Selasa, 03 Oktober 2017

KEANEHAN MARXISME KOMUNISME

Ingat, PKI itu telah memberontak secara masif, setidaknya di tahun 1926, 1948, dan 1965, menggunakan isu 'kemiskinan' bahwa kaum bawah ditekan, dizalimi oleh kaum kelas-kelas atas, bahwa kaum Agamawan dan Orang Kaya adalah Munafik Penipu, Kapitalis, dll. Dengan sendirinya mereka anti Agama, tak percaya Tuhan, dan kehidupan Akhirah.

Juga bahwa rakyat jelata, kaum rendahan, kaum Proletar, 'harus dibebaskan'. Semua kelas lapisan masyarakat tak boleh ada, 'harus sama rata'. Dan menyatakan juga bahwa harta siapapun adalah milik bersama. Hukum, karenanya, juga mereka tentukan sendiri.

Ironis, bahwa dalam kenyataannya, mayoritas para petinggi partai komunis di manapun, dan yang dekat dengan mereka, akhirnya justru hidup mewah. Berfoya-foya. Dan sangat diktator. Tak ada rakyat jelata bebas berpendapat. Baik di Uni Soviet (Rusia kini) negara asal Komunisme, di Republik Rakyat Cina, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dll. Maka terciptalah kaum Borjuis baru, kelas-kelas baru, justru, tapi versi Komunis. Dan mereka merasa ini benar.

Ada juga yang bilang Komunisme, Marxisme, Leninisme, Neo Komunisme, PKI itu musuh kaum Muslimiin saja. Ini keliru.

Lihatlah cerita dari anak-anak Jenderal D. I. Panjaitan yang Kristiani. Betapa ayahnya dibunuh seperti hewan di rumahnya. Juga betapa Kapten Pierre Tendean yang juga Kristiani, ajudan Jenderal A. H. Nasution, dibunuh. Dan sebagainya. Sungguh, ingat, dalam keagamaan, Komunisme dan Marxisme mengajarkan pada dasarnya bahwa Agama itu adalah bagaikan Candu. Candu yang menipu, memberikan fatamorgana khayalan akan kehidupan Akhirat yang lebih baik. Dan membuat orang yang ditindas lupa akan kesusahan Dunia. Lupa menuntut haknya. Hingga mau saja ditindas, dimanfaatkan orang kaya, orang Bangsawan, dan orang Agamawan. Sesuai sebab asal paham Komunisme itu lahir.

Tak heran. Komunisme, Marxisme, lahir dari otak Yahudi Eropa bernama Karl Marx, yang melihat bahwa kaum Petani, Peternak, rakyat jelata Eropa, ditekan, didholimi, dimanfaatkan oleh kaum Agamawan (Katholik dan Protestan) serta kaum Bangsawan Kerajaan Eropa - kaum Borjuis yang berfoya-foya - dalam struktur masyarakat sistem Feodalisme Eropa Abad Pertengahan yang berkelas-kelas di saat itu.

Kelas-kelas Feodalisme itu sendiri, adalah:

(1) Kelas Agamawan (di versi Hindu: Brahmana)
(2) Kelas Bangsawan Kerajaan (Ksatria)
(3) Kelas Pedagang (Waisya)
(4) Rakyat (Sudra)

Dia, maka, hendak meniadakan ini. Dia hendak menyamaratakan ini. Dengan istilah "Communal", atau "Community", atau "Common", alias "Sama-rata". Sesuatu yang melawan fitrah, karena memang manusia pun berbeda-beda tingkatannya, secara wajar. Dan sesuai prestasinya.

Dia melihat, saat itu, rakyat takut memberontak, karena takut kepada klaim Gereja Eropa bahwa mereka (Gereja) adalah 'Wakil Tuhan di Bumi'. Dan Gereja memberikan mandat kekuasaan kepada Raja dan para Bangsawan.

Meniadakan Kepercayaan Akan Tuhan

Sedangkan di masa itu, adalah jamak bahwa kaum Agamawan dan Bangsawan hidup enak, sementara Rakyat diperas, menderita. Dan Rakyat segan menuntut haknya, karena percaya akan Penebusan Yesus yang disalibkan yang menjanjikan Kehidupan Surgawi, jika percaya kepada Yesus, dan menuruti Gereja (dan Kerajaan).

Oleh karenanya, pertama kali dia berusaha meniadakan kepercayaan akan Ketuhanan, Kehidupan Akhirat, dll. Tuhan itu tidak ada, Agama itu omong kosong, yang penting hidup enak di dunia tak berkelas-kelas, bekerja, "Kerja, kerja, kerja", yang penting adalah Dunia ini. Dan menggunakan alat macam Palu pertukangan dan Celurit atau Arit untuk pertanian, yang Palu dan Celurit ini kemudian menjadi lambang Komunisme.

Menjual Isu Kemiskinan

Demikian diajarkan oleh kaum Komunis, pada akhirnya. Dan mereka menjual isu kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan sosial, penekanan dari kaum kaya terhadap kaum miskin.

Tentu saja ini aneh bagi Islam. Bagi Muslimiin yang paham benar Islam sejati, agama Tauhiid atau Ketuhanan Yang Maha Esa (Monoteisme), agam sejak awal jaman dengan 124.000 nabi dan rosul. Yang para nabi dan rosul itu adalah antara lain juga ada yang Penguasa, Raja, Pangeran, Menteri, Panglima Perang, Politisi, Diplomat, Hakim, Pebisnis, Insinyur, Peternak, Penggembala, dsb.

Karena dalam Islam, kemakmuran, kesejahteraan golongan bawah, bahkan terbawah, amat diperhatikan. Tak ada Muslim kaya harta masuk Surga, sah sebagai Muslim, Mu'miin, Muhsiin, jika tidak berzakat, tidak beramal-sholih mengurusi-menolongi yang lemah, misalnya.

Tipuan Iblis dan Setan Memang Dahsyat

Penganut Islam dan agama manapun dianggap sama saja bagi mereka, dengan kebobrokan kaum Kristiani Eropa Abad Pertengahan itu. Mudah dimengerti, akhirnya mengapa di RI, Komunis, atau Neo Komunis membidik kaum Agamawan Muslimiin.

Namun, pada akhirnya, ini bukan lagi soal menuntut keadilan. Ini adalah soal syahwat kekuasaan. Bahkan Republik Rakyat Cina, Korea Utara, Vietnam, dll. yang mengaku 'masih' Komunis, atau sudah menjadi Neo Komunis, kini, sudah tak lagi benar-benar sesuai dengan cita-cita, ajaran Karl Marx. Sudah, 'disesuaikan'. Jadi ini soal penguasaan, ekonomi, wilayah, dsb.

Dalih, bisa dicarikan. Namun, jelas, karena mereka tetap anti Tuhan, anti Agama, maka mereka tentu bermasalah, bagi Muslimin. Menjadi menarik, konon, ada juga kini, 'Muslim Komunis' atau 'Islam Komunis'.

Ini, tentu lebih lucu lagi. Jelas, tak paham prinsip Islam. Bahkan jika pun 'hanya' soal kesejahteraan, kemakmuran, keadilan, dalam Islam. Tak usah bicara soal Tauhiidnya. Sungguh lucu. Karena di Islam, agama sejak awal jaman, segalanya sudah lengkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar