Jumat, 22 Desember 2017

MENGENAL MODUS PENIPUAN DARI PANGGILAN TELEPON KODE +77


Ilustrasi. (Buechewurm_65/Pixabay)

Jakarta, CNN Indonesia -- LModus penipuan marak beredar, dan yang lebih sering terjadi melalui telepon seperti dilansir cnnindonesia tanggal 17 Desember 2016. Laporan terbaru dari sejumlah pemilik ponsel di Indonesia yang menerima panggilan tak dikenal salah satunya dari nomor berawalan 77 pada dasarnya bukan perkara baru. Ini merupakan modus penipuan yang terjadi di seluruh dunia sejak tahun 2000-an.

Konon teknik penipuan ini berawal dari Jepang. Orang Jepang menyebutnya sebagai Wangiri yang berarti "sekali dering dan tutup." Maksud dari sekali dering adalah pelaku akan menelepon hanya dalam rentang sekali dering dan langsung menutupnya. Cara ini diyakini bisa memancing korban untuk menelepon balik. Tidak jarang pelaku pun mengirim pesan SMS, WhatsApp, hingga surat elektronik alias email untuk meyakinkan korban untuk menelepon balik.

Modus ini mulai bekerja ketika umpan tersebut termakan oleh korban. Ketika korban menelepon balik, maka tagihan biaya panggilan akan melonjak tak wajar. Sedangkan sang pelaku akan mengulur pembicaraan selama mungkin. 

Sejumlah warga mengaku mendapatkan panggilan tak dikenal dengan kode nomor 77 atau 37. Biasanya, nomor ini akan menelepon sekali lalu ditutup. Pelanggan yang menelepon kembali, konon katanya dikenakan biaya US$ 15-30 atau sekitar Rp200-400 ribu.

Teknik yang dipakai oleh pelaku penipuan seperti ini sebenarnya sederhana. Mereka menyewa nomor telepon premium internasional dari operator lokal di negara mereka. Selanjutnya, mereka menghubungi nomor acak yang ada di seluruh dunia untuk sekali dering saja.

Pelaku penipuan pun mendapatkan untung dengan menyedot saldo pulsa para korbannya. Pasalnya mereka mendapat komisi dari operator lokal karena telah menggunakan nomor premium internasional. Mereka memperoleh setidaknya US$1 untuk setiap telepon yang masuk.

Negara-negara seperti Burundi ( 257), Malawi ( 265), Pakistan ( 92), Rusia ( 7), Nigeria ( 234), Tunisia ( 216), dan Belarusia ( 375) merupakan negara pelaku penipuan ini berasal.

Ada beberapa cara untuk terhindar dari jenis penipuan ini. Namun yang terpenting adalah tidak menerima telepon ataupun menelepon balik dari kode telepon tak dikenal. Terlebih jika telepon yang masuk hanya berdering sekali dan berasal dari negara-negara bekas Uni Soviet dan Afrika.

Jika sedang menunggu telepon internasional, pastikan mengenal kode negara di panggilan yang masuk. Kode tersebut bisa dicek di Google atau menggunakan aplikasi TrueCaller. Dan jangan lupa melaporkan nomor mencurigakan ke operator seluler yang dipakai.

Masalah ini belakangan dirasakan oleh masyarakat hingga memunculkan pesan berantai di WhatsApp. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Telkomsel. Mereka mengaku menerima aduan pelanggan yang mengeluhkan panggilang dari kode nomor tak dikenal.

"Kita sedang berkordinasi dengan seluruh pihak terkait khususnya untuk urusan internasional call seperti Telin, Indosat, dan Gaharu Telkom. Untuk urusan teknis, tim dari Telin sedang menginvestigasi. Kali ini memang agak masif, yang paling penting sekarang menjaga kenyamanan pelanggan," tutur General manger External Corpcomm Telkomsel Denny Abidin dalam pesan singkatnya kepada  CNNInonesia.

Sumber : CNNIndonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar