Selasa, 05 September 2017

KEKEJAMAN ALGOJO BUDHA MYANMAR

▪ Sekejam-kejamnya Rodovan Karadzic dan Slobodan Milosevic, jagal Kristen Serbia di camp Sebrenica, yang dia bantai habis hanyalah para lelaki Muslim Bosnia.

▪ Sebengis-bengisnya Ariel Sharon, jagal Yahudi Israel di camp Sabra Shatila, alat yang dia pakai adalah senjata api otomatis untuk membantai habis pengungsi Palestina.

▪Tapi lihatlah kekejaman kaum musyrik Buddha Myanmar terhadap Muslim Rohingya :
- Menyembelih wanita dan menampung darahnya diember setelah terlebih dahulu menelanjanginya.
- Membelah perut wanita hamil dan mengeluarkan 2 bayinya. Lalu mencincangnya hidup-hidup.
- Merobek kemaluan wanita hingga ke perutnya, lalu mengeluarkan isi perutnya seperti hewan sembelihan.
- Menggorok bayi bayi tak berdosa dengan leher menganga lebar.
- Membakar hidup-hidup dan memanggang bayi dan anak-anak kecil.
- Menyetrum bayi dan anak-anak kecil, memukulnya lalu menyiksanya seperti mainan.
- Mencincang wanita wanita tua renta dan merobek-robek isi perutnya hingga terburai.
- Memenggal kepala para wanita dan nenek-nenek tua renta. Lalu memamerkannya.
- Membakar para wanita, anak-anak hingga nenek tua renta dalam kondisi masih hidup.
- Memutilasi hidup-hidup bagian tubuh para wanita dan nenek nenek tua renta. Dan masih banyak lagi.

Sangat memuakkan
Semua kebiadaban itu direkam dan dipertontonkan kepada dunia, bahkan disaksikan langsung oleh wanita dan anak-anak kaum musyrik Buddha Myanmar. Seolah mereka ingin mengatakan, bahwa Muslim Rohingya adalah manusia manusia hina yang tiada harganya sehingga layak dicincang bagai binatang.

Jika dengan wanita, orang tua dan nenek renta, anak-anak balita hingga bayi tak berdosa saja mereka sebegitu tega berbuat kejam, sadis dan bengis. Maka bisa dipastikan perlakuan yang jauh lebih keji mereka pasti telah lakukan kepada para lelaki dewasa. Masihkah kita berdiam diri melihat saudaranya dianiaya, disiksa bahkan pelanggaran HAM terbesar dalam sejarah peradaban manusia. Sangat biadab.

Ya Allah ya Rabb, sungguh kebiadaban yang tak tergambarkan lagi dengan kata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar