Minggu, 15 Oktober 2017

PIKIRAN ISLAMI

Sejak kecil anak-anak saya ajari tidak boleh meninggalkan satu butir nasi pun di piringnya sesudah selesai makan.

Saya beritahu, itu adalah Rizki dari Allah. Kita harus pandai bersyukur dikaruniai Rizki yg tidak pernah habis. Apalagi, banyak orang masih mencari sesuap nasi... sampai di tong-tong sampah.

Ternyata pelajaran di atas juga diberikan oleh bangsa Eropa, seperti berikut ini:

Jerman adalah sebuah negara industri terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup foya-foya. Ketika saya tiba di Hamburg, saya bersama rekan-rekan masuk ke restoran. Kami lihat bayak meja kosong. Ada satu meja dimana sepasang anak muda sedang makan. Hanya ada 2 piring makanan dan 2 kaleng minuman di meja mereka.

Saya bertanya dalam hati apa hidangan yang begtu simple dapat disebut romantis dan apa si gadis akan mninggalkan si pemuda kikir tersebut?

Kemudian ada lagi beberapa wanita tua di meja lainnya. Ketika makanan dihidangkan, pelayan membagi makanan tersebut dan mereka menghabiskan tiap butir makanan yang ada di piring mereka.

Karena kami lapar, rekan kami pesan lebih banyak makanan. Saat selesai, tersisa kira-kira sepertiganya yang tidak dapat kami habisin di meja. Begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang dari meja sebelah berbicara pada kami dalam bahasa Inggris, kami dan teman-teman paham bahwa mereka tidak senang kami memubazirkan makanan.

Lalu temanku berkata kepada wanita tua itu : "Kami yang bayar kok, bukan urusan kalian berapa banyak makanan yang tersisa".

Wanita-wanita itu meradang. Salah satunya segera mengeluarkan HP dan menelepon seseorang. Sebentar kemudian seorang lelaki berseragam Sekuritas Sosial pun tiba. Setelah mendengar tentang sumber masalah pertengkaran, ia menerbitkan surat denda Euro 50 (kira-kira denda Rp. 750.000) pada kami.

Kami semua terdiam..

Petugas berseragam tersebut berkata dengan suara yang galak, :“Pesan hanya yang sanggup anda makan, uang itu milikmu tapi sumber daya alam ini milik bersama. Ada banyak orang lain di dunia yang kekurangan. Kalian tidak punya alasan untuk mensia-siakan sumber daya alam tersebut.”

Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tersebut membuat kami semua malu bener, kami sungguh harus merenungkan hal ini. Kita ini dari negara yang tidak makmur-makur amat. Untuk gengsi, kita sering pesan banyak dan sering berlebihan saat menjamu orang.

Pelajaran ini mengajari kita untuk serius mengubah kebiasaan buruk kita.
Money is yours but resources belong to the society.”

Jadi kawan-kawan, mari mulai mengurangi pemubadziran, karena "Uang memang milikmu, tapi ... " sumber daya alam itu milik bersama ".

Komentar:
"Dari mana orang-orang kafir itu tahu ya,? Bahwa SDA itu milik bersama?"
(Hadits shohih riwayat Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi , an-Nasai, ibn Majjah, ath-Thobaraniy ).

Mereka maju karena meninggalkan agamanya, mengambil norma islam. Kaum muslimin mundur ... Karena membuang agamanya dan mengambil budaya barat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar