kolom-kolom Heracles, sampai sejauh Mesir, dan di Eropa sampai sejauh Tyrrhenia. Lalu terjadilah gempa bumi dan banjir yang melanda negeri itu. Dalam hanya satu hari satu malam, seluruh penghuninya ditenggelamkan ke dalam bumi, dan Atlantis menghilang ditelan laut.

Cerita tragis yang memunculkan mitos Atlantis itu, bila kita cermati memang akan mengarah secara geografis di sekitar Laut Tengah (Mediterania). Selain nama-nama Libia, Mesir, Eropa dan Tyrrhenia, disebut pula selat dengan pilar-pilar Hercules yang tidak lain adalah Selat Gibraltar.

Gibraltar (atau dalam bahasa Arab, Selat Jabaltarik) Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses terbentuknya daratan yang terjadi di Asia belahan selatan adalah akibat proses pergerakan anak benua India ke utara, yang bertabrakan dengan lempengan sebelah utara. Pergerakan lempeng bumi inilah yang kemudian melahirkan Gunung Himalaya

Masuk Nusantara:
Anak benua yang di selatan sebagian terendam air laut, sehingga yang muncul di permukaan adalah gugusan-gugusan pulau yang merupakan mata rantai gunung berapi. Gugusan pulau-pulau di Asia Tenggara, yang sebagian adalah Nuswantoro (Nusantara/ Sundaland ???), yang pada zaman dahulu disebut Sweta Dwipa. Dari bagian daratan ini salah satunya adalah gugusan anak benua yang disebut Jawata, yang satu potongan bagiannya adalah pulau Jawa.

Kecantikan Pulau Jawa bahkan menarik hati Rajanya para dewa yaitu Betara Guru untuk mendirikan kerajaan di bumi. Turunlah dia dari domainnya di Swargaloka dan memilih tempat tinggal di gunung Mahendra. (Kini disebut Gunung Lawu terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur antara Surakarta dan Madiun)

Betara Guru punya nama lain Sang Hyang Jagat Nata, ratunya Jagat Raya (The king of the Universe) dan Sang Hyang Girinata, ratunya gunung-gunung (the King of Mountains). Di kerajaan Mahendra, Sorga yang agung (The great Heaven), Betara Guru memakai nama Ratu Mahadewa. Jawata artinya gurunya orang Jawa. Wong dari kata Wahong, dan Tiyang dari kata Ti Hyang, yang berarti keturunan atau berasal dari Dewata.

OPERASI FALSE FLAG DAN OBOR CINA

98 itu bukan tragedi tapi operasi False Flag yang dilakukan cina untuk menstigmatisasi rakyat Indonesia sehingga menciptakan kondisi psikologis bahwa cina adalah korban dan pelakunya adalah pribumi, sehingga pribumi akan dihantui rasa bersalah sepanjang sejarah.

Mau bukti?

Liem Sioe Liong memindahkan seluruh asetnya keluar dari Indonesia tepat sebelum 1998. Mengapa? Karena dia (para konglomerat) tahu rencana besar yang disusun untuk dongkel Soeharto dan kerusuhan yang akan terjadi. Jadi, 98 itu bukan tragedi tapi Psychological Operation oleh negara asing yang berkomplot dengan para pengkhianat di negeri ini.

Saya berada di Semanggi 1 dan 2. Saya juga berada di gedung DPR/ MPR saat Soeharto mengundurkan diri. Bukti keberadaan saya ada di video detik-detik Soeharto menyatakan mengundurkan diri di TV yang diletakkan di lobby gedung DPR/MPR dan saya berbaju putih berada di belakang TV saat semua wartawan dan mahasiswa bersorak gembira saat Soeharto menyatakan pengunduran diri tepat pukul 09.02, 21051998.

Banyaknya korban jiwa adalah dampak dari FF ini.

• Siapa yang beruntung? Yang beruntung adalah para konglomerat yang memindahkan asetnya ke luar negeri.
• Negara mana yang paling beruntung? Singapura dan cina karena dua negara itulah yang menjadi tempat aliran aset para konglomerat.

Jadi, 98 itu adalah rencana matang dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Tanpa Mei 98,  Soeharto akan tetap berkuasa. Sekali lagi saya ingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa penggunaan kata "Tragedi Mei 98" adalah tidak tepat atau salah fatal karena semuanya adalah by design.

Seluruh aset konglomerat dan dana talangan BLBI sebesar 700 Triliyun itulah yang kini masuk kembali ke Indonesia tetapi dinyatakan sebagai pinjaman dari cina. Beginilah cara mereka membodohi rakyat dan bangsa kita. Berapa riel rupiah atau dolar dari cina? Ya, 0 (nol) rupiah atau 0 dolar!

Apa yang dicanangkan oleh Xi Jinping, presiden cina, yaitu OBOR (One Belt One Road) adalah memobilisasi seluruh aset dan sumber daya rakyat mereka yang tersebar di seluruh dunia, khususnya di 65 negara yang berada di Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika untuk bersatu mendukung misi mereka dengan satu tekad, yaitu: Satu Ikatan Darah (One Belt) Satu Tujuan (One Road). Apalagi kalau bukan Dominasi Cina secara global menggantikan AS.

Proyek ambisius cina (OBOR) akan mengalami kehancuran total dan kehancuran global mereka akan mulai terjadi di Indonesia. Mengapa? Karena kini rakyat sadar apa yang sedang terjadi dan apa yang dilakukan rezim ini bukanlah membangun kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia tapi membangun OBOR cina.

Proyek reklamasi adalah kunci mereka.  Seluruh rakyat harus bersatu menggagalkan proyek ini dan kegagalan cina padà proyek ini akan menjalar ke seluruh dunia dan akhirnya negara cina akan mengalami krisis ekonomi yang dahsyat dan terjadinya kerusuhan sosial yang sangat dahsyat di negeri cina sendiri dalam beberapa tahun mendatang.

Good bye China!!

Fahmi Ceduage
Penikmat Berita dan Analis Independen

20 NASIHAT LEMBUT

"Semoga dapat menghilangkan 'amarah kita..!!!"

1. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

من الطبيعي أن ترى السفينة في الماء لكن من الخطر أن ترى الماء في السفينة فكن أنت في قلب الدنيا ولا تجعل الدنيا في قلبك .      

Adalah hal biasa jika kau melihat perahu di atas air, namun bahaya bila melihat air dalam perahu. Maka engkau boleh berada di hati dunia tapi jangan kau tempatkan dunia di dalam hatimu.                    

2. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

إن خسِرت شيئًا لم تتوقع يومًا أن تخسره ، فإن الله سيرزقك شيئًا لم تتوقع يومًا أن تملكه .

Jika kau pernah merasa rugi sesuatu yang tidak pernah kau sangka suatu hari, maka sesungguhnya Allah akan memberimu rezeki suatu hari yang tidak pernah kau kira akan memilikinya.

3. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

تفاءل عندما تصعب عليك الأمور ، فإن الله تعالى أقسم مرتين فإنّ مع العُسر يُسرا ، إنّ مع العسر يسرا .

Optimislah saat segala urusan terasa sulit bagimu, kerana Allah telah bersumpah dua kali "Sesungguhnya sebuah kesulitan bersama kemudahan, sesungguhnya sebuah kesulitan bersama kemudahan".

4. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

الحياة سألت الموت :
لمآذا البشر يحبونني ويكرهونك ؟
أجاب الموت : ﻷنك كذبة جميلة وأنا حقيقة مؤلمة

Kehidupan bertanya kepada kematian:
mengapa manusia mencintaiku dan membencimu?
maka maut menjawab: "Karena kau adalah kebohongan yang indah, sedangkan aku adalah kenyataan yang menyakitkan".

5. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

لا نعلم بعد رحمة الله ما الذي سيدخلنا الجنة ؟؟
أهي ركعة ، أو صدقة ، أو سقيا ماء ، أو حاجة مؤمن قضيناها ، أو دعوة ، أو ذكر !!!!
فاعمل ولا تستصغر !!

Kita tidak tahu setelah Allah merahmati kita, apa yang bisa membuat kita masuk syurga?? Apakah itu rukuk atau sujud, atau Sadaqah yang kita berikan, atau keperluan orang beriman yang kita tunaikan, atau doa, ataukah dzikir kita??
Maka beramallah dan jangan mempertikaikan.

6. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

ضع قليلاً من العاطفة على عقلك حتى يلين
  وضع قليلاً من العقل على قلبك كي يستقيم .

Letakkan sedikit perasaan pada akalmu agar dia lembut.
dan letakkan sedikit akal pada perasaanmu agar dia lurus.

7. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

تعجبني القلوب التي تستقبل الألم بصمت و تبرر أخطاء الآخرين بحسن نيه .

Aku takjub kepada hati yang menerima kesakitan dengan diam, dan menilai kesalahan orang lain dengan niat yang baik.

8. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

عندما تظن بأن بعد الشقاء سعاده ، وبعد دموعك إبتسامة فقد أديت عبادة عظيمه ألا وهي حسن الظن بالله

Ketika kau meyakini bahawa setelah  kesulitan ada kemudahan dan setelah air mata yang mengalir ada senyuman, maka sesungguhnya kau telah melaksanakan ibadah yang amat agung yaitu berprasangka baik kepada Allah.

9. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴

إذا أتعبك ألم الدنيا فلا تحزن .. فربما أشتاق الله لسماع صوتك وأنت تدعوه .. لا تنتظر السعادة حتى تبتسم .. ولكن ابتسم حتى تكون سعيد .. لماذا تطيل التفكير والله ولي التدبير .. ولماذا القلق من المجهول وكل شيء عند الله معلوم .. لذلك إطمئن فأنت في عين الله الحفيظ .. وقل بقلبك قبل لسانك « فوضت أمري إلى الله » طيب الله أيامكم بذكره

Jika sakitnya dunia membuatmu lelah maka janganlah bersedih... barangkali Allah ingin mendengar suaramu dalam doamu... Dan jangan kau tunggu kebahagiaan untuk tersenyum... Namun tersenyumlah sehingga kau bahagia... Mengapa kau berfikir banyak sedangkan Allah adalah yang Maha Mengatur.... Mengapa gundah akan sesuatu yang tidak kita ketahui sedangkan segala sesuatu Allah sudah tahu... Oleh kerana itu tenanglah kerana engkau selalu berada pada pengawasan Allah yang Maha Menjaga... Dan ucapkan dengan hatimu sebelum dengan lisanmu... Aku serahkan segala urusanku kepada Allah.

10. 🌴🐫🌴🐫🌴🐫🌴
: كلام جميل 💯%💯
إذا لم تعرف عنوان رزقك.. فلا تخف.. لأن رزقك يعرف عنوانك.. فإذا لم تصل إليه.. فهو حتما سيصل إليك.

Jika kau tidak tahu alamat rezekimu...  Janganlah takut... karena rezeki Allah tahu di mana alamatmu... jika kau tidak bisa sampai kepadaNya... Niscaya Dia akan sampai kepadamu...

11. 🕋🕌🕋
كلام جميل 💯%💯
إذا قابلنا الإساءة بالإساءة.. فمتى ستنتهي الإساءة؟! قال تعالى: "فمن عفا وأصلح فأجره على الله"

Jika kita membalas keburukan dengan sesuatu keburukan maka kapankah keburukan ini akan berakhir...?!
Allah berfirman "Dan barangsiapa yang memaafkan dan memperbaiki maka pahalanya ada di sisi Allah".

12. 🕋🕌🕋
كلام جميل 💯%💯
عندما نتأخر عن الدوام ندخل برأس منكوس وكلام مهموس حياء من المدير.. فهل نشعر بنفس هذا الشعور عندما نتأخر في الصلاة ونقف بين يدي الله؟!

Ketika kita lewat masuk kerja, kita masuk dengan kepala tertunduk dan suara yang lesu kerana malu kepada majikan... maka apakah kau merasakan hal yang sama saat kau terlambat dalam sholat dan berdiri di hadapan Allah...?!

13. 🕋🕌🕋
كلام جميل 💯%💯
لاتحسد أحدا بنعمة فأنت لاتعلم ماذا أخذ الله منه.. ولاتحزن بمصيبة فأنت لاتعلم ماذا سيعطيك الله عليها "إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب"

Jangan kau iri kepada seorang pun kerana sebuah nikmat, kerana kau tidak tahu apa yang telah Allah ambil darinya...... dan janganlah bersedih karena sebuah musibah, kerana kau tidak tahu apa yang akan Allah hadiahkan untukmu....... Allah berfirman "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang diberikan pahala tanpa dikira kira".

14. 🕋🕌🕋
كلام جميل 💯%💯
حكمتين من أروع ما وصلني اليوم : حكمة يابانيةُِ : ليس كل سقوط نهاية  فسقوط المطر أجمل بدايةُ

Bukan semua kejatuhan adalah sebuah pengakhiran, karena turunnya hujan adalah awal yang paling indah.

15. ⛳⛳⛳⛳⛳⛳
كلام جميل 💯%💯
يقول حكيم يوناني: كنت ابكي لأنني أمشي بدون حذاء ولكنني توقفت عَنَ البكاء عندما رأيت رجلاََ بلا قدمين.. دائما الحمدلله علىَ كل حال ''

Dahulu aku menangis kerana aku berjalan tanpa alas kaki.... Namun akhirnya aku berhenti menangis saat aku melihat lelaki tanpa kedua kakinya...... Maka selalu ucapkanlah Alhamdulillah pada setiap keadaan.

16. 🕋🕌🕋
كلام جميل 💯%💯
يوماً ما ستكتشف: "أن حزنك حماك من النار وصبرك أدخلك الجنة"

Pada suatu hari kau akan menemukan bahwa kesedihanmu akan menyelamatkanmu dari neraka dan kesabaranmu akan memasukkanmu kedalam syurga.

17. 🕋🕌🕋
كلام جميل 💯%💯
من عجائب الإنسان أنه يستفز من سماع (النصيحه) و ينصت لسماع (الفضيحه).

Di antara keajaiban manusia adalah, dia merasa resah mendengarkan nasihat dan terdiam saat mendengarkan keburukan.

18. 🕋🕌🕋
كلام جميل 💯%💯 - لا تتوقع من نهاية اليوم إلاَّ الرِّضَا وسترضى..
استعن بالكريم استعنْ بالرحيم استعن بالعظيم

Jangan biarkan manusia mengetahui sesuatu darimu melainkan kebahagiaanmu, dan jangan sampai mereka melihat kesedihanmu kecuali senyummu.

19. 🕋🕌🕋
كلام جميل 💯%💯
•إن ضاقت عليك أمورك!   » ففي القرآن جنتك .
• إن آلمتك وحدتك ! » فإلى السماء دعوتك .
• إن سألوك عن أخبارك ! » فاحمد الله و ابتسم .

Jika semua urusanmu terasa sempit maka di dalam Al Qur'an ada syurgamu. Dan jika kesendirianmu menyakitimu, maka ke langit kirimkan doamu. Dan jika mereka bertanya tentang khabarmu maka katakan Alhamdulillah dan bersabarlah...!!!

20. 🕋🕌🕋
أخيراً:
• إذا نويت نشر هذا الكلام!    »  انو به خيراً لعل الله يفرج لك بها كربة من كرب الدنيا

Sebagai penutup..
Jika engkau berniat utk share faedah yang sangat berharga ini,,
Janganlah lupa berniat baik/ luruskan niat. Semoga dengan niat baik ini Allah Swt berikan kelancaran dalam segala urusan kita. Keberkahan dalam rezeki kita. Dijaga dari segala mara bahaya. Diluaskan rezeki kita. Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu daripada segala aliran dan aqidah yang menyimpang. Dan ditutup umur kita semua dalam keadaan husnul khatimah, Amiinn Allahumma Amiinn..

🕋🕌🕋
هدية للأحباب..🎁
أرسلها لقائمتك ليشهدوا لك بذلك غداً ولا تحرم نفسك الأجر بإذن الله

"Hadiah untuk saudaraku yang kucinta...!!!
🌴🐫🌴🐫🕌🐫🌴🐫🕋