Sabtu, 23 September 2017

KENA PROPAGANDA MASYUMI !!!

Di era Orde Lama, tahun 1957, Bung Karno pernah menyusun sebuah kabinet yang dinamakan "Kabinet Kaki Empat". Dinamakan demikian krna kabinet itu terdiri dri empat partai besar Pemilu 1955 yakni: PNI, NU, Masyumi, PKI.

PNI, Murba, dan PKI sepakat dgn konsep itu, tpi partai2 seperti Masyumi, NU, PSII, dan Partai Katolik menolak. Salah satu respon penolakan paling keras adalah dri kubu NU. Sebabnya adalah trauma masa lalu ketika PKI melakukan pembantaian terhadap para kiai NU di Madiun dan sekitarnya tahun 1948 silam.

Sikap keras NU membuat Bung Karno gusar. Maka diundanglah para pembesar NU seperti KH Wahab Chasbullah, KH Zainul Arifin, dan KH Idham Chalid untuk bertemu dengan Bung Karno hingga terjadilah dialog berikut ini:

Bung Karno (BK): "Kenapa (NU) menolak Kabinet Kaki Empat?"

KH Idham (KI): "Karena banyak kiai NU yg disembelih (PKI) pda waktu peristiwa Madiun, itu blm trlupakan oleh kami".

BK: "Kalau kamu brlelum bisa melupakan bgmna kita bernegara?"

KI: "Itulah, Pak. Saya ini membawa bukan hanya suara saya pribadi, tapi suara semua orang (NU)."

BK: "Tuan tuan ini keras kepala betul!"

KI: "Memang pak. Jikalau PKI ditaruh di bahu, dia akan naik kepala, itu pengalaman di negara-negara komunis."

BK: "Itu kan di negara lain."

KI: "Buktinya, pak, sewaktu di Madiun kan (PKI) sudah menimbulkan korban banyak di kalangan rakyat."

BK: "Ya itu kan lain, nanti saya yang menghadapi kalau mereka berani (memberontak) lagi."

KI: "Lebih baik PKI jangan diberi angin saja. Kami punya keyakinan suatu saat PKI akan memberontak lagi. Kalau seandainya NU tidak pantas di Kabinet, saya dengan sukarela akan mengundurkan diri."

BK: "Tidak. Ini prinsip saya. Kita harus kerja di satu meja, juga harus makan bersama di meja yang sama."

KI: "Tidak bisa pak. Saya hanya satu di antara sekian juta orang NU yang memutuskan tidak bisa bekerjasama dengan PKI."

BK: "Saudara tahu saya ini bukan PKI? Saya ini orang Islam, tapi kita ini harus mengurus dunia. Ada 6 juta suara (PKI) tidak diikutkan. Ini berbahaya."

KI: "Kami berpendapat justru kalau (PKI) diikutkan berbahaya."

BK: "Itu berarti saudara "kena propaganda Masyumi"!!
---------- selesai ---------

Jika sikap tegas yang ditunjukkan para kyai masa silam dicap BK sebagai "kena propaganda Masyumi" maka jangan heran jka sikap tegas Anda menolak infiltrasi paham merah dan liberal skarang akan dicap orang sebagai "kena paham Islam radikal"

Sumber :
Dialog disarikan dri buku "Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid Tanggung Jawab Politik NU Dalam Sejarah", editor Arief Mudatsir Mandan, yg dikutip H Abdul Mun'im DZ dalam buku "Benturan NU PKI 1948-1965"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar