Senin, 11 September 2017

DARI SALAF UNTUK JOKOWI

(Sebuah Surat Terbuka)

Assalamu'alaikum wr.wb...
Bapak Presiden Joko Widodo, pemimpin kami..
Terpaksa kami menulis surat terbuka ini, karena kami sudah putus asa dan bingung bagaimana cara menasehati bapak secara tertutup. Yang menasehati secara terang-terangan dan terbuka saja tidak dihiraukan, apalagi yang diam-diam dan tertutup!

Kami saat ini sedang mengalami keresahan tingkat tinggi, karena akan adanya "Kunjungan Resmi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Y.M Tuan Nguyen Phu Trong" ke Indonesia pada tanggal 22-24 Agustus 2017 mendatang. Apalagi sebelumnya, bapak juga dengan mesra menerima Delegasi Partai Komunis China, lalu menjalin aneka kerjasama dengannya. (https://m.tempo.co/read/news/2016/04/13/078762341/jokowi-temui-politikus-cina-bahas-kerja-sama-dengan-partai-komunis-cina)

Bapak Presiden Joko Widodo, yang kami taati..
Perlu kami sampaikan melalui surat terbuka ini, bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mewasiatkan:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” [HR. al-Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628]

Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Hadis ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia”, kata Ibnu Hajar dalam Fathul-Bari (4/324).

Seluruh dunia tahu bahwa Komunis itu Alergi Agama, bahkan Anti-Tuhan. Bangsa ini pernah membuktikan dalam perjalanan sejarahnya, tidak sedikit yang menjadi korban kebiadaban dan kebejatan PKI kala itu.

Bapak Presiden Joko Widodo, yang kami hormati...
Kebijakanmu selalu kami taati, meski punggung kami dipukul dan harta kami dirampas olehmu. Janganlah meragukan kesetiaan kami, karena tanpa kucuran dana se-rupiah pun, kami selalu meredam gejolak umat yang sebal, kesal dan menyesal oleh kebijakan-kebijakan Pemerintah, menyeru umat agar tetap sabar, rida, dan taat apapun keputusan Pemimpinnya selama ia Salat.

Namun, ketika fakta kemesraan Pemerintah yang bapak pimpin dengan kaum Komunis muncul ke permukaan, ada umat yang mempertanyakan akidah bapak dan manhaj pemerintahan bapak --termasuk dari kalangan kami sendiri. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengingatkan:

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” [HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi]

Bapak Presiden Joko Widodo, yang kami muliakan..
Kami melalui surat terbuka ini, benar-benar memohon perhatian dan pengertian dari bapak. Jangan abaikan nasehat ini, akibatnya sangat fatal jika kekufuran itu semakin nyata, jelas, dan terang. Karena tiada lagi dalil bagi kami untuk meredam gejolak iman umat Islam yang sudah panas-pananya saat ini.

Sebagai penutup, alangkah baiknya jika bapak merenungkan firman Allah taala berikut ini:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً

“Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata: “Aduhai seandainya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Seandainya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari al-Qur’an sesudah al-Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia.”
(QS. al-Furqan: 27-29)

Wassalamu'alaikum wr,wb...

Hormat Kami,
Salafi Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar