BISMILLAHIRROMANIR ROHIM
Pada artikel ini saya membongkar kedustaan dan fitnah yang menuduh tahlilan berasal dari Hindu. Saya membuktikan dengan mengecheck kitab weda langsung, ada 4 kitab veda/ weda yang aku pegang baik yang berbahasa sanskerta maupun yang udah ditranslate ke dalam bahasa Inggris. Kitab itu terdiri dari :
• Rig Veda/ Weda.
• Artha Veda/ Weda.
• Samhita Sama Veda/Weda.
• Yajur Veda.
Selain itu aku memegang file PDF lainnya sebagai penunjang dan rujukan di antaranya :
• Mahayana Upanishad.
• Holy Baghavatgita/ Bagawat Gita.
Kelompok salafi wahabi menuduh TAHLILAN berasal dari Hindu dengan dalil-dalil yang diambil dari kitab Hindu. Benarkah demikian ?
Mari kita buktikan, bahwa tuduhan itu adalah dusta dan teramat keji !!! :
1. TUDUHAN DAN FITNAH KE-1
Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193 yang berbunyi : “Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu.”
JAWABAN DAN BANTAHAN :
Kitab manawa darma bukan kitab Veda/ Weda, dan kalimat itu bukan dari kitab weda ataupun dalil dari ayat weda, melainkan kitab Sastera yang ditulis oleh salah satu pendeta Hindu yang dicetak dan diterbitkan pada tahun 1983. Kalaulah kalimat tersebut dari kitab Weda maka bagaimana bunyi bahasa sanskertanya? Mana bukti scan kitab atau screenshoot kitab wedanya ???
Sebagai bukti di India yang notabenenya hampir sebagian besar beragama Hindu tidak mengetahui tentang hari 1, 3, 7, 40 sebab orang Hindu wafat tidak ada yang dikubur melainkan dibakar. Di Maroko yang notabenenya beragama Islam dan tidak satupun beragama Hindu bahkan tidak pernah dijajah/ diduduki Hindu sudah lebih dulu mempraktekkan dan membiasakan amaliah mendo’akan/ tahlilan.
Sebenarnya kalimat “termashur” ini terjadi tatkala Walisongo berhasil mengislamkan sebagian besar masyarakat nusantara yang dulunya beragama Hindu. Tahlilan yang merupakan mendo’akan saudara sesama muslim yang meninggal dipraktiknya berdasarkan dalil sebuah hadist dijalankan para wali dan pengikutnya yang dulunya beragama Hindu. Hal ini menarik minat sebagian masyarakat Hindu yang masih memegang kepercayaannya. Kemudian sebagian masyarakat Hindu ini mulai meniru apa yang dilakukan para Walisongo dan pengikutnya. Hal itu menjadi kebiasaan dan tradisi yang populer dan mashur terkenal baik dikalangan ummat Islam maupun ummat Hindu, ummat Hindu menyebutnya dengan istilah “selamatan/kenduri”. Sebab sejak dahulu ummat Hindu gemar melakukan perayaan dan pesta, sedangkan ummat Islam menyebutnya tahlilan atau takziah silaturrahim mendo’akan si ahli kubur.
Karena masyarakat Hindu mulai banyak melakukan hal itu maka tercetuslah kalimat “Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ke-tujuh, empat puluh, seratus dan seribu.” Dalam kitab sastera Manawa Dharma, kebiasaan Muslim yang ditiru ummat Hindu sendiri sudah menjadi populer dan termashur. Ummat Hindu menganggap itu sebagai dharma atau kebaikan yang patut ditiru, jadi Hindu lah yang meniru ajaran/ tradisi Islam yang dibawakan dan didakwahkan para Wali, bukan Islam yang meniru ajaran Hindu.
***
2. TUDUHAN DAN FITNAH KE-2 :
Tuduhan mereka tentang perkara ini :
Ketahuilah bahwa tidak akan pernah anda temukan dalil dari al-qur’an dan as-Sunnah/ hadits shahih tentang perintah melakukan selamatan, bahkan hadits yang dhoif pun tidak akan anda temukan, akan tetapi kenyataan dan fakta membuktikan bahwa anda akan menemukan dalil/ dasar selamatan, dkk, justru ada dalam kitab suci umat Hindu, coba anda baca sendiri dalil dari kitab Wedha di bawah ini:
a. Anda buka kitab Samawedha halaman 373 ayat pertama, kurang lebih bunyinya dalam bahasa Sansekerta sebagai berikut: pratyasmahi bibisathe kuwi kwiwewibishibahra aram gayamaya jengi petrisada dwenenara. Anda belum puas, belum yakin, ???
b. Anda buka lagi Kitab Samawedha Samhita Buku Satu, Bagian Satu, Halaman 20. Bunyinya : purwacika prataka prataka pramoredya rsi barawajah medantitisudi purmurti tayurwantara mawaeda dewata agni candra gayatri ayatnya agna ayahi withaigrano hamyaditahi liltastasi barnesi agne.
Di paparkan dengan jelas pada ayat Wedha di atas bahwa lakukanlah pengorbanan pada orang tuamu dan lakukanlah kirim do’a pada orang tuamu di hari pertama, ke tiga, ke tujuh, empat puluh, seratus, mendak pisan, mendhak pindho, nyewu (1000 harinya). Dan dalil-dalil dari Wedha selengkapnya silahkan anda bisa baca di dalam buku karya Abdul Aziz (mantan pendeta hindu) berjudul “Mualaf Menggugat Selamatan”, di paparkan tidak kurang dari 200 dalil dari “Wedha” kitab suci umat hindu semua.
JAWABAN DAN BANTAHAN :
Mari kita buktikan dan periksa/ check-richeck , silakan anda klik link ini dan download kitab Sama Veda/ Weda Yang berbahasa sanskerta http://is1.mum.edu/vedicreserve/sama_veda.htm , Yang sudah ditranslate ke dalam bahasa inggris http://www.ishwar.com/hinduism/holy_sama_veda/
1. Kitab sama Veda/ Weda yang berbahasa Sanskerta berjumlah tidak sampai 300 halaman , jumlah halaman mencapai 257 halaman, jadi mana mungkin ada halaman ke 373 (silakan anda lihat dan check kitab Sama Veda/ Weda berbahasa sanskerta yang telah anda download)
2. Kitab Sama Veda/ Weda terdiri dari 2 buku , adapun kalimat “pratyasmahi bibisathe kuwi kwiwewibishibahra aram gayamaya jengi petrisada dwenenara”, kalimat ini tidak ada ditemukan dalam kitab Sama Veda/ Weda berbahasa Sanskerta, kalaulah kalimat itu berasal dari bahasa Sanskerta mengapa tidak ditranslate artinya ke dalam bahasa indonesia? atau minimal ditranslate ke dalam bahasa inggris???? Artinya itu adalah kalimat rekayasa yang dibuat-buat!
3. Pada buku satu chapter/ bagian 1 ayat 1 dalam kitab Sama Veda/ Weda yang sudah ditranslate ke dalam bahasa inggris berbunyi :
“1. Come, Agni, praised with song, to feast and sacrificial offering: sit As Hotar on the holy grass!”
Yang artinya ketika kami coba translate semampu kami
“1. Ayo datanglah Agni, memuji dengan lagu , untuk pesta dan persembahan korban : duduk Sebagai Hotar di atas rumput suci !”
4. Pada kitab Sama Veda/ Weda buku satu chapter/ bagian 1 ayat 1 sama sekali tidak berbunyi kalimat untuk melakukan pengorbanan untuk orang tua dan hadiahkan kirim do’a pada orang tua, dan tidak menyinggung tentang hari pertama, ke tiga, ke tujuh, empat puluh, seratus, mendak pisan, mendhak pindho, nyewu (1000 harinya) dan tidak menyinggung atau menyebutkan angka apapun.
5. Pada kitab Sama Veda/ Weda buku satu halaman 20, tidak ditemukan kalimat yang berbunyi :
“purwacika prataka prataka pramoredya rsi barawajah medantitisudi purmurti tayurwantara mawaeda dewata agni candra gayatri ayatnya agna ayahi withaigrano hamyaditahi liltastasi barnesi agne. ” Kalaulah kalimat itu berasal dari kitab Sama Veda/ Weda Hindu mengapa mereka tidak mentranslatenya? Atau minimal mentranslatenya ke dalam bahasa inggris? Dan mengapa mereka tidak menunjukkan bukti scan kitab atau screenshootnya???.
6. Pada kitab Sama Veda/ Weda buku satu bagian 1 halaman 20 didapati bunyi kalimat yang saya lampirkan dalam screenshoot berbahasa Sanskerta dan yang sudah ditranslate berbahasa Inggris, dan terbukti tidak ada satu butir ayat ataupun kalimat yang menyatakan kalimat untuk melakukan pengorbanan untuk orang tua dan hadiahkan kirim do’a pada orang tua , dan tidak menyinggung tentang hari pertama, ke tiga, ke tujuh, empat puluh, seratus, mendak pisan, mendhak pindho, nyewu(1000 harinya) dan tidak menyinggung atau menyebutkan angka apapun.
***
3. TUDUHAN DAN FITNAH KE-3 :
Tuduhan mereka tentang tahlilan berdasarkan dalil ini :
Perintah penyembelihan hewan pada hari tersebut:
“Tuhan telah menciptakan hewan untuk upacara korban, upacara kurban telah diatur sedemikian rupa untuk kebaikan dunia.”
(kitab Panca Yadnya hal. 26, Bagawatgita hal. 5 no. 39).
JAWABAN DAN BANTAHAN :
Ketika ku periksa dan mengecheck langsung Bagawatgita no. 39 yang sudah ditranslate ke dalam bahasa Inggris maka didapati bunyi kalimatnya :
39 With the destruction of dynasty, the eternal family tradition is vanquished, and thus the rest of the family becomes involved in irreligion.
Dan ketika kami mencoba menstranslatenya ke dalam bahasa Indonesia, artinya :
39. Dengan kehancuran dinasti, tradisi keluarga yang telah berakar hilang, dan dengan demikian seluruh keluarga terpengaruh dalam irreligion (keluar dari agama).
Maka berdasarkan bunyi kalimat Bagawatgita no. 39 dapat diketahui ayat/ dalil tersebut tidak menceritakan tentang penyembelihan hewan kurban melainkan tentang hancurnya dinasti kerajaan yang diturunkan turun temurun dimana keluarga dinasti tersebut beserta pengikutnya telah terpengaruh irreligion (keluar dari agama).
Jika kita kaitkan maka kita akan teringat hadist Nabi Saw tentang orang-orang yang keluar dari agamanya tanpa sadar sebagaimana melesatnya anak panah dari busur, orang-orang ini adalah yang terpengaruh faham dinasti kerajaan yang telah menghancurkan ke Khalifahan Islam dulunya.
***
4. TUDUHAN DAN FITNAH KE-4 :
Tuduhan dan fitnah mereka tentang ini :
Dalil selamatan (kenduri/ kenduren):
Sloka prastias mai pipisatewikwani widuse bahra aranggaymaya jekmayipatsiyad aduweni narah”. “Antarkanlah sesembahan itu pada Tuhanmu Yang Maha Mengetahui”. Yang gunanya untuk menjauhkan kesialan”
(kitab Sama Wedha hal. 373 no.10).
JAWABAN DAN BANTAHAN :
Kitab Sama Veda/ Weda yang berbahasa Sanskerta berjumlah tidak sampai 300 halaman , jumlah halaman mencapai 257 halaman, jadi mana mungkin ada halaman ke 373 , jika yang dimaksud kitab sama weda buku satu chapter/bagian satu no. 10 maka didapati bunyi ayat/kalimatnya yang sudah ditranslate ke dalam berbahasa Inggris berbunyi :
"10. O Agni, bring us radiant light to be our mighty succour, for Thou art our visible deity!"
Ketika kami mencoba menstranlatenya semampu kami maka didapati, artinya :
"10. O Agni, membawa kita cahaya bersinar menjadi bantuan perkasa kami, untuk Engkau Tuhan kami terlihat!"
Jadi jelas kalimat “Sloka prastias mai pipisatewikwani widuse bahra aranggaymaya jekmayipatsiyad aduweni narah”. adalah dalil/ayat yang dibuat-buat dan direkayasa !!! Saya mencoba meneliti dan menyelidiki kalimat ““Antarkanlah sesembahan itu pada Tuhanmu Yang Maha Mengetahui” Dari manakah kalimat ini berasal dan setiap kali saya berulang-ulang memikirkan kalimat itu saya merasa tidak asing dengan kalimat itu. Lalu teringat kisah Nabi Adam A.S yang hendak menikahkan kedua putranya Habil dan Qabil dengan cara pernikahan silang, Qabil yang merasa tidak terima keputusan ayahnya yang dinilai tidak adil akhirnya mengajukan keberatannya dan menganggap keputusan Nabi Adam A.S bukan semata-mata atas petunjuk Allah melainkan karena lebih sayangnya Nabi Adam AS dengan Habil, akhirnya Nabi Adam A.S menyuruh kedua putranya untuk mempersiapkan qurban (persembahan) agar Allah Swt Yang Maha Mengetahui memberikan keputusan kepada mereka berdua, setelah keduanya mempersiapkan qurban/ sesembahan masing-masing maka berkatalah Nabi Adam A.S kepada kedua putranya “Antarkanlah qurban/sesembahan itu pada Tuhan Yang Maha Mengetahui” , lalu kemudian qurban/sesembahan itu ditaruh dan ditempatkan di atas bukit/ gunung, Habil yang baik hati mempersembahkan qurban yang terbaik maka qurbannya yang diterima oleh Allah Swt , sedangkan Qabil yang berhati buruk dan busuk mempersembahkan yang buruk-buruk dan busuk tak diterima qurbannya oleh Allahu Swt, bahkan tak satu ekor binatang pun mau mendekati untuk mau memakan qurbannya qabil akibatnya qurban yang busuk itu semakin membusuk, berbeda dengan Habil qurban persembahannya di dekati dan dimakan oleh hewan-hewan yang berada di Jamal.
ASTAGHFIRULLAH AL ADZIM … ternyata benar dugaan ku setelah aku check kisah Nabi Adam A.S , Habil dan Qabil … ini sungguh fitnah dan tuduhan yang keji !!! Salafi Wahabi telah bersekongkol dengan si Abdul Azis (mantan Hindu [bukan pendeta Hindu] pengangguran tamatan STM) , zionis , murtadin dan para kafirun untuk bersekongkol dengan menyebarkan fitnah dengan menuduh ucapan Nabi Adam A.S sebagai ayat/ dalil Weda ??? Mereka sanggup memfitnah Nabi Adam A.S yang adalah bapak moyang manusia ?? Sungguh keji fitnah mereka, fitnah mereka telah membuat iblis tertawa , karena jelas-jelas iblis sangat membenci Nabi Adam A.S, tak disangka mereka Salafi Wahabi telah mengamini agenda iblis dan para kaum dajjalis untuk memfitnah Nabi Adam A.S , mereka ubah ucapan Nabi Adam A.S ke dalam bahasa Sanskerta agar dikira kalimat itu berasal dari ayat kitab weda !!! NAUDZUBILLAH TSUMMA NAUDZUBILLAH !!!.
Nb :
Silakan copas dan share, sebarkan dan print kalau perlu share ke situs, fanspage, group, dan blog-blog salafi wahabi !!!
Bertaubatlah dan minta maaflah wahai orang-orang yang menuduh dan memfitnah tahlilan dari Hindu, sebelum aku tuntut kalian di dunia dan akhirat !!! Ingatlah, satu bukti dan fakta mampu meruntuhkan sekedar dalil, alasan, maupun argumen !! Bukti jauh lebih kuat ketimbang alibi dan opini ataupun dalil !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar