By Deden Heryana
Melihat judul di atas, layaknya kita mendengar pertanyaan semacam :
1. "Kalau sakit, pergi ke dokter atau langsung buka buku kesehatan ?"
2. "Naik bis, percaya dengan sopir atau 'cerewet' dengan bermodal peta ?"
Sama juga jika ada yang mengatakan
"Jangan percaya kyai ! Jangan percaya habib ! Kembalilah kepada Quran dan Hadits ! Siapapun yang ngomong, asalkan yang diomongkan adalah Quran dan Hadits, maka pasti benar !"
----- DUUUAAARRR -----
Hehehe
Pernyataan semacam ini jika didengar oleh orang awam, seakan-akan itu adalah pernyataan yang benar. Tapi jika dipahami lebih lanjut, justru itu adalah pernyataan yang Kurang Ajar
Hloh hloh, kenapa bisa 'kurang ajar' ?
Karena pernyataan seperti di atas, itu menandakan bahwa :
• Orang yang bertanya itu menuduh bahwa apa yang dilakukan dokter tidak sesuai dengan buku kesehatan.
• Menuduh bahwa sopir itu tidak hafal jalan sehingga harus ia tuntun dengan peta yang ia bawa.
• Dan menuduh para ulama itu tidak sesuai dengan Quran dan Hadits. Na'udzubillah.
Lebih lanjut, pertanyaan besar adalah :
"Siapa sebenarnya yang berkecimpung dan mempelajari Quran Hadits ? Ulama ataukah siapa ?" Justru kita-kita (termasuk saya juga, dan masyarakat secara umum) yang "memahami quran dan hadits" tanpa melalui "Ulama" (Para Kyai, juga termasuk di dalamnya) justru : "Berbahaya", sekali lagi... "berbahaya"
Simak hadits Nabi saw di bawah ini :
رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول سيخرج في آخر الزمان قوم أحداث الأسنان سفهاء الأحلام يقولون من خير قول البرية يقرءون القرآن لا يجاوز حناجرهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dari busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perhatikan, orang yang dibahas oleh Nabi Saw dalam hadits diatas adalah orang yang membaca al Quran, tapi ia dianggap ke luar dari agama. Siapa itu? Secara gamblang, Baginda Nabi Muhammad menyatakan mengenai orang yang "sok" memahami Quran dengan pikiran sendiri. Beliau saw. bersabda :
مَنْ قَالَ فِي القُرآنِ بِرأيِهِ ، فَلْيَتَبوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Barangsiapa yang berbicara tentang Al Qur'an dengan pikirannya sendiri, maka silahkan mengambil tempatnya di neraka (HR. Tirmidzi, Ahmad, Baihaqi)
مَنْ قَالَ فِي القُرآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَلْيَتَبوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Barangsiapa berbicara tentang Al Qur'an tanpa didasari ilmu, maka silahkan mengambil tempatnya di neraka. (HR. Tirmidzi, Ahmad, Nasai)
Lihat bagaimana ancaman Nabi saw bagi orang yang langsung menuju ke Qu'ran dengan pikirannya sendiri, tanpa didasari ilmu.
Kesimpulan :
1. Siapa yang paling memahami Al Quran sebagai Kalam Allah ? Tentu Nabi Muhammad !
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
Katakanlah (wahai Nabi Muhammad) "Jikalau engkau mencintai Allah, maka ikutilah saya (Nabi Muhammad). (QS. Al Imron : 31)
2. Siapa yang paling memahami Nabi Muhammad ?
Tentu para Sahabat !
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
Engkau harus berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah khulafaur rosyidin (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban, Al Hakim)
3. Siapa yang paling paham tentang Sahabat ? Tentu Ulama' Tabi'in serta Tabiut Tabi'in
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ)
Dari Abdullah bin Mas'ud ra. dari Nabi saw beliau bersabda : Sebaik-baik manusia adalah masaku, kemudian masa sesudah mereka, kemudian masa sesudah mereka. (HR. Bukhori Muslim)
Imam Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim menerangkan :
"الصَّحِيحُ أَنَّ قَرْنَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الصَّحَابَةُ ، وَالثَّانِي : التَّابِعُونَ ، وَالثَّالِثُ : تَابِعُوهُمْ" انتهى من " شرح النووي على مسلم " (16/85) .
Yang benar bahwa urutan yang disabdakan Nabi saw adalah (masaku yang dimaksut adalah) Sahabat, yang kedua adalah Tabi'in, yang ketiga adalah Tabi'ut Tabi'in.
Ternyata Nabi saw memerintahkan kita untuk belajar melalui rantai keilmuan, bukan langsung "mengotak-atik" Quran dan Hadits sendiri. Bahkan, bahkan... Imam Bukhori yang hebatnya luar biasa, Imam Muslim yang luar biasa hebat pun adalah seorang yang bermadzhab ! Dan rasanya sangat sulit bahkan hampir mustahil ulama2 setelah tahun 150 H hingga sekarang yang tidak bermadzhab.
فكان الإمام البخارى شافعيا،....، وكذالك إبن حزيمة والنسائي
Imam Bukhori bermadzhab Syafi'i begitu juga Ibnu Khuzaimah dan Nasai. (Risalatu ahlissunnah wal jama'ah hal 15, keterangan senada juga dapat ditemukan dalam Al-Imam Asy-Syafi’i bainal madzhabihil Qadim wal Jadid)
4. Perhatikan:
- Imam Hanafi lahir : 80 H
- Imam Maliki lahir : 93 H
- Imam Syafie lahir : 150 H
- Imam Hambali lahir : 164 H
- Imam Bukhori lahir : 194 H
- Imam Muslim lahir : 204 H
Lalu setelah itu, muncul pemahaman baru yang mengharamkan bermadzhab, yang jargonnya "ayo kembali kepada Qur'an dan Hadits", tapi faktanya dalam agama mereka mengikuti :
- Syeikh Ibnu Taimiyyah lahir : 661 H
- Ustadz Muhammad Abdul Wahhab (pendiri gerakan Wahhabi): 1115 H
- Ustadz Albani lahir : 1333 H (wafat tahun 1420 H atau 1999 M)
- Ustadz Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz lahir : 1330 H (wafat tahun 1420 H atau 1999 Masehi)
- Ustadz Muhammad bin Sholih Al 'utsaimin lahir : 1928 M (wafat 2001 M)
"Apakah Ulama-Ulama yang meninggal tahun 2000-an Masehi dapat disebut sebagai Ulama Salaf ?" Jadi, masih mau dibohongi oleh gaham-faham baru? Sudah ikut kyai NU aja...
Sadarlah ! Dari propaganda wahabi!!!
Wallahu a'lam bis showaab
Salam Sadar !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar