Bermacam macam Fitnah dan Ujaran Kebencian Mereka Buat dan tidak ada satupun yang ditangkap karena dilindungi aparat.
Pasti mau tau? Siapa awal yang menjadi banyaknya ujaran kebencian di media sosial? Kelompok itu berdiri pada saat pemilihan gubernur Jakarta 2012, dengan adanya kelompok resmi JASMEV.
Pada saat Jakowi-Ahok bertemu dengan Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli di putaran ke 2, Jokowi-Ahok mendirikan JASMEV, Jokowi Ahok Socia Media Volunteers. Walaupun “volunteers” tapi kenyataannya diberikan tempat dan difasilitasi oleh Jokowi-Ahok. Mungkin saja gajipun diberikan untuk memenangkan pertarungan dalam membuat opini.
Sejak itu, mulai ujaran kebencian bertebaran di social media, membangun opini bahwa Jokowi-Ahok terbaik dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli buruk.
Setelah menang, JASMEV diberhentikan, kemudian dihidupkan lagi pada saat pemilihan presiden tahun 2014, JASMEV dengan arti singkatan yang berubah yaitu Jokowi Advanced Social Media Volunteers. JASMEV yang baru ini lebih sadis lagi, semua pendukung Prabowo Subianto dijelekkan. Yang paling parah pada saat JASMEV memasang iklan di Google Ads dengan foto-foto Prabowo dan grupnya yang dianggap sebagai koruptor dengan warna hitam.
Sejak JASMEV ada, dengan segala cara membuat kampanye hitam, sejak itu pula umat Islam terusik, apalagi sejak JASMEV versi ahok sangat membela Ahok di kasus penistaan agama Al Maidah 51. Saat ini umat Islam yang mengaku Muslim Cyber Army (MCA), tidak ada yang membiayai, tempatpun tidak ada yang menyediakan. Artinya MCA itu sangat militan. Jumlah JASMEV dibandingkan MCA, pastinya sangat jauh berbeda, pasti lebih banyak MCA. Walaupun penggiat Sosial Media yang pro pemerintah Jokowi saat ini sering diundang ke Istana, melakukan rapat tertutup, untuk membahas strategi kampanye pemerintah.
Bagaimana cara menghentikan MCA, sangat sulit! Karena militan, tersebar dibanyak daerah, semakin banyak kampanye untuk pemerintah, apalagi menjelekkan Islam, makin semangat MCA untuk membalas berita-berita fitnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar