Sangat penting untuk diketahui dan disadari!! Ini tugas besar Lemhanas, pemerintah dan bangsa kita. Nampaknya layak direnungkan.
Ada skenario yang terselubung, mengerikan mari kita simak.. Papua... RI bisa jadi dianggap penghalang. Jika tak ada aral melintang, kemerdekaan Papua akan dikondisikan terwujud paling lama 2019. Bisa lebih cepat tergantung sikon Jakarta.
Hendropriono selaku tokoh Intelijen terkemuka RI, pada prinsipnya menghendaki referendum nasional jika Papua ingin merdeka. Pernyataan Hendroprioyono yang memihak skenario Barat itu berulangkali dimuat media sebagai tanggapan terhadap solusi tuntutan Papua merdeka yang marak di dunia internasional.
Australia sebagai salah satu negara tetangga terdekat, dimana OPM punya akses terhadap pemerintahnya, sudah siap mendukung kemerdekaan Papua. Salah satu bentuk kesiapan Australia mewujudkan Papua Merdeka adalah pemberian izin kepada AS untuk menambah pasukan AS di Darwin, Australia.
Pasukan militer AS di Darwin semula hanya 2500 personil sekarang sudah belasan ribu prajurit yang didominasi US Marine sebagai persiapan Papua Merdeka. Pernyataan Menlu AS, pasukan US di Darwin akan ditingkatkan jadi 67 ribu personil pada 2019 yang akan datang. Terdiri dari USAF, US Navy dan US Marine.
Masa depan RI adalah Papua yang masih tetap dalam NKRI. Pulau Jawa yang diramalkan akan tenggelam... serta Papua yang dimerdekakan oleh Barat itulah prediksi tentang NKRI dalam 5 tahun mendatang jika rakyat RI lengah. Kemerdekaan Papua bukan kondisi final. Akan diikuti dengan kemerdekaan Aceh yang didukung Turki, RRC dan Eropa (Swedia, Norwegia, dan seterusnya).
Turki dan Swedia sudah komit mendukung kemerdekaan Aceh. Komitmen ini terkait jasa Aceh cq. Zaini Abdullah membantu konflik Swedia-Turki. Turki mendukung kemerdekaan Aceh juga terkait romantisme kejayaan negara Islam masa lalu, Turki dan Aceh, yang akan diwujudkan kembali.
RRC sudah disepakati akan mendapat konsesi sebagai kontraktor utama eksplorasi Migas di Seumelu yang cadangannya 358 miliar barel, terbesar di dunia. Kemerdekaan Papua akan diikuti oleh kemerdekaan Aceh. Rencana ini sudah disepakati Gub Aceh - PM Australia di Canberra medio 2014 lalu. NKRI bubar..!
Bubarnya NKRI dan munculnya 5-6 negara baru di eks RI sesuai dengan tujuan "Clinton Programm' 1998 lalu. Selama Partai Demokrat berkuasa, RI diobok-obok.
Negara ASEAN menerapkan standar ganda. Di satu pihak secara resmi menolak diinsintergasi RI tapi dibelakang setuju. Hal ini biasa dalam dunia diplomatik. NKRI yang besar serta kuat akan menjadi ancaman bagi negara-negara ASEAN lain. Mereka ingin RI lemah dan terpecah-belah. Namun jangan sampai terjadi gejolak kawasan.
Memecah Indonesia jadi 5-6 negara merdeka tanpa gejolak adalah PR besar RRC, AS, Eropa, Australia, Israel dan Asean. Apakah berhasil ?
Apakah konspirasi global berhasil memecah RI menjadi 5-6 negara baru yang berdaulat tanpa terjerumus dalam gejolak politik dan militer berdarah-darah? Ataukah RI akan terpecah-belah meniru nasib negara-negara Balkan dengan gejolak politik militer dan korban jatuh hampir 1 juta jiwa mati sia-sia?
Jangan sampai Balkanisasi terjadi di Indonesia. Kuncinya : sikap Presiden, TNI dan rakyat RI.
Satu-satunya pilar kekuatan RI yang masih solid adalah TNI. Pilar utama Indonesia yang lain adalah ummat Islam. Tapi Islam NKRI sudah mulai dihancurkan dan dipecah-belah, dan diharapkan Barat berantakan. Tak solid lagi. Sementara rakyat di NKRI sudah tak jelas patriotisme dan nasionalismenya. Mati bersama ideologi Pancasila akibat reformasi kebablasan dan Media Setan.
Karakter bangsa Indonesia kini berantakan amburadul. Rakyat NKRI banyak yang sesungguhnya Menuhankan Materialisme, Hedonisme dan Liberalisme.
Otak rakyat NKRI sudah dicuci habis oleh media setan dan karakter bangsa Pancasilais agamis sudah dibunuh bersama dengan pembunuhan Pancasila.
Sadarlah rakyat Indonesia Bangkitlah rakyat indonesia Ibu Pertiwi terancam dimatikan Barat. Mari kita kobarkan dan kita gaungkan "NKRI HARGA MATI" dan NKRI harus dipertahankan.
Source : WA dari Prof. Dr. SRI EDI SWASONO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar