Rabu, 11 Oktober 2017

SECANGKIR ILMU PAHAM

Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, namun malah menjadikannya kaya.

Tingkat ke dua terbawah adalah kurang paham. Orang yang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham. Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul-simpul pemahaman yang benar.

Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi dikedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan. Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dengan dirinya bangga dengan ke-gagal pahamannya...

"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi? Apa gak terbalik nih?"

Temanku tersenyum. Sepertinya ini momen yang menarik baginya.

"Orang semakin paham akan semakin membumi. Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya. Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yang disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya".

Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan kesombongannya. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa ke mana-mana sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya..."

Ah, aku mengerti sekarang...

"Jadi yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu merendah. Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga-lah yang membutakan si pemilik akal.."

Kuangkat secangkir kopi untuk temanku ini. Ternyata di situlah kuncinya.

"Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya.."

"Ilmu itu open ending. Makin digali makin terasa dangkal. Jadi kalau ada orang merasa sudah tau segalanya, berarti ia tidak tau apa-apa"

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar