Pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa lalu sudah sangat sulit untuk ditemukan saat ini. Namun, redaksi Pojoksatu.id mencoba menyajikan beragam peristiwa-peristiwa yang hampir dilupakan banyak orang dan bahkan tidak lagi diketahui generasi saat ini. Pemberontakan PKI sendiri di Indonesia tidak hanya terkonsentrasi pada satu tempat. Banyak lokasi yang menjadi tempat mereka beraksi.
Utamanya pembantaian terhadap ulama, pelecehan terhadap santriwati, pembunuhan polisi, pembantaian pejabat pemerintahan, dan juga upaya mereka menggerogoti negara ketika berada di dalam parlemen.
Berikut 10 cerita kekejaman PKI yang paling mengerikan :
1. Injak-injak Al-Qur’an dan Lecehkan Santri Putri
Saksi hidup Muawanah Ali (71), yang juga menjadi salah satu korban peristiwa kekejaman PKI di Kanigoro, selalu tak kuat menahan linangan air mata. Dia ingat jelas kejadian memilukan yang ia alami sendiri dalam acara mental training Pelajar Islam Indonesia (PII) di Kanigoro.
Di situ, PKI melakukan aksi yang paling keji terhadap santriwati, itu dengan melakukan pelecehan seksual secara bersama-sama.
2. Kubur Hidup-hidup Kiai dan Guru dari Mesir
Dari beragam tragedi, beberapa diantaranya banyak yang tidak diketahui. Seperti tragedi di Desa Cigrok, sebelah selatan Takeran, terdapat sumur tua yang digunakan PKI sebagai tempat pembuangan korban-korbannya. Sumur tua Cigrok ini terletak di belakang rumah To Teruno, seorang warga yang sebenarnya bukan orang PKI.
Justru dialah yang melaporkan kegiatan PKI di sumurnya itu kepada Kepala Desanya. Di dekat rumah To Teruno, tinggal pula Muslim, seorang santri yang menjadi saksi kekejaman PKI dalam melakukan pembantaian di sumur tua itu tahun 1948.
3. Bumihanguskan Kampung Kauman
Pada hari Senin Legi, 20 September 1948, tiba-tiba datang sebuah truk yang berisi orang-orang PKI laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan sekonyong-konyong berteriak keras kepada seluruh penduduk Kauman. Dia mengatakan bahwa salah seorang anggota PKI telah mati terbunuh di Kampung Kauman.
Pada saar itu, tak ada penduduk kampung yang mengakui pembunuhan tersebut, sehingga terjadilah tragedi tersebut.
4. Bunuh Bupati dan Camat Secara Sadis
Dia menyebutkan, secara masif PKI melakukan gerakan bawah tanah dengan membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) pada 8 Oktober 1945. Kemudian pada bulan yang sama, AMRI Slawi pimpinan Sakirman dan AMRI Talang pimpinan Kutil meneror, menangkap, dan membunuh sejumlah pejabat pemerintah di Tegal.
5. Kronologi Penculikan Kiai di Pesantren Takeran
Seusai shalat Jumat tanggal 17 September 1948, Kiai Imam Mursjid didatangi oleh tokoh-tokoh PKI. Muhammad Kamil kenal dengan beberapa orang di antara tokoh PK yang datang itu, seperti Suhud dan Ilyas alias Sipit. “Sipit sebenarnya santri Mas Imam Mursjid. Tapi entah mengapa dia bisa menjadi PKI,” ujar Kamil, salah seorang saksi mata.
6. Kesaksian Anak-anak Pahlawan Revolusi yang Ayahnya Dibantai PKI
Jumat, dini hari, 30 September 1965. Rangkaian adegan itu masih bergerak perlahan di kepala mereka. Itulah terakhir kali mereka melihat ayahanda masing-masing: meninggalkan rumah, bersama pasukan berseragam Cakrabirawa.
7. Polisi Diperlakukan Sadis dan Keluarganya
Peristiwa kekejaman PKI di Monumen Kresek Madiun tahun 1948, begitu membekas dalam ingatan Kukuh Suharyugyo (68 tahun). Bagaimana tidak, peristiwa berdarah tersebut telah merenggut nyawa Ayahanda tercinta, Inspektur Polisi Suparbak, Korban keganasan PKI di Madiun yang namanya diabadikan di Monumen Kresek Madiun, di urutan ke 3 setelah Kolonel Marhadi dan Letkol Wiyono.
8. Sebuah Teror Menakutkan di Yogyakarta yang Mendapat Perlawanan
Keberingasan PKI di Yogyakarta pasca pemberontakan yang gagal pada tahun 1965 juga diperlihatkan dengan menyerbu kampung yang mayoritas penduduknya muslim. Dengan seragam kalau tidak hitam atau merah mereka dengan senjata memasuki wilayah kampung Islam di kota Yogyakarta dengan dibantu oknum-oknum kesatuan militer berseragam tertentu.
9. Gerogoti Negara dari dalam Parlemen
Partai Komunis Indonesia (PKI) mendapatkan jatah dalam parlemen dan dalam lembaga- lembaga perwakilan di daerah sejak masa RIS. Sekalipun jumlah kursi yang didapat oleh PKI tidak banyak, tetapi peristiwa ini membawa dampak politis dan strategis yang sangat penting bagi langkah PKI selanjutnya.
10. Bangkit Melalui Isu Provokasi
Tentara Merah mudah dikenali karena identitas syal warna merah yang dililitkan di leher, sedangkan seragam yang dikenakan umumnya berwarna hitam. Identitas itu memang pas, kerena PKl menggunakan warna merah sebagai warna dasar benderanya. Banyak di antara Tentara Merah ini menyandang senjata laras panjang dan lebih banyak lagi tampak membawa klewang panjang atau senjata tajam dalam bentuk lain terutama clurit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar