Kamis, 17 Agustus 2017

NESTAPA SEPOTONG KERUPUK

Menggema teriakan kata merdeka
Dari sudut-sudut kota
Dari sudut-sudut desa
Merah putih berkibar  dimana-mana
Sebagai penanda bangsa merdeka
Katanya

Jika merdeka itu benar
Maka ekonomi bangsa ini mestinya makmur
Mengingat bangsa ini kaya akan sumber daya alam
Namun faktanya itu adalah ilusi
Nestapa bagi rakyat
Kekayaan negeri ini justru dikuasai asing
Rakyat hanya kebagian sepotong kerupuk

Sepotong kerupuk yang diikat tali
Tangannyapun diikat
Baru boleh menikmati kerupuk dengan mulutnya
Sesekali tali itu digoyang
Hingga sepotong kerupuk itu sulit dinikmati
Inikah kata merdeka itu

Disaat para penjajah berebut kekayaan alam milik rakyat
Ribuan ton emas digerus tanpa sisa
Jutaan barel minyak bumi dihisap tiada tara
Sementara rakyat disuguhi sepotong kue kering
Diikat di pucuk pohon pinang
Basah dan licin oleh oli bekas

Rakyat telanjang dada seperti budak romusa
Berebut meraih sambil menginjak sesama
Sesekali terjatuh dan tertimpa badan yang lain
Tulang remuk, kulit lecet, roti kering tak terbagi
Karena terjatuh diatas lumpur basah 
Inikah kata merdeka itu

Nestapa sepotong kerupuk
Adalah cermin kemiskinan rakyat
Adalah cermin ketidakberdayaan rakyat
Dibawah neokolonialisme serakah
Inikah kata merdeka itu

Nestapa sepotong kerupuk
Adalah cermin
Atas ketidakberdayaan bangsa ini
Atas keterjajahan bangsa ini
Atas kesengsaraan rakyat jelata
Hanya kebagian sepotong kerupuk
Itupun hanya setahun sekali
Tak pula langsung diberikan
Tapi diikat dan dipermainkan

Nestapa sepotong kerupuk
Adalah cermin
Bangsa ini

Nestapa
Sepotong
Kerupuk

Itupun hanya setahun sekali

#PuisiDrAhmadSastra

Jangan Teriak Merdeka Malu Kita!
Itupun Kalau Kita mau Jujur!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar