Selasa, 12 Desember 2017

ATAS NAMA NKRI DAN PANCASILA

Intoleransi yang selama ini dicari, ada pada mereka yang menolak Ustadz Abdul Somad di Bali. Mereka tak sendiri, tapi juga berbagi paham dengan kelompok lainnya.

Alasan mereka UAS berafiliasi dengan HTI, rasis, anti-NKRI, anti-Bhinneka, sering menyebut kata kafir. Dan mereka ini selalu berlindung di belakang NKRI dan Pancasila.

Tidak hanya itu, mereka menerima bersyarat, dengan syarat yang menjatuhkan wibawa UAS, mengharuskan mencium bendera, ikrar 4 pilar, dan lainnya yang tak masuk akal.

Saya yakin UAS tak memasalahkan apapun yang mereka tuduh, bahkan UAS sudah ke pedalaman, menyebarkan Islam dan menjaga kecintaan pada Indonesia negeri tercinta.

Sejak merdeka negeri ini, kebhinekaan terjaga sebab yang besar menjaga dan yang kecil tahu diri. Tak ada yang memaksa bahwa pahamnya harus diterima oleh orang lain.

Tapi sejak rezim ini, logika-logika sesat dicipta, undang-undang dzalim diberlakukan, yang Islam diganggu, yang bukan Islam seolah pasti menjadi yang paling benar.

Mereka mempersoalkan kata kafir, padahal kafir itu terminologi Al-Quran, tak mungkin dihapus diganti non-Muslim, mereka katakan Khilafah tak boleh didakwahkan.

Lalu SIAPA ANDA boleh mengatur-atur Islam? Mana yang boleh dan mana yang tak boleh? Para ulama berdakwah karena perintah Allah, bukan perintah manusia.

Andai penguasa masih punya hati, lihatlah kemana semua narasi ini digulirkan? Apakah penguasa saat ini memang ingin memecah belah Indonesia? Hentikan semua ini!

Andai UAS sebagaimana yang mereka tuduhkan, berarti mereka pun menganggap jutaan ummat Muslim penggemar dakwah UAS sebagai radikal dan segala tuduhan yang lain.

Inilah intoleransi sebenarnya, tak tahu Islam, tapi mau agar Islam mengikuti mereka, hanya karena mereka mayoritas di Bali. Mengapa bukan yang begini yang dibubarkan?

Perilaku semisal ini bukan hanya ada di Bali, narasi yang sama dikembangkan secara nasional, klaim aku Pancasila, aku NKRI, hajar yang tak sepaham, buat mereka hina.

Perkara rusak negeri ini karena korupsi, jual aset, masukkan aseng asing, hancur persatuan, tak jadi soal. Yang penting Pancasila dan NKRI di atas semua, bahkan di atas agama.

Ust. Felix s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar