By Deden Heryana
Suatu ketika, seorang anak bertanya kepada ibunya,,
“ibu, mengapa ibu menangis?”
Ibunya menjawab, “Sebab ibu adalah perempuan, nak.”
“Saya tak mengerti ibu,” kata si anak.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat,
“Nak, kau memang tak akan mengerti…”
Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya,,
“Ayah, mengapa ibu menangis?”
“Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas.” sang ayah menjawab, “Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”
Kala si anak telah besar menjadi remaja, dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Allah,
“Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?”
Dalam mimpinya ia merasa seolah mendengar jawabannya:
“Saat KU ciptakan wanita, AKU membuatnya menjadi sangat utama,
★ KU ciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
★ KU berikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulang kali menerima cerca dari si bayi itu apabila ia telah membesar.
★ KU berikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.
★ KU berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.
★ KU berikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun, walau acap kali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak-anak yang mengantuk menahan lelap, sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
★ KU berikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya, sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.
★ KU berikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian, dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai isterinya, walau sering kali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi. Dan akhirnya,
★ KU berikan ia air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya, inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat ia gunakan kapan pun ia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, karena sebenarnya air mata ini adalah “air mata kehidupan.”
Bersyukurlah dilahirkan sebagai wanita, tambahlah bersyukur dilahirkan sebagai wanita muslimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar