Kamis, 28 Desember 2017

JANGAN KURANG AJAR KEPADA PANCASILA

Oleh Zulkarnanen Eldisky

PANCASILA itu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Suatu kepastian bahwa Dia bukan tuhan hawa nafsu yang longgar terhadap mabok-mabokan, zina dan LGBT. Melindungi hotel prostitusi dan kawanan LGBT pasti bukan ajaran Pancasila !

PANCASILA itu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
Maka membunuh dan memenjarakan manusia dengan hukum politik, demi kekuasaan manusia tertentu pasti bukan ajaran Pancasila !

PANCASILA itu adalah Persatuan Indonesia,
Bukan Indonesia yang dikepung adu domba. Golongan-golangan tertentu ditaburi uang dan fasilitas, sementara golongan lain ditaburi fitnah dan tuduhan. Kelompok tertentu dirangkul ke dalam istana, sementara kelompok lain diburu dan disel dalam kerangkeng, *pasti bukan ajaran Pancasila !*

PANCASILA itu adalah Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan,
Yakni DPR/MPR yang mewakili kepentingan rakyat, bukan komplotan pengawal setia penguasa. Parlemen memble, he-eh melulu, tak punya empati penderitaan rakyat, kerjanya KKN dan kong-kalikong, bersekongkol dengan penguasa mengatur proyek dan saham-saham, pasti bukan ajaran Pancasila !

PANCASILA itu adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
Yaitu memberi kesempatan secara sama tak pandang bulu, merata tak pandang strata. Perijinan usaha berdasar upeti adalah sumber kesenjangan langit dengan bumi. Segelintir kapitalis berduit tebal menguasai bisnis ratus-ratus dan ribu trilyun, pun tak sepi dari merusak lingkungan, kebal hukum dan pengamanan eksklussif aparatur,  sementara kaum miskin terus berkubang-kubang dalam kepayahan ekonomi, pasti dan terang benderang, bukan ajaran Pancasila !

Please jangan lagi mengelabui rakyat dengan slogan palsu "Pancasila adalah Saya".

PANCASILA adalah jiwa bangsa yang mengaliri hati, pikiran dan perasaan setiap kita. Kamu, kami, kita semua, punya hati,  pikiran dan perasaan terhadap ajaran Pancasila. Tidak akan berhasil memakainya sebagai alat gebug kekuasaan, karena hal tersebut justru bentuk kekurang-ajaran dan penghinaan kepada Pancasila yang pasti akan mendatangkan karma.

Jangan banggakan Partai-partai koalisi dan kekompakan semua media mainstream, itu tak ada apa-apanya dibanding Orde Baru. Berkuasa 32 tahun dengan kekuatan full sentralistik toh Soeharto tak berhasil memperalat Pancasila. Belajarlah kepada kekuasaan Soeharto yang baru saja berlalu dan berakhir tragis. Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.

1 komentar: