: Ash Shaff 6
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. (QS Ass shaff 6)
A. NAMA AHMAD MEMANG ADA DALAM AL-KITAB
..Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil .. QS. 7:157
Memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku (nabi Isa AS), yang namanya Ahmad .. QS. 61:6
Dua ayat di atas memberikan pengertian sangat kuat bahwa akan ada seorang nabi yang akan datang sesudah kenabian Isa AS dengan nama ‘Ahmad’ yang tercatat dalam kitab Taurat dan Injil (Alkitab) yaitu kitab yang sekarang menjadi pegangan umat Kristiani. Tetapi nama ‘Ahmad’ tidak kita temukan secara langsung dalam Alkitab yang ada sekarang ini, hal ini bisa terjadi karena memang tidak ada Alkitab yang berbahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani atau karena sengaja disembunyikan atau karena memang ada kesalahan penulisan dan penterjemahan.
Namun, para pakar menemukan letak kesalahannya yang menyebabkan hilangnya nama Ahmad dalam Alkitab yang ada sekarang ini. Bahasa yang dipergunakan oleh nabi Isa AS beserta kaumnya adalah bahasa Ibrani, begitu pula firman Allah dan sabda nabi Isa AS juga dalam bahasa Ibrani. Dengan demikian nubuat-nubuat yang ada dalam Injil kalau kita kembalikan ke dalam bahasa Ibrani, nama Ahmad akan muncul sangat nyata dengan sendirinya, begitu juga dengan Taurat, kalau kita kembalikan ke dalam bahasa aslinya, nama Ahmad juga akan muncul dengan sendirinya.
B. SANG HIMADA ADALAH AHMAD
Sebab-sebab turunnya nubuat akan kedatangan seorang nabi yang diutus bagi semua bangsa yang bernama “Ahmad” adalah ketika bangsa Israel yang telah hancur jatuh terpuruk diijinkan kembali membangun Yerusalem dan Bait Sulaiman yang telah diratakan dengan tanah oleh bangsa Khaldea, sebagian orang berada dalam kegembiraan dan sebagaian yang lain berada dalam kesedihan yang memilukan karena teringat kembali akan keindahan Bait Agung sulaiman. Pada saat itulah, Allah mengutus Haggai (Menurut Alkitab Haggai adalah seorang nabi) untuk menghibur bangsa Israel yang telah terpuruk dengan menyampaikan janji Allah bahwa akan diutus seseorang yang akan mengangkat kembali bangsa Israel dari keterpurukan :
"Dan aku akan menggoncangkan semua bangsa, dan HIMADA untuk semua bangsa ini akan datang; dan aku akan mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan pemilik rumah." (Hagai 2:7)
Seseorang yang diutus untuk mengangkat kembali bangsa Israel adalah Himada, bangsa Israel tentu menunggu sang Himada segera datang agar bangsanya segera bangkit dari keterpurukan. Namun sayangnya bangsa Israel tidak menafsirkan kata Himada sebagai nama riil seorang yang diutus, tetapi mereka menafsirkan kata Himada sebagai kata sifat yang abstrak sesuai arti Himada dalam bahasa mereka yaitu : keinginan, hasrat, kerinduan dan pujian.
Tentu saja ketika janji Allah tersebut diterjemahkan kedalam bahasa lain, maka yang terjadi adalah kata Himada akan ikut diterjemahkan dan berubah dengan sendirinya, mari kita lihat terjemahannya ke dalam bahasa Inggris :
"And I will shake all nations, and the desire of all nations shall come: and I will fill this house with glory, saith the LORD of hosts. (Hagai 2:7)
Lihatlah kata Himada diterjemahkan menjadi desire dalam bahasa Inggris yang artinya keinginan atau hasrat, hal ini dianggap benar oleh para penulis Injil karena mereka memahami Himada bukanlah nama orang tetapi sebagai kata benda abstrak. Perlu diketahui terjemahan Alkitab dalam bahasa apapun, baik ke dalam bahasa Arab, Indonesia, Jepang, Spanyol dan bahasa-bahasa lainnya adalah mengambil dari Alkitab yang berbahasa Inggris tersebut, sehingga tidak aneh kalau kita tidak menemukan nama Ahmad dalam Alkitab.
Mari kita lihat terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari Alkitab berbahasa Inggris :
"Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam". (Hagai 2:8)
Lihatlah kata desire dalam bahasa inggris diterjemahkan menjadi 'barang yang indah-indah,' dari sini saja sudah nampak distorsi dari Inggris ke Indonesia, sehingga makin tersembu-nyilah nama Ahmad dalam Alkitab. Sebagai informasi tambahan, kalau kita amati Alkitab berbahasa Inggris mencatat ayat tersebut dalam Hagai 2:7 tetapi dalam Alkitab berbahasa Indonesia tercatat dalam Hagai 2:8 tentu saja selisih satu ayat ini perlu dipertanyakan penyebabnya. Tetapi kalau Alkitab yang berbahasa Inggris kita terjemahkan ke dalam bahasa Yahudi atau Ibrani, maka kata Himada tersebut akan muncul kembali dengan sendirinya, kurang-lebihnya seperti berikut ini :
“ve yavu himdath kol haggoyim”
Huruf th dalam kata Himdath bisa diganti menjadi hi atau bahkan dihilangkan sama sekali, sekarang mari kita analisa kata-kata dalam bahasa Yahudi, Ibrani dan Arab :
• Himdath = Himdahi = Himda = bahasa Yahudi
• Himada = bahasa Ibrani
• Ahmad = bahasa Arab
Semua kata tersebut mempunyai kesamaan arti yaitu terpuji dan mempunyai kesamaan akar kata yaitu H-M-D, lihatlah bila kita hilangkan vokal dan kita biarkan konsonannya, maka akan menjadi :
H-M-D = dalam bahasa Yahudi
H-M-D = dalam bahasa Ibrani
H-M-D = dalam bahasa Arab
Tentu ini sebuah bukti yang tak dapat dibantah sedikitpun, dan bagi siapapun yang ahli dalam bahasa Semit tentu mempunyai kesimpulan yang sama bahwa Himada dan Ahmad adalah sama, tentu kesimpulannya adalah nama Ahmad memang ada dalam Alkitab.
C. PARAKLÊTOS ADALAH AHMAD
Bangsa Israel/ Yahudi melihat nabi Isa AS ternyata bukanlah nabi yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan oleh Haggai yang dapat mengangkat bangsa Israel/ Yahudi dari keterpurukan. Oleh karena itulah Bani Israel masih terus mencari siapakah orang yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan Haggai ?.
Suatu ketika Yesus berpidato kepada kaumnya, memberitakan akan ada nabi lain yang akan diutus sesudah dirinya, menurut Yesus kedatangan nabi tersebut tidak akan lama lagi.
Pidato Yesus tersebut sangat dipahami oleh orang-orang Israel, namun sayang sekali mereka tidak langsung menuliskan apa yang disabdakan Yesus ketika itu, dan pidato Yesus yang berbahasa Ibrani tersebut baru dicatat enampuluh (60) tahun kemudian dan itupun dalam bahasa Yunani oleh orang yang mengaku bernama Yohanes :
“Kagō erōtaō tou patēr kai allos paraklētos didōmi humin hina meta humōn eis tou aiōn eimi” (Yohanes 14:16)
Kata Paraklētos mempunyai beberapa arti yaitu: mengagungkan, memuji dan penolong, dan kalau kata Paraklētos diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, kata yang didapat adalah : Hamida
Kalau kata Hamida yang disebut oleh Yesus diartikan sebagai kata benda abstrak maka terjemahan pidato Yesus adalah seperti berikut ini :
'"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya." (Yohanes 14:16)
Tetapi kalau kata Hamida yang disebut Yesus diartikan sebagai sebuah nama yang konkrit maka terjemahannya adalah seperti berikut ini :
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Hamida, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya." (Yohanes 14:16)
Maka pidato Yesus tersebut senada dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
"Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai bani Israil,….(aku.) memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yaitu Ahmad “. (QS. 61:6)
Tentu hasil akhir yang kita dapatkan adalah kata Hamida dalam bahasa Ibrani dan kata Ahmad dalam bahasa Arab, dan kedua kata ini adalah berasal dari akar kata yang sama yaitu H-M-D dan mempunyai arti yang sama yaitu terpuji, dan senada pula dengan makna Periklētos.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, apakah kata Hamida dianggap sebagai kata benda abstrak atau riil, jika kita kembalikan ke dalam bahasa Yesus yaitu Ibrani, maka nama Ahmad tidak akan mampu disembunyikan lagi.
D. KEAJAIBAN NAMA MUHAMMAD
Sesuatu yang sangat menarik adalah, tidak ada seorangpun yang bernama Ahmad atau Muhammad sejak nabi Adam diciptakan sampai dengan lahirnya seorang anak dari Abdullah dan Siti Aminah.
Hal ini bukanlah kebetulan yang direkayasa kalau Siti Aminah memberi nama Muhammad pada anaknya, tetapi hanya semata-mata sebagai takdir Allah Yang Maha Kuasa dan sebagai bukti ke-Agungan rencana-Nya.
LAMPIRAN:
Ini sebuah bukti dari Ahmadiyah bahwa Nabi Ahmad dalam Surat Ash-shaff ayat 6 adalah Nabi Muhammad SAW yang juga sebagai Nabi Terakhir.
E. TAFSIR SURAH ASH SHAFF 6:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ (6)
Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad menyampaikan kepada kaum muslimin, kisah keingkaran kaum Isa, ketika Isa A.S. berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang diutus kepada kamu sekalian, aku membenarkan kitab Taurat yang dibawa Nabi Musa A.S. demikian pula kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada para nabi, baik yang datang sebelumku, maupun yang datang sesudahku. Dan aku menyeru kamu agar beriman pula kepada Rasul yang datang kemudian yang bernama Ahmad”.
Dalam ayat yang lain ditegaskan pula bahwa isyarat kedatangan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah terakhir terdapat pula dalam Taurat dan Injil. Allah SWT berfirman:
الذين يتبعون الرسول النبي الأمي الذي يجدونه مكتوبا عندهم في التوراة والإنجيل
"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka." (Q.S Al A’raf: 157)
Dalam kitab Taurat banyak disebutkan isyarat-isyarat kedatangan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir, seperti Kitab Kejadian 21:13
“Maka anak sahayamu itupun akan terjadikan suatu bangsa, karena itu ia dari benihmu”.
Maksudnya ialah keturunan Siti Hajar, ibu dari Ismail yang kemudian menjadi orang-orang Arab yang mendiami semenanjung Arabia. Waktu Nabi Ibrahim pergi ke Mesir bersama istrinya Sarah, beliau dianugerahi oleh raja Mesir seorang hamba sahaya perempuan yang kemudian dijadikan sebagai istri, yang bernama Hajar. Sewaktu Hajar telah melahirkan putranya Ismail, ia di antarkan Ibrahim A.S. ke Mekah atas perintah Allah. Di Mekahlah Ismail A.S. menjadi besar dan berketurunan. Di antara keturunannya itu bernama Muhammad yan kemudian menjadi Nabi dan Rasul terakhir.
Kitab Kejadian 21:18 memerintahkan agar Bani Israel mengikuti dan menyokong Nabi Muhammad, yang akan datang kemudian.
“Bangunlah engkau, angkatlah budak itu, sokonglah dia, karena Aku hendak menjadikan dia suatu bangsa yang besar”
Demikian pula dengan Kitab Kejadian 17:20 menyebutkan:
“Maka akan hal Ismail itu pun telah Kululuskan permintaanmu, bahwa sesungguhnya Aku telah memberkahi akan dia dan memberikan dia dan memperbanyak dia amat sangat dua belas orang raja-raja akan berpencar dari padanya dan Aku akan menjadikan dia suatu bangsa yang besar”
kitab Habakuk 3:3 menyebutkan:
“Bahwa Allah datang dari teman dan Yang Mahasuci dari pegunungan Paran -Selah. Maka kemuliaan-Nya menudungilah segala langit dan bumipun adalah penuh dengan pujinya”
Di sini diterangkan tentang teman dan orang-orang suci dari pegunungan Paran (Arab = Peron/ Panam), dan yang dimaksud di sini adalah Nabi Muhammad SAW. itu.
Demikian pula Nabi Musa A.S. dalam Kitab Ulangan 18:17-22 telah menyatakan kedatangan Nabi Muhammad SAW. itu.
“Maka pada masa itu berfirmanlah Tuhan kepadaku (Musa): “Benarlah kata mereka itu (Bani Israel)”. Bahwa Aku (Allah) akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi dari antara segala saudaranya (yaitu Nabi dan Bani Israel) yang seperti engkau (Nabi Musa) dan Aku akan memberi segala firman-Ku dalam mulutnya dan dia pun akan mengatakan kepadanya segala yang Kusuruh akan dia.
Bahwa sesungguhnya barang siapa yang tiada mau dengan segala firman Ku yang akan dikatakan olehnya dengan nama-Ku, niscaya Aku menuntutnya kelak pada orang itu. Tetapi adanya Nabi yang melakukan dirinya dengan sombong dan mengatakan firman dengan nama-Ku, yang tiada Ku-suruh katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa, niscaya orang Nabi itu akan mati dibunuh hukumnya. Maka jikalau kiranya kamu berkata dalam hatimu demikian, “Dengan apakah boleh kami ketahui akan perkataan itu bukannya firman Tuhan adanya?”. Bahwa jikalau Nabi itu berkata demi nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya tidak jadi atau tidak datang, yaitu perkataan yang bukan firman Tuhan adanya maka Nabi itu pun berkata dengan sembarangan, janganlah kamu takut akan dia”.
Dalam ayat-ayat Taurat di atas ada beberapa isyarat yang menjadi dalil untuk menyatakan tentang nubuwat Nabi Muhammad SAW.
“Seorang Nabi di antara segala saudaranya”.
Hal ini menunjukkan bahwa yang akan menjadi Nabi itu akan timbul dari saudara-saudara Bani Israel, tetapi bukan dari Bani Israel sendiri, karena Bani Israel itu keturunan Yakub dan Yakub anak dari Ishak A.S. Dan Ishak A.S. adalah saudara dari Ismail A.S. Saudara-saudara Bani Israel itu ialah Bani Ismail Dan Nabi Muhammad SAW. sudah jelas adalah keturunan Bani Ismail.
Kemudian kalimat “Yang seperti engkau” memberi pengertian bahwa Nabi yang akan datang itu haruslah seperti Nabi Musa A.S., maksudnya Nabi yang membawa agama bani seperti yang dibawa Nabi Musa A.S. Dan seperti dituliskan bahwa Nabi Muhammad itulah satu-satunya Nabi yang membawa syariat bani (agama Islam) yang berlaku juga bagi Bani Israel.
Kemudian dikatakan bahwa Nabi itu “tidak sombong”, tidak akan mati dibunuh”. Muhammad SAW. seperti dimaklumi bukanlah orang yang sombong, baik sebelum menjadi Nabi apa lagi setelah menjadi Nabi. Sebelum menjadi Nabi ternyata beliau telah disenangi oleh umum, dan dipercaya oleh orang-orang Quraisy, terbukti dengan panggilan beliau “Al Amin” (kepercayaan). Kalau beliau sombong tentulah beliau tidak diberi gelar yang sangat terpuji itu.
Umat Nasrani menyesuaikan kenabian itu kepada Isa A.S. di samping mereka mengakui pula bahwa Isa A.S. sungguh mati terbunuh (karena disalib). Hal ini jelas bertentangan dengan ayat kenabian itu sendiri. Sebab Nabi itu haruslah tidak mati dibunuh (disalib dan sebagainya).
Banyak lagi isyarat-isyarat yang terdapat di dalam Taurat yang menerangkan kenabian Muhammad SAW. seperti yang diberikan Nabi Yesaya 42:1-4; Nabi Yermin 31:31-32, Nabi Daniel 2:38-45 dan banyak lagi yang tidak perlu disebutkan di sini.
Demikian pula dalam kitab Injil yang banyak disebut dalam kitab Yahya.
Kemudian diterangkan bahwa Nabi dan Rasul yang bernama Ahmad itu lahir. dengan membawa dalil-dalil yang kuat serta mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah, dan mereka pun mengingkarinya dan mengatakan Muhammad adalah seorang ahli sihir.
Tafsir Surah Ash Shaff 6:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ (6)
(Dan) ingatlah (ketika Isa putra Maryam berkata, “Hai Bani Israel!) di sini Nabi Isa tidak mengatakan hai kaumku, karena sesungguhnya dia tidak mempunyai kerabat di kalangan mereka (Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab sebelumku) kitab yang diturunkan sebelumku (yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang rasul yang akan datang sesudahku, namanya Ahmad.”) Allah berfirman: (Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka) yakni Ahmad alias Muhammad kepada orang-orang kafir (dengan membawa bukti-bukti yang nyata) yakni ayat-ayat dan tanda-tanda (mereka berkata, “Ini) maksudnya, apa yang didatangkannya itu (adalah sihir) menurut suatu qiraat lafal sihrun dibaca saahirun artinya orang yang datang ini adalah penyihir (yang nyata”) yang jelas.
F. TAFSIR ASH SHAF AYAT PER AYAT
Kita dari mulai pembahasan tafsir Surat Shaff ayat 6. Karena ayat ini yang selalu menjadi rujukan kita semua. Kita bahas secara ilmiah, satu kata-perkata. Dari sudut bahasa arab juga karena al Quran menggunakan bahasa arab.
Surat Shaff ayat 6 :
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُولٍ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُۥٓ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ ﴿٦﴾
"Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata"." (Q.S.61:6)
PEMBAHASANNYA :
1. Huruf wawu (و) . Boleh wawu insti'naf atau wawu athaf. Akan tetapi yang paling kuat adalah wawu athaf karena disambungkan ke ayat 5.
وإذ قال موسى
2. Kalimat/ lafadz إذ. Di antara faedah-faedahnya dzarfiah, fujaiyah dan ta'lilyah. Sedang yang ini adalah dzarfiah/ zaman. Dan juga termasuk adatus syarat. Yang menjadi garis bawah :
• Apabila suatu ayat di mulai dengan إذ atau إذا. Maka kabar yang ada dalam ayat tersebut 99 % pasti terjadi.
• Jika di mulai dengan kalimai إن biasa 50% terjadi.
• Jika di mulai dengan لو .. kemungkinan terjadi di bawah 10%.
Jadi pada ayat itu kemungkinan terjadinya adalah 99%
3. Lafadz قال adalah bentuk fiil madli (past tense). Bahwa kabar diceritakan sudah terjadi atau kalau belum terjadi maka khabar tersebut pasti terjadi. Sehingga ketika digabung إذ قال maka menjadi kabar yang pasti terjadi dan kuat (di taukid). Dalam kebiasaan ahli hadist biasa apabila di mulai dengan fiil madli maka perawi hadist sagat yakin tentang hafalannya dalam hadist terkait.
4. Dalam lafadz قال ini walaupun ianya perkataan nabi Isa. Kabar tersebut adalah wahyu yang diceritakan kembali dalam Al Quran.
5. Kata عيسى adalah isim maqsur i'rabnya di kira-kirakan. Nama salah seorang rasul dan nabi Allah. Kedudukannya jadi fail (pelaku). Beliau juga yang diberi gelaran Al Masih
6. Kata ابن (anak). Kedudukannya jadi badal (penjelas/ keterangan) dari kata
عيسى : مرفوع
7. Kata مريم (maryam) kedudukan mudlaf ileh. Ketika dijadikan satu maka menjadi "Isa, anak laki-laki Maryam". Nama-nama dalam al Quran yang menggunakan bin adalah nama Nabi Isa dan selalu disebutkan bergandengan dengan nama ibunya.
~~~~Masalah pertama: ~~~~
Adakah MGA bin Maryam juga kalau memang dia adalah Al Masih? Sedangkan dalam al Quran selalu menyebutkan nama Isa Bin Maryam.
8. Kata يا adalah huruf munadaa (alat seru/memanggil)
9. Kata بنى إسرائيل (bani israil). Munada mudlaf dan mudlaf ileh. Kedudukan munadaa mudlaf. Nama dari keturunan Nabi Ibrahim dari jalur nabi Ishaq dan Ya'kub. Huruf nida'. Dan Nabi Isa Bin Maryam diutus hanya kepada Bani Israil. Sesuai dengan ayat :
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِۦ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ فَيُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ﴿٤﴾
"Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."
(Q.S.14:4)
Atau dalam Injil: Matius 15:24 Jawab Yesus:
“Aku diutus HANYA kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
Sehingga ketika beliau diturunkan kembali beliau termasuk umat nabi Muhammad yang bertaraf nabi dan mengikuti syariat nabi Muhammad. Dan tujuan diturunkannya sesuai dengan kalimat ini yaitu membersihkan fitnah-fitnah yang terjadi dan karena Bani Israil.
10. Kata إنى (sesungguhnya saya) adalah kalimat taukid (penguat) dan ya' mutakallim Inna dan isimnya kabar yang disampaikan.
11. Kata رسول الله adalah mudlaf dan mudlaf ileh. Kedudukan jadi khabar dari إن. Kalimat رسول (utusan) dari akar kata رسل (fiil madli rasala). Penggunaan kata رسل، dan أرسل di dalam al Quran selalu digunakan untuk utusan Allah pada suatu kaum.
إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿١﴾
"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih","
(Q.S.71:1)
:
إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَقَٰرُونَ فَقَالُوا۟ سَٰحِرٌ كَذَّابٌ ﴿٢٤﴾
"kepada Fir'aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: "(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta"."
(Q.S.40:24)
Sedangkan kalimat nabi dari akar kata نبأ kabar agung. Nabi adalah penerima dan pembawa berita agung. Dari ini kita dapat membedakan antara kalimat rasul dan nabi.
Berapa jumlah nabi dan rasul? Untuk jumlah para nabi adalah 124 ribu sedangkan jumlah para rasul adalah 313 sesusai sebuah hadist dalam riwayat imam Ahmad yang diriwayatkan Abu Umamah, bahwa Abu Dzar radhiyallahu anhu pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
يا رسول الله: كم وفاء عدة الأنبياء ؟ قال : مِائَةُ أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا ".
“Berapa jumlah persis para nabi.” Beliau menjawab: “Jumlah para nabi adalah 124.000 (seratus dua puluh empat ribu) orang, 315 diantara mereka adalah para Rosul. Banyak sekali.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)
Ada yang Allah sebutkan nama-namanya ada yang tidak :
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأْتِىَ بِـَٔايَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ فَإِذَا جَآءَ أَمْرُ ٱللَّهِ قُضِىَ بِٱلْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ ٱلْمُبْطِلُونَ ﴿٧٨﴾
"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (QS : 40:78)
Sifat-sifat nabi dan rasul adalah ma'shum terjaga/ terampuni dari dosa sehingga kalaulah ada kesalahan yang terjadi (Allah membiarkannya terjadi) untuk adalah suatu rahmat. Seperti kasus nabi terlupa bilangan shalat, teguran Allah pada nabi dalam surat Abasa dll. Nabi adalah manusia juga tapi ma'shum.:
لِّيَغْفِرَ لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَٰطًا مُّسْتَقِيمًا ﴿٢﴾
"supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,"(QS 48:2)
:
عَفَا ٱللَّهُ عَنكَ لِمَ أَذِنتَ لَهُمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَتَعْلَمَ ٱلْكَٰذِبِينَ ﴿٤٣﴾
"Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?" (QS 9:43)
:
۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٦٧﴾
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (QS 5:67)
Nabi dijamin masuk surga: Fatimah berkata,
يَا أَبَتَاهُ أَجَابَ رَبًّا دَعَاهُ يَا أَبَتَاهْ مَنْ جَنَّةُ الْفِرْدَوْسِ مَأْوَاهْ يَا أَبَتَاهْ إِلَى جِبْرِيلَ نَنْعَاهْ
“Wahai ayah, Rabb telah memenuhi doamu. Wahai ayah, surga Firdaus tempat kembalimu. Wahai ayah, kepada Jibril kami mengkhabarkan atas kewafatanmu.” (HR. Al-Bukhari)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِى الْجَنَّةِ وَأَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا
“Aku adalah manusia yang pertama kali memberi Syafa’at di dalam Surga dan aku adalah diantara Nabi-nabi yang terbanyak pengikutnya.”
Orang selain nabi dan rasul tidak ma'shum dari dosa, kesalahan ilham dll.
12. Kata إليكم. (Pada kamu semua yakni Bani Israil). Susunan جار مجرور متعلق برسول. Kalimat lebih menguatkan lagi bahwa Nabi Isa diutus ke Bani Israil. Dan kita dapat mengambil i'tibar bahwa semua nabi pasti ada kaum sendiri yang menjadi tujuan dakwah kecuali nabi Muhammad. Beliau diutus untuk semua:
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٢٨﴾
"Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." QS 34:28)
~~~~Masalah kedua : ~~~~
Ketika MGA mengaku 3 in 1 Al Mahdi dan juga Al Masih. Seperti bahasa yang selalu digunakan secara rohani. Adakah rasul-raul atau nabi-nabi ada yang pernah mengaku 3in 1?
13. kata مصدقا dari akar kata fiil madli صدّق ruba'i mazid dari mujarrad صدق dengan faedah ta'diyah wat taktsir (dari akar kata benar menjadi membenarkan dengan faedah makna banyak sekali). Kedudukan menjadi hal (menjelaskan kerja pelaku).
Setiap nabi yang diutus oleh Allah pasti membawa 3 misi :
• Misi akidah
Dengan dasar ayat:
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ ﴿٢٥﴾
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"." (QS 21:25)
• Misi tauhid
Misi tauhid ini adalah tugas semua rasul. Dan pastinya semua rasul membenarkan rasul yang sebelum bahwa tidak tuhan selain tidak punya anak dan diperanakkan:
ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا ﴿٢﴾
"yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya."(QS. 25:2)
Allah dan semua rasul membenarkan rasul yang sebelum bahwa tidak ada tuhan selain Allah tidak punya anak dan diperanakkan:
ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا ﴿٢﴾
"yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS 25:2)
Misi ke-2 dan ke-3 syariat dan akhlak.
Untuk misi yang pertama ini. Sebuah kontradiksi sudah dimunculkan oleh MGA dengan berkata:
أنت بمنزلة أولادي
"Kamu di sisiKu mempunyai kedudukan seperti anak-na Ku"
Walaupun pengikutnya tidak mengatakan anak untuk Allah. Tapi perkataan tersebut seperti sebuah pengakuan/ persetujuan bahwa Allah punya.
Maha suci Allah dari itu!!
:
تَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ ٱلْأَرْضُ وَتَخِرُّ ٱلْجِبَالُ هَدًّا ﴿٩٠﴾
"hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh,"(QS 19:90)
:
أَن دَعَوْا۟ لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا ﴿٩١﴾
"karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak." (QS 19:91)
Apakah sama dengan ayat di tadzkirah?
فاذكروا الله كذكركم أباءكم أو أشد ذكرا؟ .
Sangat jelas tidak sama..
Karena di ayat menggunakan adatutasybih. Atau MGA kita gunakan bahasa kecintaan atau keluarga itu masih boleh diterima karena nabi pun menggunakan bahasa itu (seperti keluarga seperti hadist: ا إن لله أهلين). Tapi tidak untuk kata anak..
Kita lihat ayat di atas betapa dahsyat akibat satu kata itu untuk Allah:
تَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ ٱلْأَرْضُ وَتَخِرُّ ٱلْجِبَالُ هَدًّا ﴿٩٠﴾
"hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh,"(QS 19:90)
Jadi semua utusan tugasnya sama dalam hal akidah yaitu TAUHID dalam tugas yang satu ini tidak ada perbedaan. Dan ini akan kita pakai lagi nanti untuk kalimat rasul yang akan datang.
• Misi Syariat
Misi syariat adalah syariat pada kalimat مصدقا membenarkan syariat yang sebelumnya. Seperti Pembenaran Nabi Isa atas kitab Taurat, karena Taurat turun sebelum Nabi Isa:
وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى حُرِّمَ عَلَيْكُمْ ۚ وَجِئْتُكُم بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿٥٠﴾
"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (QS 3:50)
Dan seperti pembenaran nabi Muhammad atas Taurat dan Injil:
نَزَّلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوْرَىٰةَ وَٱلْإِنجِيلَ ﴿٣﴾
"Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil," (QS 3:3)
Untuk syariat setiap nabi berbeda-beda tetapi membenarkan syariat sebelumnya dengan mengikuti secara full/ penuh. Ada yang sebagian diambil sedangkan sebagian yang lain disyariatkan hukum yang lain.
Contoh lain tentang syariat:
- Qisas wajib untuk kaum Nabi Musa, memaafkan untuk kaum Nabi Isa. Sedangkan Nabi Muhammad adalah dua-duanya ada.
- Perbedaan hukum syariat bab haid bagi seorang wanita.
- Perbedaan bab najis.
- Perbedaan bab berlipatnya pahala dan lain-lain.
~~~~Masalah ke tiga muncul: ~~~
Syariat nabi Muhammad ini sudah sangat sempurna dengan turunnya ayat :
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟ بِٱلْأَزْلَٰمِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ ٱلْيَوْمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَٱخْشَوْنِ ۚ ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣﴾
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS 5:3)
~~~~Masalah ke empat : ~~~~
Yang jadi pertanyaan Wahyu yang diturunkan pada MGA itu untuk membenarkan yang mana?
Pada ayat 3 Al Maidah sudah disebutkan bahwa Islam sudah sempurna. Oleh karena itu nabi bersabda :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الرِّسَالَةَ وَالنُّبُوَّةَ قَدِ انْقَطَعَتْ، فَلاَ رَسُوْلَ بَعْدِيْ وَلاَ نَبِيَّ (رواه الترمذي)
“Rasulullah bersabda: “Kerasulan dan kenabian telah terputus; kerana itu, tidak ada rasul maupun nabi sesudahku” (HR. Tirmidzi).
Mungkn pengikut Ahmadiyah akan berkata bahwa MGA mengikuti nabi secara full atau sebagian ikut sedangkan sebagian yang dimansukh. Maka jawabannya dengan adanya tulisan-tulisan/ kitab-kitab MGA yang diklaim sebagai wahyu adalah pengrusakan/ penodaan/ketidakseimbangan pada akidah disebabkan tulisan-tulisannya. Dan ada pengrusakan/penodaan/ ketidakseimbangan pada syariat Islam disebabkan tulisan-tulisan yang diklaimnya sebagai wahyu. Sehingga yang asalnya sempurna menjadi tidak sempurna/ kurang dan tidak seimbang. Dan kita harus membuang beberapa ayat al Quran dan tidak mengakui banyak hadist yang tidak sesuai.
• Misi Akhlak
Sesuai ayat :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ ﴿٤﴾
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS 68:4)
Dan hadist :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ .رواه البيهقى
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.
Atau seperti hadist riwayat sy Aisyah: Bahwa akhlaq nabi adalah al Quran
Contoh yang lain:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ ﴿١٥٩﴾
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."(QS 3:159)
Contoh lain dari doa nabi:
Ya Allah berikanlah hidayat pada kaumku karena sebenarnya mereka tidak tahu.
Masalah ke lima:
Ketika kita bandingkan dengan wahyu yang diterima MGA. Tidak dapat dibandingkan karena tidak masuk.
Seperti contoh:
- MGA mengkafirkan orang yang tidak percaya.
- Menyuruh laknat atas orang yang tidak percaya
- Dan yang tidak masuk akal: Ada kalimat:
كلب يموت على كلب.
Saya tidak tahu apa artinya itu ?
Awalnya saya tidak percaya krn pengikut Ahmadiyah mengatakan tidak ada. Tapi setelah saya download sendiri dari web Ahmad ia yang bahasa arab dan bahasa inggris ternyata memang ada semua. Sehingga untuk misi ke tiga ini MGA tidak masuk lagi. Dan perkata'an MGA tentang akhlak sangat banyak yang tidak masuk akal untuk seorang ulama apalagi seseorang yang dianggap suci.
Ya karena tadzkirah yang versi indonesia hanya 500 page lebih sedikit. Sedangkan yang arab ada dalam 1200 page.
14. Ke empat belas:
حَدَّثَنَا هُرَيْمُ بْنُ مِسْعَرٍ – تِرْمِذِىٌّ – حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ عَنْ لَيْثٍ عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ لاَ يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ (الم تَنْزِيلُ) وَ (تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ ). قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ رَوَاهُ غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ لَيْثِ بْنِ أَبِى سُلَيْمٍ مِثْلَ هَذَا. وَرَوَاهُ مُغِيرَةُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- نَحْوَ هَذَا. وَرَوَى زُهَيْرٌ قَالَ قُلْتُ لأَبِى الزُّبَيْرِ سَمِعْتَ مِنْ جَابِرٍ فَذَكَرَ هَذَا الْحَدِيثَ. فَقَالَ أَبُو الزُّبَيْرِ إِنَّمَا أَخْبَرَنِيهِ صَفْوَانُ أَوِ ابْنُ صَفْوَانَ وَكَأَنَّ زُهَيْرًا أَنْكَرَ أَنْ يَكُونَ هَذَا الْحَدِيثُ عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ.
Telah menceritakan kepada kami Huraim bin Mis’ar At Tirmidzi telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Iyadh dari Laits dari Abu Az Zubair dari Jabir bahwa, “Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidur hingga beliau membaca Alif laam miim tanzil (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi bi yadihil mulk (surat Al Mulk).”
Perbandingan misi antara para nabi dan MGA :
1. Misi Akidah :
Para nabi semua satu kata tentang tauhid. Sedangkan MGA ada perubahan. Silakan rujuk tadzkirah bahasa arabnya.
• Misi Syariat :
Para nabi ada yang full sama atau ada sebagian yang berubah. Sedangkan MGA walaupun pengikutnya selalu berkata tidak membawa wahyu syariat dan mengikuti nabi secara full tapi dalam kenyataan dia telah mengubah dan mengutak atik yang telah disyariatkan nabi Muhammad.
• Misi Akhlak :
Para nabi tidak membalas bahkan mendoakan kaumnya agar dapat hidayah. Sedangkan MGA tidak masuk kategori ini. Jauh api dari tungku. Jangan dibandingkan.
Apa yang saya tulis adalah fakta yang tampak serta nyata dari ucapan-ucapan atau tulisan beliau. Akan tetapi setiap orang punya pilihan sendiri tidak ada paksaan dalam agama serta keyakinan. Hidup kita hanya sekali. kita ikut Ajaran Nabi Muhammad pasti benar dan selamat dunia. Jangan bertaruh hidup yang hanya sekali ini dengan MGA dan membawa anak serta keluarga kita.
15. Kata لما adalah jar majrur
:
متعلق بمصدقا
(Pada sesuatu)
16. Kata بين adalah dzaraf منصوب بتقدير مستقر أو كائن (yg ada) mudlaf pada lafadz selanjutnya
17. Kata يدي mudlaf ileh + ya' mutakallim. تتابع الإضافة (di sisiku)
18. Kata من التورىة adalah jar majrur متعلق بمحذوف
Kedudukan penjelas. Setiap nabi/ rasul pasti membenarkan, mengakui, membantu, menguatkan kitab sebelumnya. Demikian juga Nabi Isa di sini membenarkan kitab yang turun sebelum beliau yaitu taurat. Nabi Muhammad juga menbenarkan kitab-kitab sebelum beliau. Berikut pembenaran nabi Muhammad atas taurat dan injil :
نَزَّلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوْرَىٰةَ وَٱلْإِنجِيلَ ﴿٣﴾
"Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil," (QS 3:3)
:
وَإِذْ أَخَذَ ٱللَّهُ مِيثَٰقَ ٱلنَّبِيِّۦنَ لَمَآ ءَاتَيْتُكُم مِّن كِتَٰبٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِۦ وَلَتَنصُرُنَّهُۥ ۚ قَالَ ءَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَىٰ ذَٰلِكُمْ إِصْرِى ۖ قَالُوٓا۟ أَقْرَرْنَا ۚ قَالَ فَٱشْهَدُوا۟ وَأَنَا۠ مَعَكُم مِّنَ ٱلشَّٰهِدِينَ ﴿٨١﴾
"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu"." (QS 3:81)
~~~~Masalah ke enam: ~~~~
Kenapa Nabi Isa tidak berkata : مصدقا لما بين يدي من التورىة والقرأن
Membenarkan Taurat dan Al Quran sekali karena beliau akan bertugas lagi sesudah datangnya nabi terakhir dan kitab terakhir sesudah Al Quran?
Jawabannya: Bahwa Nabi Isa tidak akan membawa ajaran Taurat atau Injil. Akan tetapi ikut ajaran Nabi Muhammad secara full dan tidak membawa kitab lagi.
Sesuai dengan hadist nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكِتَابٍ أَصَابَهُ مِنْ بَعْضِ أَهْلِ الْكُتُبِ فَقَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَضِبَ فَقَالَ أَمُتَهَوِّكُونَ فِيهَا يَا ابْنَ الْخَطَّابِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً لَا تَسْأَلُوهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوكُمْ بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوا بِهِ أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوا بِهِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي
"Umar bin Khathab (datang) kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil membawa sebuah kitab yang ia dapatkan dari sebagian Ahli Kitab. Kemudian Nabi dibacakan kitab tersebut. Nabi marah dan bersabda,”Apakah engkau merasa bingung dengan apa yang ada di dalamnya, wahai putra Khathab? Demi Dzat, yang jiwaku berada di tanganNya. Sungguh aku telah datang kepada kalian dengan membawa sesuatu yang jelas. Janganlah kalian bertanya kepada Ahli Kitab tentang satu hal, karena (mungkin, Red) mereka akan memberitahu kalian satu kebenaran, akan tetapi kalian mendustakannya. Atau mereka mengabarkan satu kebatilan, akan tetapi kalian percaya. Demi Dzat, yang jiwaku berada di tanganNya. Seandainya Musa masih hidup, maka wajib baginya untuk mengikutiku". [HR Ahmad, Ibnu Abi Ashim, hasan]
Sedangkan MGA membawa sekitar 80 buku untuk menguatkan pengakuan/ klaim kenabiannya sendiri. Aneh!!!
Tafsir ash shaff 6 ini selengkapnya di
Pembahasan Ayat 6 Ash-shaff Menyangkal Klaim Mga Sebagai Al Mahdi
Referensi:
1. “Da’watul Amir”, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, hal.204.
2. « Tafsir An Nisaa'(4):69 Arti “Apabila binasa Kisra maka tidak ada kisra sesudahnya
3. Tafsir, Tafsir, Tafsir Al-Qur'an, Tafsir Ash-Shaff(61):6
4. Kitab injil bahasa Ibrani
5. Kitab Injil Bahasa Inggris
6. Kitab Injil Bahasa Indonesia
7. Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru
8. Kitab Taurat
9. WA Grup Arradah 5
10. WA Grup Dialog Lintas Agama
11. WA Grup Kajian Ilmiah
12. http://dedenheryana.blogspot.com/2017/08/pembahasan-ayat-6-ashaff-menyangkal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar