Sepekan ini dada kita sesak, bahkan menangis menyaksikan dengan telanjang berbagai tayangan dan gambar kebiadaban para biksu budha dan militer myanmar membantai ummat muslim di Arakan Rohingya myanmar.
Dunia sekarang ini seolah tak berpenghuni lagi. Sehingga para iblis berkepala botak dengan jubah kebesaran keagamaannya dengan tenang membantai sadis tak peduli tua, muda, maupun balita. Ada yang tembaki, digorok lehernya hidup-hidup, dibakar, dilindas dengan kendaraan baja, bahkan ditarik-tarik lehernya dengan tali dalam keadaan telanjang bulat. Lebih sadis daripada perlakuan pada binatang sekalipun. Mirisnya, tak ada sedikitpun wajah sedih, tanpa rasa berdosa tersirat dari wajah iblis bertubuh manusia ini...??? Na'udzubillahi minzalik...!!!
Dunia sekarang seolah kehilangan kata-kata bijak yang bernama HAM dan toleransi. Sampai betina bernama Aan Sung San Kyi yang katanya peraih Nobel Perdamaian bagai hilang lenyap ditelan bumi. ASEAN seakan gagap tiba-tiba. PBB seolah mati suri. Indonesia pun pemerintahannya seakan tak tahu apa-apa atau tak mau tahu entah apalah namanya. Yang penting para penguasa dunia dan negara ini tiba-tiba hilang ditelan bumi hilang entah ke mana membiarkan pembantaian sadis sedang terjadi di depan hidung mereka...
Pasti banyak yang bertanya kenapa ini bisa terjadi? Kenapa gaya hidup manusia bar-bar bisa terjadi lagi di zaman yang katanya moderen ini? Mau tahu jawabannya?
Satu minggu ini saya mencoba menggali, membaca, mengamati, searching ke berbagai situs terpercaya sampai wawancara dengan saudara yang pernah jadi atase militer di sana. Apasih yang menjadi faktor penyebab terjadinya pembantaian sadis tersebut? Siapa dalang utama di balik ini semua?
Jawabannya adalah ' Terduga' Pemerintahan Komunis China dan CIA...!
Argumentasinya adalah sebagai berikut :
1. Kita harus paham. Tentang ambisi China Raya yang ingin kembali menguasa dunia. Menjadi negara adidaya dunia seperti masa jayanya imperium China di masa lalu yang pernah menjadi Imperium terbesar sepanjang sejarah dunia (Menguasai ⅓ dunia)
2. Myanmar adalah salah satu benteng teritorial negara China. Seperti Korut di timur, Vietnam di selatan, Thailand di tenggara. Mongolia dan Tibet di Utara.
3. Selain menjadi benteng teritorial dari aspek pertahanan. Negara-negara ini juga menjadi benteng ideologis baik secara agama (Budha), juga secara kultural dan ekonomi. Khususnya aliran pemikiran Sosialis kiri (Komunis) maupun sosialis kanan (Monarkhi)
4. Berawal dari khutbah provokatif biksu wirathu terkait muslim Rohingya. Dapat dengan jelas kita simpulkan inti sari dari khutbah itu adalah bagaimana menghancurkan pertumbuhan hegemoni masyarakat muslim rohingya yang dianggap sudah mengancam eksistensi kelompok budha myanmar sebagai mayoritas di Myanmar.
5. Sebelum perkembangan hegemoni kelompok Islam ini semakin kuat dan menyebar pesat. Makanya cara genocida inilah salah satu cara ampuh menghancurkan perkembangan Islam di Myanmar.
6. Maka dirancanglah cerita dan skenario provokatif plus bumbu-bumbu sentimentil emosional keagamaan untuk menjustifikasi sepihak agar mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat budha Myanmar. Jadi Ini Adalah Bukti Nyata Konflik Keagamaan !
7. Sebagai negara kecil dan miskin, Myanmar mustahil berani melakukan ini tanpa ada dukungan Raksasa kuat di belakangnya. Siapa lagi kalau bukan induk ideologis dan kultural mereka RRC. Karena Tiongkok juga punya kepentingan besar terhadap negara negara benteng teritorial mereka.
8. Amerika sebagai negara adi daya 'tua/ senior' melihat ini bisa menjadi pintu strategi devide at ampera sesama bangsa Asia di tengah kekalutannya membendung kebangkitan rival mereka China.
9. Melalui rakok tangan inteligent andalan mereka CIA, mereka seolah mengulur-ulur waktu bahkan seolah membiarkan ketimpangan ini terjadi. Agar muncul solidaritas dan kemarahan ummat Muslim dunia.
10. Karena Amerika sangat tahu, walaupun di Myanmar Islam minoritas tapi Myanmar dikelilingi negara mayoritas muslim seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan yang terkenal dengan Mujahidin Talibannya.
11. Yang diharapkan Amerika adalah aksi balasan sporadis dari Mujahidin Islam yang mana kalau itu terjadi berarti perang berbasis agama di Asia tinggal selangkah lagi. Kalau perang ini terjadi, Amerika ibarat sekali tepuk dua lalat mati. Karena dua musuh mereka akan sibuk untuk saling hancurkan.
12. Bomb sumbu (Dynamit bomb). Sumbunya ada di Myanmar, tapi tubuh bombnya ada di seluruh negara muslim Asia.
13. Bonus kejadian ini kalau terjadi adalah juga buat zionis Yahudi di Palestina karena perhatian dunia akan terpecah di tengah gencarnya mereka ini menggali pondasi Masjid Al Aqsha.
14. Untuk itu perlu langkah cerdas dan taktis dari Ummat Muslim sedunia menyikapi hal ini. Di satu sisi saudara kita di Myanmar terselamatkan, tapi kita tidak terjebak skenario Amerika!
Wallahu'alam. Semoga bermanfaat...!
Reposting Ustz Yulnaidi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar