Saya mengenal Zulfikar Akbar sebelum pilpres 2014 di group Sastra, dia jadi adminnya. Berdiskusi dengan dia walaupun terkadang ada perbedaan tapi tetap menyenangkan. Saya belum pernah kopi darat, tapi terasa seperti sudah lama mengenal, akrab dan menyenangkan.
Setelah Pilpres 2014 dia sebagai Jokower tentu saja berseberangan pilihan politik. Diskusinya beralih ke soal politik di akun pribadinya. Saya terkejut. Sikapnya terbalik 180 derajat. Gampang marah, walau dengan petanyaan sederhana. Apalagi kalau sudah kepepet, sampai menyinggung soal pribadi. Sampai akhirnya dia memutuskan pertemanan. Sejak itu tidak pernah lagi membaca namanya.
Tiba-tiba namanya viral karena membela pemerintah Hongkong yang mendeportasi UAS. Tidak ada salahnya berpihak ke Hongkong. Cuma yang jadi masalah ketika menjawab pertanyaan. Saya sih tidak heran kalau ada pertanyaan sederhana soal apa alasan pemerintah hongkong menolak UAS, dia langsung ngamuk dan menjawab serampangan sampai menyasar ke UAS yang dituduhnya telah melahirkan umat yang beringas. Dan itulah yang kemudian menjadi viral.
Tidak salah mecantumkan pekerjaan di akun pribadi sepanjang bisa menjaga tutur kata. Jika tidak, tempatnya bekerja bisa kebawa-bawa. Dan itulah yang terjadi. Kemarahan pada @zoelfick merembet ke tempat dia bekerja sebagai wartawan olah raga. Tidak mau ambil resiko, dia dipecat. Sampai sejauh itu, jujur saja sebagai yang pernah mengenalnya lewat medsos turut prihatin.
Kejadiannya begitu cepat. Cuma hitungan hari. Kebetulan berbarengan dengan peristiwa toko kue yang menolak menulis ucapan natal yang kemudian dibuli dengan angka 1. Spontan pasukan MCA bergerak cepat. Hanya dalam hitungan jam, pasukan angka 5 bikin rating toko kue itu meroket, menenggelamkan pasukan angka 1.
MCA tidak punya ketua, tidak punya sekretariat, karena memang bukan organisasi. Lantas kenapa bisa punya pasukan gerak cepat? Hati. Itulah yang menyatukan. Tidak saling mengenal, tapi seperti dilahirkan dari rahim yang sama. Rahim dua satu dua.
Makanya MCA sulit diidentifikasi. Tidak bisa dimobilisasi. Tapi jika dibutuhkan, akan datang jutaan jumlahnya. Makanya nggak masuk akal kalau ada yang bilang, dua satu dua digerakkan oleh Parpol tertentu, didanai oleh kelompok tertentu. Bagaimana mungkin. Kan nggak punya ranting, cabang, dan seterusnya. Semua daun, tanpa ranting tanpa cabang, disatukan oleh angin.
Tentu saja MCA punya tujuan yang sama. Mereka mendukung yang punya satu tujuan, bukan mendukung tokoh, bukan mendukung parpol. Tokoh siapa saja, parpol apa saja yang punya tujuan sama, ya didukung. Kalau tujuannya berubah, ya ditinggal. Makanya MCA nggak bisa dibeli, nggak bisa pula disewa karena memang tidak punya bentuk tertentu. Itulah yang bikin pusing lawan, karena belum ketemu ilmunya buat menahan laju MCA.
Ia Tak Nampak, Tapi Nyata,….
Tak ada Organisasinya, Tapi Bergerak Bersama…
Tak ada yang bisa membeli,…Karena Aqidah Islam Lebih Mahal dari Apapun di dunia ini….
You Are Muslim Cyber Army...‼!
Source : Muhammad Rosyid Azizi
dakwahmedia.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar