Saat ini mirip seperti menjelang peristiwa pemberontakan G30S PKI dimana adanya saling kecurigaan diantara anak bangsa dan para antek – antek penguasa mengintimidasi parpol dan ormas lain. Hal itu disampaikan oleh Mantan Kepala Staff Umum (kasum) TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo dalam kanal resmi akun media sosialnya pada Rabu (13/9/2017) Malam.
“Situasi yang terjadi ditahun 1965 itu, sepertinya koq cenderung mirip dengan situasi sekarang ini ya. Lihat saja, mereka-mereka yang dekat penguasa merasa ‘di atas angin’. Sehingga berani melakukan provokasi dengan membuat hoax dan hatespeech” Tulis Suryo Prabowo dalam facebooknya.
Dirinya menceritakan hubungan dekat Soekarno dengan Pemerintah RRC. “Presiden Soekarno saat itu sangat dekat dengan Pemerintah RRT (China). Bahkan tim dokternya pun adalah para dokter ahli dari RRT. Sehingga PKI terimbas merasa dekat dengan Komunis.
Menurutnya, Karena dekat dengan presiden, PKI dengan ormas onderbouwnya sombong dan malang melintang memprovokasi serta mengintimidasi parpol, dan ormas lain. Bahkan Presiden bingung menetapkan keberpihakannya kepada kelompok NASionalis, Agama atau KOMunis. Sehingga mencoba menyatukan mereka dalam jargon Nasakom.
Suryo Prabowo mengatakan bahwa ABRI (sekarang ini TNI dan Polri) disusupi anasir komunis. Sehingga menjadi saling curiga dan cemburu. Lebih dari itu, terjadi rivalitas tidak sehat. Bahkan ada yang diwarnai konflik fisik (perkelahian). Rivalitas semakin ‘tidak nyaman’ karena saat itu presiden terkesan mengambil jarak dengan TNI AD dan lebih dekat pada salah satu angkatan yang menurutnya mendukung ide pembentukan angkatan kelima.
“Yang terjadi kemudian, PKI lalu menculik dan membunuhi tokoh Islam dan Prajurit TNI AD yang puncaknya adalah terjadinya tragedi G30S/PKI”
Banyak dari mereka-mereka yang dekat penguasa merasa ‘di atas angin’. Sehingga berani melakukan provokasi dengan membuat hoax dan hatespeech, karena yakin nggak bakalan ditangkap. Sebaliknya yang berani menyuarakan kebenaran malah ditangkepin.
“Dulu menjelang tahun 1965 komunis berupaya memutar-balikan kebiadaban yang mereka lakukan ditahun 1948. Sekarang ini berupaya memutar-balikan kebiadabannya yang terjadi di tahun 1965 dan tahun-tahun sebelumnya” Katanya
Dirinya juga menyatakan untuk menyikapi kebangkitan komunis (simpatisan PKI) sekarang ini. “Apa kita cukup diam dan cari aman saja, atau kita berupaya mencegah kebangkitan PKI secara elegan. Semuanya terserah emak-emak. Maaf, bila saya cuma bisa mengingatkan” Tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar