Saat dihubungi oleh Kantor Berita Nasional (KBN) di Jakarta (14/4/2017), Kepala Pusat Studi Ketahanan Nasional Universitas Nasional, Iskandarsyah Siregar, mengatakan bahwa saat ini Indonesia berada dalam keadaan yang sangat jauh dari cita-cita berbangsa dan bernegara. Ketimpangan ekonomi yang terjadi dimana si miskin bertambah miskin dan tidak berdaya memperbaharui nasibnya hingga terusir dari tanah kelahirannya, kekerasan fisik dan brutalitas yang terjadi dalam interaksi dan komunikasi antar warga, dan carut-marut dunia politik yang menunjukan perilaku menjijikan para pemainnya merupakan gejala dan tanda-tanda kehancuran bangsa Indonesia. “Sepanjang hidup saya dan dari tinjauan referensi sejarah yang saya pelajari dan pahami, saya duga saat ini adalah kondisi terburuk dalam sejarah bangsa Indonesia. Saat dimana terjajahnya bangsa Indonesia tanpa perlawanan dapat berujung pada perbudakan dan genosida kultur seperti yang terjadi pada bangsa pribumi di Singapura, Australia, atau Afrika.”, ujar Iskandarsyah.
Malpraktik kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan tuntunan Pancasila sebagai teknologi kehidupan adalah penyebab primer dari semua gejala buruk di atas. Tapi yang lebih penting dari semua hal tersebut adalah bagaimana bangsa ini merespon keadaan yang semakin jauh dari ideal ini. “Sekarang atau tidak sama sekali. Sudah saatnya bangsa ini bangkit dan memperbaiki nasibnya sendiri. Jangat terlena dengan hembusan bius hedonisme, apatisme, atau rasa takut. Ingat! harganya adalah masa depan anak cucu kita nanti. Seperti bangsa Melayu di Singapura yang sekarang diperlakukan seperti budak oleh imigran Cina yang kini menguasai tanah air Melayu tersebut.”
Dalam keadaan dan kondisi rakyat Indonesia yang terus dan semakin terinjak hingga mulai kehabisan energi untuk sekedar bertahan ini, Iskandarsyah dengan tegas menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus keluar dari barak dan mengambil peran untuk membebaskan penyiksaan terhadap rakyat Indonesia dan menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. “TNI harus menjalankan sumpah Sapta Marga yang dianutnya. Buktikan bahwa benar adanya TNI bersama rakyat. Selamatkan bangsa ini! Kembalilah pada fitrah dan kodrat terciptanya TNI! TNI adalah abdi rakyat. Jangan sampai sejarah mencatat diamnya TNI sebagai dosa besar dalam rangkaian sistematis hancur dan punahnya bangsa Indonesia. Inilah resiko, beban, dan tanggung jawab yang harus ditanggung oleh TNI sebagai penanggung jawab utama penjaga matra pertahanan dan penyelamatan NKRI.”, tutur Iskandarsyah menutup pembicaraan.
Soure : Kantor Berita Nasional (KBN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar