AJAKAN GUS MUS, RENUNGAN KANG SOBARI
Janganlah mempermasalahkan Ribka Tjiptaning yang anak PKI jadi politisi PDIP karena toh kita tidak pernah mempermasalahkan bahwa Ratna Sarumpaet adalah anaknya Saladin Sarumpaet yang pemberontak PRRI/Permesta.
Kita juga tidak mempermasalahkan Prabowo Subianto, anak Soemitro Djojohadikusumo (sama-sama anggota kabinet di pemerintahan PRRI/ Permesta dengan Saladin Sarumpaet), yang mendirikan Gerindra.
Selama ini khan kita juga oke aja dengan PKS bentukan Hilmi Aminuddin yang anaknya Danu Muhammad (mantan panglima DI/TII untuk wilayah Indramayu).
Yang penting ideologi separatis ala PKI/PRRI/DI itu sudah lenyap semua dari bumi.
HASIL RENUNGAN MENKO POLHUKAM RI
Menko Polhukam dalam Siaran Pers tertanggal 24 September 2017 telah menyamakan Pengkhianatan PKI dengan Pemberontakan DI/TII dan PRRI, bahkan disamakan dengan kasus sekelas Malari.
HASIL RENUNGAN HRS
1. Pemberontakan DI/TII dan PRRI berbeda dengan Pengkhianatan PKI.
2. Pemberontakan DI/TII dan PRRI dilakukan oleh para Pejuang Kemerdekaan RI karena kecewa Rezim Orde Lama ditunggangi PKI. Sedang Pengkhianatan PKI dilakukan oleh para Pecundang PKI yang tidak pernah berjasa dalam perjuangan Kemerdekaan RI.
3. Pemberontakan DI/TII dan PRRI hanya sebuah pemberontakan para pecinta Bangsa dan Negara RI untuk "mengoreksi" Rezim Orde Lama yang dikuasai PKI. Sedang Pengkhianatan PKI merupakan sebuah pemberontakan dengan menunggangi Rezim Orde Lama untuk menjual Bangsa dan Negara RI kepada Negara Komunis Soviet dan China.
4. Pemberontakan DI/TII dan PRRI setelah ditaklukan langsung kembali ke pangkuan RI dan membaur dengan seluruh rakyat Indonesia serta tidak pernah menuntut permohonan maaf negara dan tidak lagi mengusung ideologinya. Sedang Pengkhianatan PKI setelah dua kali ditaklukan tahun 1948 dan 1965, tetap tidak mau berbaur dengan rakyat Indonesia dan tetap mengaku benar serta menuntut permohonan maaf negara dan tetap saja mengusung ideologinya.
5. Hampir semua Anak Keturunan DI/TII dan PRRI kini melupakan masa lalu dan memandang cerah ke depan sehingga jadi setia kepada Pancasila dan NKRI. Sedang kebanyakan Anak Keturunan PKI terus mengorek luka lama dan dendam masa lalu serta terus memandang suram ke belakang sehingga tetap minta bantuan Negara Komunis Rusia dan China untuk kembali khianat kepada Pancasila dan NKRI.
6. Pemberontakan DI/TII dan PRRI tidak melakukan pembantaian massal kepada warga sipil atau pun menculik dan membunuh para Jenderal atas nama kekuasaan karena mereka rakyat biasa, tapi kontak senjata seimbang dg TNI. Sedang Pengkhianatan PKI melakukan pembantaian massal kepada Ulama dan Santri serta ribuan warga sipil, bahkan menculik dan membunuh para Jenderal atas nama kekuasaan karena mereka mengontrol Penguasa Rezim Orde Lama.
7. Anak Keturunan DI/TII dan PRRI mau pun PKI tentu tidak akan dipermasalahkan selama mereka setia kepada Pancasila & NKRI serta berbairdengan semua rakyat Indonesia tanpa membuka lagi luka lama dan tidak lagi berencana melampiaskan dendam masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar